Delapan

350 21 0
                                    

Petra kembali lagi ke bumi. Ya hanya ada satu alasan mengapa ia kembali ke planet ini. Bukan karena Geon melainkan Jessi Benadetha Abigail. Ya Jessi. Dia telah membuat hatinya berteriak sepanjang waktu karna pertemuan pertamanya.

Demi perut abs-nya jimin ini pertama kalinya dalam seumur hidup Petra, dia merasakan sensasi yang menggelitik dihatinya ketika melihat mata dan senyum dari gadis cantik yang bernama Jessi.

"Ngapain lo ke sini lagi? Katanya lo sibuk?" Geon berdecak kesal karna kehadiran Petra selalu di waktu yang tidak tepat.

Perta nyengir menunjukkan deretan gigi putihnya. "Gue kesini mau mastiin sesuatu"

"Sesuatu?"

"Gue akhir-akhir ini ngerasa deg-degan dan senyum-senyum sendiri kayak orang gila!"

"Ck. Lo emang udah gila dari orok. Tapi kalau deg-degan.. Apa mungkin lo sakit jantung?"

"Ah gue benci sifat goblok lo yang satu ini!"

"Gue jatuh Cinta!" lanjut Petra.

"What the hell! Lo serius?" bukanya kaget Geon malah tertawa terbahak-bahak.

"Anying lo" Petra kembali memakan keripik kentang yang berada di depanya.

Geon menghabiskan tawanya sebelum menjawab "Sorry tra. Lo kayak bocah sd aja dikit-dikit marah. So who she is lucky to get love from a petra?" Geon menaik-turunkan alisnya. Geon selalu saja begitu. Selalu menggoda Petra seperti anak kecil.

"Jessi. Selama ini gue gak percaya Cinta pandangan pertama. Tapi jessi mengalihkan duniaku untuk sekarang ini" Petra mulai senyum-senyum sendiri yang membuat Geon bergidik ngeri. "Gue mau kayak lo deh. Gue pengen tinggal dibumi" lanjutnya.

"Lo gila! Gue aja gak bisa balik! Jangan karna cewek lo jadi gila tra!"

"Gue emang gila! Gue gila karna jessi!"

"Lo pikir apa?! Dia cuma bocah ingusan kelas tiga sma"

"Bodoamat. Cinta gak mandang gituan!"

Selalu begitu. Jika berdebat dengan Petra tidak akan habis rasanya. Geon selalu dibuat kalah!

♔♔♔♔

Kemarin Elga dan Jessi menjelaskan semuanya atas kesalah pahaman antara Yorca dan Jessi. Dan disinilah Yorca. Dibandara soekarno hatta. Bak cerita AADC Yorca menyusul Karel bagai Cinta dan Rangga. Sedangkan kedua sahabatnya menunggu dibangku tunggu bandara.

Pandangan Yorca menyapu seluruh area keberangkatan Singapore. Tapi nihil. Sudah belasan kali Yorca menelpon Karel tapi tetap saja hasilnya nol. Yorca benar-benar dibuat kepayang. Dia berjongkok pasrah diantara kerumunan orang yang berlalu lalang. Dia sangat lelah. Keringat dingin meluncur dipelipisnya.

Bagaimanapun Yorca harus mengucapkan selamat tinggal pada Karel walau durasa ini sangat terlambat.

Yorca merasakan seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Reflek dia menoleh untuk memastikan siapa yang menepuk pundaknya.

"Kamu ngapain jongkok disini?" ucapnya sambil tersenyum manis kepada Yorca.

"Karel" Yorca berdiri dan menghadapnya. Ya dia Karel. Orang selama tiga Bulan terakhir membuat hatinya bergetar setiap melihatnya, orang yang mampu membuatnya tersenyum dengan hal-hal kecil. Dan orang yang sedari tadi ia cari.

"Hei" Karel melangkan tangan-nya didepan Yorca. Setelah Yorca kembali ke alam sadarnya Karel kembali menanyakan pertanyaan tadi.

"Aku nunggu kamu, aku nyari kamu rel. Aku takut-" dengan hitungan detik Karel menarik Yorca dalam dekapanya.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang