Part 5

4.9K 275 1
                                    

Jam istirahat pun tiba dengan semangat empat Lima Ify berjalan menuju tempat yang sudah di janjikan nya dengan Rio. 

"Gak sabar pingin ngobrol sama Rio.  Semoga setelah ini Gue sama Rio semakin dekat Amin. " Batin Ify

Ify pun sampai,  dan gadis itu terlonjak senang saat Rio sudah berada di sana.

"Assalamualaikum, Rio maaf nunggu lama. " Ify tersenyum melihat Rio.

"Wa'alaikumsalam gapapa.  To the point aja, Cepet ya." Rio meminta Ify untuk langsung berbicara karena Rio terlihat tidak nyaman setelah kedatangan Ify.

"Buru-buru  amat sih Yo? Baru juga Gue duduk. " Ify mendengus kesal menatap Rio.

"Yo, Gue suka sama Lo.
Gue sayang sama Lo.
Bahkan,  Gue cinta sama Lo.
Itu semua Gue rasa sedari kita Smp Yo hingga Sekarang perasaan itu masih Ada. Apa lo tega?" Ify memulai aksi nya untuk meluluhkan Rio.

"Afwan sebelum nya,  Saya tidak pernah memaksa anti untuk suka sama Saya. Bila hari ini anti tidak lagi menyukai Saya. Saya ikhlas dan rhido." Rio menundukan pandangan nya.

"Gue tau,  tapi apa gak ada sedikit pun rasa buat pacarin Gue?"

"Afwan. " Rio menggelengkan kepala nya.

"Apa yang membuat Lu gak suka sih sama Gue ? Gue cantik gak jelek tapi Lu gak pernah melirik Gue. " Ify mulai merasa dada nya terasa sesak mata nya memanas.

Air mata nya tanpa ia sadari mengalir Tanpa Henti.

"Semua wanita itu cantik, tapi cantik tidak menjamin seseorang untuk menyukai. " Rio berbicara membuat Ify merasa terenyuh.

"Saya tidak memacari anti bukan berarti Saya tidak menyukai anti."

perkataan itu entah mengapa membuat Ify yang tadi nya menunduk karena menangis kini menatap Rio secara intens menunggu apa lagi yang akan dikatakan pria ini.

"Maksud Rio apa." Ify masih menatap Rio.

"Saya menyukai anti, tapi Saya ingin menjaga perasaan ini hingga nanti saat nya tiba." Rio menjelaskan secara cool membuatnya terlihat sexy.

"Beneran Lu suka sama Gue?  Beneran." Ify tersenyum bahagia tak sia-sia selama ini.

"Iya."

"Yasudah kalau begitu saya ingin ke kelas, Wassalamualaikum."

"Rio tunggu. " Rio membalikan tubuh nya kembali.

"Gue suka sama Lu,  Lu ternyata juga suka sama Gue.  Terus apa hubungan kita Sekarang." Ify memainkan jemari tangan nya berharap Rio menjadikan nya pacar.

"Hubungan saat ini sedang dalam penantian."

"What? Jangan gantung Gue kaya begini Yo." Ify memelas kepada Rio.

"Saya hanya mengucapkan apa yang semesti nya saya ucapkan. " Rio terlihat tak nyaman.

"Kata nya Lu suka sama Gue tapi nyatanya Lu kayak gini." Ify terlihat menuntut.

"Seperti nya apa yang telah diucapkan sedari tadi tidak diindah kan." Rio mendengus sabar.

"Saya akan menjelaskan nya sekali lagi.  Kali ini anti harus mendengar nya baik-baik." Ify menganggukan kepala nya. Lucunya gadis ini.

"Saya memang suka sama anti,  tapi saya tidak ingin memacari."

"Saat ini saya dan anti perlu memperbaiki diri untuk masa depan kelak.  Anti berhijab lah karena itu salah satu ciri muslimah sejati." Rio terus berbicara.

"Tapi Yo,  kapan?  Sampai kapan gue nunggu Lu?" Ify prustasi dengan kejadian ini.

"Nanti saat yang tepat,  Sekarang saling perbaiki diri saja dulu.  Dan anti jangan menemui saya sebelum saat itu tiba." Rio memberikan senyum indahnya untuk pertama Kali Ify lihat.

