Part 4

5.1K 262 0
                                    

"Maaf Rio, Gue kira Lu lagi tak berpuasa sunnah, maaf." Ify terus memandang Rio.

"No problem," Rio menjawab kemudian melanjutkan membaca bukunya. Sungguh menyebalkan.

"Emmm.. Riooo." Ify memanggil Rio lagi.  Sedangkan teman sebangku Rio pergi ke kamar mandi.

"Eh ya kenapa? " Rio mengalihkan pandangannya ke Ify.  Ify pun tak menyiakan kesempatan seperti ini Ify malah duduk disamping Rio hingga cowok tersebut berdiri dari duduk nya.

"Kok malah berdiri sih?" Ify pun berdiri lagi namun wajahnya menampakan kekesalan Yang teramat.

"Afwan. Bisa keluar dari sini?" Rio meminta dengan gayanya Yang cuek.

"Oke,  tapi pulang sekolah Gue bareng Lu ya. " Ify memberanikan diri meminta seperti itu.

"Maaf pulang sekolah nanti Ada latihan marawis. " Rio kembali duduk Dan mulai membuka bukunya kembali  menghiraukan Ify Yang sedari tadi menatapnya dengan kesal.

"Oke,  dengan Lu kaya begini  membuat  Gue semakin ingin kita dekat Dan Gue gak bakal menyerah untuk dapetin Lu. Babay Rio." Ify meninggalkan Rio Yang merasa risih dengan sikap Ify Yang begitu frontal terhadapnya.

"Astagfirullah,  mungkin ini baru permulaan Yang dia lakukan.  Lindungi hambamu ini ya Allah. " Rio terus beristigfar berharap apa Yang dilakukan Ify tidak berlebihan lagi.

Sedangkan dikelas, Kedua temannya tersebut telah menanti Ify. 

"Gimana?Lancar?" Milka bertanya dengan semangat.

"Dia seperti biasa, cuek, dingin dan tak pernah terlihat tertarik sedikit pun. "

"Astagfirullah Fy,  buat apa kamu mengejar Ikhwan itu? sedang kan dia?  Mengacuhkanmu.  Lebih baik kamu mencari Yang lebih menghargaimu. " Via mulai menasehati Ify ala muslimah.

"Gue gak bisa Vi,  sudah cinta mati sama dia." Ify menatap via.

"Cinta mati? Lebih baik kamu perbaiki dirimu dahulu daripada menghabiskan waktu untuk dia. " Ify melengos.

"Sudah lah Vi.  Lu orang baru jadi Gue tau apa Yang terbaik buat Gue." Via hanya mengangguk mendengar penjelasan Ify Yang terdengar kesal.

"Dia mah emang begitu Vi,  jangan di masukan hati ya. " Milka meminta maaf kepada gadis itu.

"Iya santai saja." Via tersenyum.

"Pokoknya Gue bakalan terus deketin Rio sampai dia menyerah." Ify tersenyum sambil mengepalkan tangan nya.

"Ia Gue dukung Lu kok. " Milka menepuk-nepuk bahu Ify.

Keesokan harinya di sekolah saat Bel istirahat.

Ify terduduk di tangga sambil memainkan jari tangannya karena niatnya menunggu Rio turun kebawah karena pasti lewat tangga.

Sekitar 7 menit menunggu.  Akhirnya Yang di tunggu  datang juga.

Rio melewati Ify Yang terduduk dengan gaya coolnya .

"Rio." Ify menahan lengan Rio agar tidak meninggalkan nya.

Rio pun langsung menyentakan tangannya dan ekspresnya sulit untuk dibaca.  Mungkin lagi istigfar Rionya.

"Maaf Yo,  tapi Kali ini saja Gue mohon. Gue mau kita ngobrol empat mata, Yo. " Ify mengeluarkan jurus andalannya yaitu merengek dengan wajahnya yang memelas namun seperti nya hal itu tidak berlaku kepada Rio.

"Afwan ." Setelah mengatakan itu Rio beranjak lagi dari hadapan Ify namun Ify pun menarik lagi tangannya Dan menatap Rio dalam.

"Yo gue mohon,  Gue suka sama Lu sejak kita masih Smp Dan bahkan sampai sekarang tidak ada Yang bisa menggantikan rasa sayang Gue ke Lu." Ify mulai mengeluarkan Kata Kata. Dan sekali lagi Rio menyentakan tangannya Dan ekspresinya Kali ini sangat kentara sekali bahwa Rio tidak suka lengannya di sentuh.

"Jangan sentuh, Oke" Rio mengalihkan pandangan nya dari Ify.

"What?  Lu mau mengobrol sama Gue? Thankyouuu Rio." Ify loncat- loncat di hadapan Rio.

"Maaf, anti salah pengertian."

"Tapi Yoo sekaliii saja sehabis itu Gue janji tidak akan mengganggu Lu lagi." Ify pun benar-benar memohon kepada Rio.

"Saya tidak ingin berkhalwat dan menimbulkan prasangka buruk dari orang Yang melihat." Rio masih menundukan kepala nya.

"Kalau begitu kapan bisa  mengobrol?" Ify pun  luluh.

"Emm, Yang terpenting banyak orang."

"Oke bagaimana kalau di bangku dekat perpustakan disana kan ramai." Ify memberi usul Rio pun hanya menganggukan kepalanya saja.

"Sampai ketemu esok, Rio. " Ify berteriak. Rio Yang sudah berjalan jangankan menjawab, menoleh saja tidak.

Ify memasuki kembali kelasnya dengan hati Yang bersinar senang,  bagaimana tidak?  Baru pertama Kali Rio setuju dengan permintaan nya untuk mengobrol.  Walau Ify harus rela tidak akan menganggu pria itu lagi Yang terpenting ia bisa mengungkapkan rasa nya pada Rio.

"Ceria amat, Neng." Milka ikut tersenyum melihat sahabatnya girang.

"Besok Gue bakalan mengobrol dengan Rio aaaaaa Gue seneng. " Milka menganga tak percaya.

"What? Serious?"milka bertanya, Ify mengangguk antusias.

"What,  Lu besok mau ketemu sama Rio dengan persetujuan dia?  Seriusan? Muhammad Rio kan?  Ketua rohis itu kan?  Yang cuek itu kan?  Yang dari dulu nyuekin lu kan?  Yang tak pernah respon lu kan? dan Sekarang dia mau Lu ajak ketemu?  Demi APA?" Milka tiada Henti nya berbicara sampai Via ikut tercengang melihat gadis itu berbicara bak kereta yang melaju.

"Jawaban nya Demi Rio calon Suami ku. " Ify menjulurkan lidah nya ke Milka.

"Sialan Lu Fy. Tapi lu seriuskan?" Milka terus saja bertanya.

"Vi jawab tuh si Milka,  Gue cape jawab nya. Dia Ada masalah ditelinga nya mungkin." Ify berbicara pada Via dan detik itu pula Milka menoyor kepala nya Ify.

Keesokan harinya, Ify berada di hadapan cermin.  Ify melihat wajah nya lalu memoleskan bedak tipis dan sedikit polesan lip ice natural di bibir mungil nya.

"Cantik yeah." Ify pun mulai beranjak dari meja rias hendak berangkat sekolah.

Lain hal nya dengan Rio,  malah ia sangat merasa gelisah karena Akan bertemu dengan gadis frontal itu.

"Kenapa di iyain sih kemarin,  bodoh. " Rio mengucapkan dengan nada khawatir.

"Ya Allah lindungi hamba.  Jangan biarkan hamba terombang-ambing dalam kesesatan " Rio beristigfar.

Ify memasuki kelas nya namun terlihat tidak ada Milka di sana.
Hanya Ada teman baru nya Via.

"Vi,  Milka kemana?" Ify menunjuk bangku sebelah nya yang belum terisi tas biasa nya Milka akan datang pagi kesekolah.

"Milka sakit Fy."

"Kok dia gak kabarin Gue sih?"

"Katanya dia gak mau kabarin Lu takut Lu khawatir. Kan hari ini Lu bahagia mau ketemu sama Rio. " jelas Via.

"Buat apa?  Toh akhirnya Gue tau juga dia sakit.  Dasar bocah pea. " Ify kesal.  Via hanya mengangkat bahu nya.

"Emm Fy. " Via menepuk pundak Ify.

Ify pun menghadap ke Via.

"Gue mau jujur sama Lu. " Via menjelaskan.

"Kaya sama siapa saja sih lu?  Kaku banget. " ify tertawa sekilas.

"Gue tertarik sama Rio. " Via menggaruk pipi nya yang tidak gatal sama sekali.

" What?Muhammad Rio?. " Tanya Ify memastikan.

Via menganggukan kepalanya dan menggigit bibir nya pelan.

"Kenapa Lu baru bilang Sekarang?  Kenapa gak dari awal sih Via? " Ify menyentuh kepala nya yang agak pusing.

"Gue takut Lu marah,  tapi Gue sadar sekarang saat nya. "  Ucap Via berhati- hati.

Ini adalah sebuah pengakuan mengejutkan bagi Ify sebab selama ini Via lah orang yang selalu melarang untuk mengejar pria tapi ternyata ia suka.. Ckckckc.  Kasih jempol.

***

HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang