Sepuluh

322 26 0
                                    

Cahaya matahari mulai menembus jendela kamar Elga, teriakan Nara masuk kegendang telinga Elga yang mampu membuat matanya terbuka sempurna.

"Tante ini hari sabtu!"

"Libur bukan berarti kamu harus males-malesan! Kamu anak perawan masak kalah sama kambingnya pak somat tetangga tante!"

Kambing! Kambing! Kaming! Selalu gitu, masak gue samain sama kambing mulu!!!

"Iya iya ini elga bangun" Elga beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

"El tante bawa cupcake tuh, tapi yang kotak warna biru Kasih ke oppa ya"

"Hmm"

Air yang jatuh dari shower mulai membasahi setiap sudut tubuh Elga, yang memberikan rasa relax dan segar.

Sudah berapa kali dirinya memikirkan Azka? Sepertinya satu kalimat yang diucapkan Azka selalu terpikir. Apakah dirinya masih mencintai sijenius yang egois itu?

Setelah selesai melakukan ritualnya, keluar dari kamar mandi dan mengenakan dress selutut dengan motif bunga-bunga kesukaan-nya.

Setelah menyemprotkan parfum ditubuhnya, ia menyambar kotak warna biru dan menuju ke apartemen Geon.

"Hello spada! Bonjour!" Elga terus memijit bel masuk dan sesekali menggedor pintu apartemen Geon tapi tak ada respon.

"WOI BUKAIN! OPPA BUKA! PETRA! SIAPAPUN! WOㅡ"

"Berisik!"

Elga menerbitkan deretan giginya, setelah melihat siapa yang membuka pintu.

"Oppa si lama bangeㅡ"

"Gue geon bukan oppa! Mau ngapain lo?"

"Aduh gak enak banget ya ngobrol didepan pintu, kakiku juga pegel"

"Ck. Yaudah sono pulang apartemen lo kan ada dibelakang lo!" detik berikutnya Geon menutup pintu dan Elga berhasil menahanya walau tanganya terjepit dan sedikit berdarah.

"Lo ngapain si!"

"Aku mau ngasih cupcake. Ini tante gue yang bikin" Elga menyodorkan kotak berwarna biru itu.

Geon sempat melirik tangan Elga yang berdarah "hmm makasih. Lo gak masuk dulu?"

"Gak makasih"

"Tangan lo luka"

"Iya gak apa-apa ko" Geon menarik Elga kedalam apartemennya.

Geon berjalan kedalam untuk mengambil obat merah dan plaster.

"Ngapain diem disitu?"

"Aku bilang aku gak apa-apa"

"Ck lo tuh cewek macem apa sih?!" Geon berjalan menuju Elga dan menarik tangannya dan berjalan menuju ruang tengah.

Geon mendudukan Elga di sofa "Tunggu bentar"

"Hmm"

Tak lama Geon kembali dengan membawa kotak p3k ditangan kananya. Dia mengeluarkan obat merah dan meneteskanya dikapas.

Geon meraih tangan Elga dan mulai mengobati tangan gadis itu. Elga menggigit bibirnya karena menahan rasa perih. Entah Elga harus melakukan apa saat ini? Hatinya terus berteriak. Bahkan kalau boleh diizinkan Elga ingin memeluk Geon saat ini juga.

"Lo bukan limbad, gak usah sok sok nahan pintu" Geon masih saja bersikap dingin.

"Aku mau kok jadi limbad selama kita bisa kaya gini" Geon diam dan melirik Elga sebentar sebelum membalas perkataanya.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang