Mulmed Sam Vilton Wibisono
Pintu busway terbuka dan tampak lah seorang lelaki berambut gondrong dan memiliki banyak tato masuk kedalam bus. Lelaki itu diawasi oleh mata biru yang sedang berdiri di samping pintu. Lelaki gondrong itu berjalan kearah tempat duduk siwanita yang sedang tertidur tenang. Dengan sigap simata biru itu duduk di samping wanita itu. Lelaki gondrong itu akhirnya mencari tempat duduk yang lain.
Bukan sifat dari lelaki ini untuk melindungi seseorang yang belum dikenalnya. Mungkin aku sudah gila mau menolong wanita mukut pedas ini, ucapnya dalam hati. Mata wanita itu mulai terbuka sedikit demi sedikit dan mulai sadar dari mimpinya.
"Ini udah dimana sih?" tanya Arteri pada dirinya sendiri sambil melihat kearah luar.
"Udah bangun adek manis?" tanya lelaki yang disampingnya.
Arteri terkejut dan langsung menoleh kesampingnya. Lagi-lagi mata mereka berdua bertatap-tatapan. Mata biru itu beradu dengan mata coklat milik Arteri.
"Awas adek manis nanti diabetes loh liatin wajah abang yang terlalu ganteng ini" ujarnya pada Arteri yang masih terbengong.
Tersadar dari lamunannya, Arteri langsung menolehkan kepalanya menghindar dari tatapan lelaki bermata biru itu. Pipi Arteri memerah membuktikan bahwa dia malu ketahuan mengagumi mata biru itu.
Halte yang dituju Arteri akhirnya sampai, dan dia langsung berlari ke pintu keluar busway itu tanpa memandang lelaki itu lagi.
"Hati-hati ya adek manis" teriak lelaki itu.
Arteri tetap melangkah berpura-pura tidak mendengar suara lelaki itu.
Ketika lelaki itu hendak beranjak dari tempat duduknya, dia merasa ada sesuatu yang dipijaknya. Ternyata sebuah buku sketsa dan terlihat nama pemilik buku tersebut.
Banyak sekali gambar animenya, lumayanlah gambarnya. Ucap lelaki itu dalam hati setelah selesai melihat isi buku itu.
"J.A? Jadi perempuan itu namanya J.A" ucap lelaki itu
***
Setelah membersihkan diri, Arteri berniat ingin melanjutkan gambar yang belum selesai dikerjakannya dikampus tadi. Arteri mencari buku anime didalam tasnya tetapi dia tidak menemukan buku animenya itu.
"Kemana buku anime ku??" ucap Arteri sambil mengeluarkan semua isi tasnya.
"Kenapa sih dek?" tanya kak Vena.
"Buku anime ku kak " jawabnya sambil mencari-cari.
"Kenapa dengan buku anime mu?" kak Vena kembali bertanya.
"Hilang kak" sambil mencari-cari buku animenya diantara buku-buku yang berserak diatas meja belajarnya.
"Lha? Kok bisa hilang? Biasanya kamu simpan dimana dek?" Kak Vena beranjak dari kasur dan ikut mencari buku anime kesayangan adiknya itu.
"Ditas kak, tadi di kampus masih ada kok" ucapnya sedih dan berhenti mencari sambil mengingat-ingat kejadian seharian ini.
"Udah jangan sedih dek, coba pelan-pelan ingatnya. Atau coba kamu tanya Citra, kan tadi kamu juga ada dirumahnya" kata kak Vena menenangkan adiknya.
Hmm, gimana mau nanya sama Citra kak, kan aku bohong sama kakak dan ibu. Aku adanya diCafe Fabriel bukan dirumah Citra
"Iya deh kak besok aku tanya sama dia" ucapnya sedih lalu mengambil ancang-ancang untuk naik ketempat tidur. Arteri lalu memonopoli semua tempat tidur dan seakan-akan tidak mau berbagi dengan siapapun saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan CINDERELLA (Slow Update)
Storie d'amoreKisah tentang dua orang yang memiliki kisah masa lalu yang saling berkaitan. Dan katanya untuk mendapatkan jodoh tidak sama dengan cerita-cerita dongeng yang sering dibacakan oleh ibu kita dulu.