"Hah? Kalo saat yang ditunggu tidak hadir bagaimana Yo?  Sedangkan Gue sangat rindu pasti sama Lu."

"Berarti kita tidak jodoh."  Ify membelakakan matanya mendengar jawaban singkat dan simple dari Rio.

"Oke kalau kita jodoh apa yang akan Lu lakuin Yo." Ify bertanya terus.

"Jawaban nya simple.  Saya Akan menghalal kan anti. " Rio kembali menundukan pandangan nya.

"Jika anti memang serius, pakai lah hijab.  Itu adalah awal anti untuk memberbaiki diri." Rio menasehati.

"Tapi wajah Gue bulet Yo kalo pakai hijab." Ify membayangkan jika dirinya memakai hijab

"Itu semua terserah anti."

"Oke-oke Gue Akan coba berhijab,  tapi inget Gue berhijab karena Lu jadi kalau kita nanti gak berjodoh Gue akan lepas hijab Gue. "

Rio mengucap istigfar beberapa Kali.  Ify tidak mengerti mengapa Rio melakukan itu.

"Oke perjelas sekali lagi dong Yo." bisa- bisa nya Ify meminta penjelasan lagi kepada Rio. Lelaki itu menghela napas nya.

"Saya dan anti harus memperbaiki diri dahulu,  anti memperbaiki diri anti sebagai muslimah dan begitu pun saya sebagai calon imam nanti.  Mulai esok anti tidak boleh menemui Saya untuk hal yang tidak menyangkut sekolah. Setelah lulus Sekolah nanti bila anti dan saya di pertemukan kembali saya Akan melamar anti namun bila tidak berarti Saya dan anti tidak berjodoh. " Rio menjelaskan sejelas-jelas nya berharap Ify mengerti.

"Oke deal?" Ify menyodorkan jari kelingking nya kepada Rio.  Namun lelaki itu hanya terdiam saja.

Ify pun menurunkan kembali lengan nya dengan kecewa.

"Allah mendengar apa yang telah di ucapkan,  tidak usah memakai jari." ucap Rio dengan tegas.

"Oke deh." Raut kecewa jelas nampak namun mau bagaimana lagi? Setelah itu mereka berdua pun pergi ke kelas masing-masing.

Rio tersenyum lega sebab Ify mengerti  dengan apa yang di katakan nya.  Semoga gadis itu bisa memenuhi janji tersebut.

Semenjak hari itu,  Ify tidak pernah memasuki kelas Rio lagi,  tidak pernah mencari pria itu lagi,  yang ia lakukan memperbaiki diri nya.

Ify, milka dan via seperti biasa sedang bersama sekedar untuk berbincang bincang.

"Lu sekarang banyak berubah Fy. "

Milka memperhatikan Ify dari atas hingga bawah.

"Kita senang lihat nya ye gak Mil?" Via berbicara dan diangguki oleh Milka

"Gue kaya gini karena Gue serius sama Rio,  Gue pingin berubah jadi lebih baik lagi biar Rio bangga." Ucapan ify membuat kedua sahabat nya menatap tak percaya.

"Wah gak Lillahi ta'ala." Ucap kedua nya bersamaan.

"Tenang kalo gue udah jadi Istri Rio gue bakal Lillahi ta'ala kok." kedua sahabat nya hanya mengangguk saja mendengar nya.

Sedangkan di kelas Rio.
"Yo fans Lu udah beberapa hari ini gak dateng." Teman sebangku Rio bertanya membuat Rio menoleh ke arah nya.

"Lah bagus dong." Rio kembali fokus kepada buku di genggaman nya.

"Tapi Yo kira-kira kenapa ya tuh anak gak nyamperin Lu lagi.  Apa dia cape ya sama sikap Lu yang terlalu dingin dan cuek banget sama dia." Teman Rio ini terus saja berkomentar membuat Rio jenuh.

"Udah jangan bahas dia. Orang dateng dibilang gak cape apa ngejar Rio?  Kalo gak dateng apa dia cape kali ya?  Mau Lu apa sih?" Rio pun mengeluarkan kata-kata yang lumayan banyak.  Tak biasa nya Rio seperti ini apa karena Rio sedang kesal?  Entah Lah hanya pria itu saja yang tahu.

***

Aku tidak memiliki janji yang terasa indah, selain janji ku dengan mu. Kamu membuat aku selalu mengagumimu

HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang