02 : Tak terduga

303 10 0
                                    

"pepatah pernah bilang; Jika tak kenal maka tak sayang."

-Untuk

Asyila Nanta Arafah

***

"Weh lo pada kenal yang namanya Asyila?" sambil meminum jus jeruknya Arvin menanyakan cewek yang tadi pagi dikenalnya kepada dua sohibnya.

Yup! Mereka bertiga dikantin karna sedang jam bel istirahat.
Yaudah. lebih baik kita kenalan sama 3 cokernya SMA Bhakti Utama, 11 IPA 3 dulu.

Pertama. Arvin Revano Pradipta, Cassanovanya Bhakti Utama yang sering bolos pelajaran bareng dua karibnya. Sering bikin onar. Tapi Arvin itu pinter. Apalagi pelajaran yang berhubungan dengan hitung. Guru aja sampe melongo dibuatnya. Terakhir, dia yang paling banyak fansnya disekolah.

Kedua. Gerio Bramudya, kelakuan dia juga sama kaya Arvin. Cuma, dia itu selalu stay cool yah walaupun masih tetap gantengan Arvin. Dia juga pinter, tapi dalam pelajaran lisan. Kalo fans, masih tetap banyakan Arvin.

Yang terakhir. Randy Yudista, kelakuanya sama juga kaya mereka berdua. Dia paling kocak diantara mereka berdua. Kalo soal pinter, sebenernya dia bisa aja pinter. cuma ya itu, dia males. jadinya sering nyontek sama kedua sohibnya. Fans disekolahnya nggak beda jauh sama Geri.

"cowok apa cewek?" pertanyaan yang tidak masuk akal dari Randy

"eh kutu. Iya kali Asyila nama cowok" Arvin sambil menoyor kepala Randy yang dijawab ringisan olehnya.

"argh sakit kebo. Ya.. kali aja ada gitu"

"kayaknya gua tau vin. Asyila kelas 11 IPA 1 bukan?" tebak Geri.

"iya ben- nah itu orangnya" ucapan arvin terpotong dan langsung menunjuk perempuan yang dikenalnya tengah memasuki kantin bersama ketiga temanya sambil tertawa ria.

"yang mana?" tanya Randy dan geri bersamaan.

"itu yang dikuncir kuda sendiri" randy dan Geri hanya ber'oh'ria sebagai responya.

"cantik" celetuk Arvin tiba-tiba

"apa vin? Gua kenal sila kok. Waktu kelas sepuluh pernah eskul bareng"

"gapapa. Trus sekarang lo masih seeskul bareng dia?"

"kan gua ikut basket. Jadi eskul voli udah gua tinggal"

"kayaknya ada apa-apanya nih si Arvin" Randy seraya menatap menyelidik ke arah Arvin

"Apa dah ran. Kutu emang lo." Arvin langsung menyahut.

***

"Sekian pelajaran kita hari ini. Ada yang mau bertanya? Kalau tidak ada kalian boleh pulang." ucap guru bahasa Indonesia

"Ra lo tau Arvin?" sambil membereskan bukunya perempuan itu bertanya pada tiara.

"Arvin?! Masa iya gua nggak tau" tiara dengan semangatnya menjawab

"Apa sil? Arvin?!" celetuk Naya.

"masa sih sil lo gak tau Arvin?" itu Reta.

"tadi pagi pas gue dihukum. gue ketemu dia dikantin. Dan dia kenalin dirinya sama gue sambil bingung gitu. Trus gue disangka anak baru padahal gue aja gak pernah liat orang kaya dia disekolah ini. Kok lo pada kaya udah tau gitu?" jelas aku panjang lebar.

"seriusan dia kenalan sama lo?? Gue iri sumpah." Tanya Naya histeris

"iya. Kenapa sih emang?"

"pasti bingung lah. Lo kudet banget sumpah. Sil, dia itu most wantednya Bhakti Utama" Tiara menegaskan.

"tau nih kudet lo. Bukan dia aja sih, ada lagi dua temenya. Jadi mereka itu tiga sekawan" Reta menyambungkan.

"oh gitu.. Yaudah pulang yuk."

"HAH?! Gitu doang?!" ucap tiara,naya,reta berbarengan dengan wajah yang sulit diartikan

"ya terus?" aku yang masih bingung dengan maksud mereka hanya mengerutkan keningku.

"lo nggak tertarik gitu?" Tanya Naya

"biasa aja. Yaudah mending pulang. pada mau nginep disini emang?"

"yaudah cus lah.. Nggak usah dipaksa. itu emang pendapat sila. Nay" Tiara menengahi

"iya iya yaudah pulang"

Hanya mereka berempat yang baru keluar dari kelas yang sudah sepi itu.
Sambil jalan beriringan menuju depan gerbang sekolah. Satu persatu temannya meninggalkan Asyila karna jemputannya tiba duluan.

"sil, gue duluan ya. Mau bareng gak?" itu Reta

"nggak usah. Gue dijemput kok"

"oke bye" Mobil yang menjemput Reta sudah melaju meninggalkan perempuan yang bernama Asyila sendirian.

Asyila

Perempuan itu berkutik dengan ponselnya untuk menghubungi orang yang akan menjemputnya.

"mah, mama jemput aku kan?"

"maaf sayang, mama masih dikantor. Kamu pulang sendiri ya.."

"mah tap-" belum sempat Asyila berbicara sambunganya sudah diputus oleh mamanya

Deg

Dilihatnya jam tangan dipergelangan tanganya yang menunjukkan pukul 6 sore. Dan hari mulai gelap. jika dia naik angkutan umum itu mustahil karna jarang angkutan umum lewat daerah sekolahnya jam segini.

"belom pulang?" suara yang diyakini sama seperti cowok dikantin pagi itu mengintrupsinya

"elo? Ngapain disini?" ternyata benar dia cowok pagi tadi. Arvin.

"mau pulang. Bareng gak?"

"emm.. Gue nungguin angkot aja"walaupun ragu.

"udah tau jam segini jarang ada angkot masih aja ditungguin. Kalo gitu gua duluan" baru saja Arvin akan menstater motornya perempuan itu kembali mengintrupsi

"eh.. Gue bareng deh" ok.untuk hari ini dia harus menurunkan egonya.

"gua punya nama"

"emm.. Iya, Arvin gue bareng lo"

Sambil mengulum senyum yang tercetak jelas dibibir cowok itu dia kembali berucap. "yaudah naik"

Setelah mendapat izin perempuan itu naik keatas motor ninja biru Arvin dan melaju di hari yang sudah hampir gelap ini. Dia merapalkan dibenaknya 'semoga kejadian seperti ini hanya terjadi hari ini saja'.

0•0•0

Gimana? Seru gak? Hehe XD
Pasti nggak lah.😁
See you di chapter selanjutnya..


Why You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang