Part 28

4.1K 149 0
                                    

Pagi ini Rio tengah bersiap untuk pergi ke Bandung. Ya Rio akan mulai bekerja lagi dan meninggalkan sang Istri.

"Mas, perlengkapan kamu sudah siap semuakan?" Tanya Ify, Rio menoleh padanya.

"Sudah Sayang," Rio mendekat kearah Ify, Entah apa yang akan dilakukan pria itu.

"Kamu tak mengapakan? Aku tinggal lagi. Sebenarnya aku cukup berat tidak bisa melihat wajah imutmu lagi. Tapi tenang saja aku akan segera kembali." Rio melihat jelas rona di wajah sang Istri, senyum manis Ify membuat Rio tidak bisa jauh darinya.

"Tenang saja Mas, aku akan selalu menunggu kamu. Kamu pokus saja disana, aku mengerti." Dengan bijaknya Ify menjawab tidak ada ekspresi sedih dalam wajah cantik Ify.

Rio mencubit pipi Ify, membuat Ify menyentuh pipinya. "Sakit Mas." Rengek Ify, Rio malah terkekeh lalu mengacak-acak rambut sang Istri dengan lembut.

"Mas berantakan rambutnya,"  Ify membenarkan Rambutnya,  "Walau rambut kamu berantakan kamu tetap cantik kok dimata aku." Rio jujur, Istrinya ini memang terlihat selalu cantik walau rambutnya terlihat berantakan sekalipun.

Ify mengerucutkan bibirnya, "Mas gombal." Ujar Ify sambil tertunduk malu, "Aku tidak gombal sayang." Balas Rio sambil menggulung kemejanya sampai ke siku.

"Mas cepat berangkat biar cepat sampai di sana," Ucap Ify sambil mengenakan kembali hijab dan cadarnya.

"Emmm." Rio ikut membenarkan letak hijab yang sedikit miring.

Setelah itu Ify mengantar Rio ke hadapan Rumahnya, Umi pun sudah berdiri di sana sedang Abi? Ah pria itu pastinya sudah sampai kantor.

Kediaman Milka,

Gadis itu sangat kesal kepada sepupunya, Dion. Milka tidak keluar kamar padahal Ibunya sedari tadi meminta Milka untuk menemani Dion agar tidak jenuh.

"Males banget Gue, nemenin sepupu gak tau diri kek gitu." Sungguh Milka kesal kepada Dion karena Dion selalu menganggap Milka adalah anak kecil padahalkan Milka ini adalah kakak sepupu yang seharusnya dihormati.

"Gaya-gayaan jadi Dokter, sopan santun gak ada! Yang ada pasien gak bakal betah." Masih saja Milka membicarakan adik sepupunya yang menurutnya menyebalkan itu.

Tiba-tiba handphonenya bergetar tanda menerima pesan Whatsapp dari seseorang.

"Beuh si curut." Hanya melihatnya tanpa ingin membalas, ia cukup kesal dengan peristiwa tadi. Dan malas merespon siapapun.

Hapenya bergetar lagi, kali ini bukan pesan melainkan sebuah panggilan.

".....?"

"Orang mah salam dulu"

"......"

"Waalaikumsalam, nah gitu dong. Ada apa hah?datang maen marah-marah."

" ......"

"Sorry, Gue lagi bete! Kenapa sih kagak ke Ify aja."

"...."

"Oalah, iya Gue ngerti, yaudah cepet cerita ada apa Vi?" Ternyata yang menelpon Milka adalah Via sahabatnya.

"......"

"Terus?"

"......."

"Dia itu mau ketemuan sama Lu Vi? terus apa hubungannya sama, Gue."

"......"

"Yaudah lah, selamat bersenang- senang Viaku sayang."

"......"

HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang