#3 What a house

39 10 4
                                    


"Kau tidak mau masuk ?" Ujar si freak boi masuk dengan si wanita asing yang memberi sinyal untuk masuk kepadaku dan meninggalkanku dan koperku di luar. Aku langsung membuat wajahku semula dan kembali sinis.

"Siapa yang membuat model rumah seperti ini... I think that people is crazy as hell." Ujarku dan masuk sambil menarik koperku dan pintu itu tertutup sendiri, rumah ini sepertinya ada somethingnya or itu pintu otomatis ?... aku langsung masuk melihat rumah yang dalam dan luarnya yang sangat jauh berbeda. Rumah ini sangat modern dan besar.

Freak boy itu duduk di sofa dan membuka handphonenya... aku duduk di sofa dan membiarkan koperku berdiri sendiri. Aku tidak sabar melihat kamarku... and fuck off they not tellingme where is my room.

"Hey u freak boy, apa gue gk punya private room di rumah ini ?" Ujarku sinis.

"Kamarmu di atas." Ujarnya tanpa melihatku dan sambil memainkan handphone. Aku melihat tangga yang tinggi dan What the hell apa ini semua balasan dari apa yang pernah aku lakukan, gk kaya gini juga kali...

"Wtf. R u kiddin' me ? Lo mau gua bawa bawa koper berat ini naik tangga ? And then lo mau tulang gua akhirnya patah patah." Ujarku geram.
And si freak boy hanya mengacuhkanku sambil memainkan that fuckin shit.

"Hey r u a sofa ?" Tanyaku lantang.

"What ?" Tanyanya balik sambil melihatku dengan kerutan di alis.

"Bc u're so fuckin' annoying." Ujarku namun dia diam dan memalingkan wajahnya lalu memainkan kembali handphonenya.

"Aduh gila kepala aku pusing, badan aku sakit sakit, kenapa ya.." ujarku acting sambil menjatuhkan diri ke sofa dan mataku yang seperti mau pingsan.

"Berhenti beracting, kau bisa naik lift." Ujarnya sambil memainkan handphonenya. Apa ini dia tidak percaya ?.

"R u crazy ha? Apa hanya aku yang tidak bisa melihat lift. Lift apa itu lift setan?, don't make a joke." Ujarku actingku langsung kandas.

"R u a sofa ? Bc ure so fucking annoying." Ujarnya setelah mengeluarkan nafas kasar. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan, aku mengikutinya dari belakang sambil membawa koperku, dan wht the hell ia berhenti di depan tembok.

"Wht r u doin', joke ? Again ?." Tanyaku setelah muak dengan semua lelucon kuno ini. Dia hanya terdiam dan menurunkan salah satu lampu dinding yang antik. And then... wtf tembok itu terbuka dan terlihat lift kaca di dalam. Apa yang sebenarnya terjadi pada hidupku ? Aku masuk mengikuti freak boy dan meninggalkan koperku sendirian di depan lift, berharap freak boy ini melayaniku dengan baik.

"Kau mau meninggalkan kopermu di sini ?" Tanyanya. Aku benar benar tidak mengerti dia itu bodoh atau apa ya... aku kan cape.

"Tanganku terasa remuk dan akan keluar dari tubuhku.." Ujarku dengan mukamemelas.

"Ya sudah kalau kau sudah tidak remuk turun dan ambillah sendiri." Jawabnya.

"What cowo macam apa lo ini !!." Ia acuh again and mau menekan tombol lift dan...

"Wait.." teriaku. Aku langsung keluar dan mengambil koperku.

" Fuck." Ujarku mengeluarkan emosiku sambil melihatnya. Ia menekan tombol dan liftpun tertutup dan...
Seketika kaca kaca itu menjadi bening dan gelap semuanya seperti di luar angkasa seperti percampuran warna biru muda buru tua dan ungu dan bintang putih yang membuat terang, love it... sampai akhirnya si freak boy menekan tombol dari sekian banyak tombol dan membuat luar angkasaku hilang dan datanglah luar rumah ini terlihat ada taman dan lainya, dia menghancurkan dan menurunkan moodku.

Pintu lift terbuka dan hanya terlihat pintu modern 3 langkah di depanku, aku menarik koperku dan mengikuti si freak boy.

"Berikan tanganmu." Ujarnya sambil mengulurkan tangan. Aku terdiam dan hanya melihatnya. Dia menarik tanganku setelah membuang nafasnya dan menempelkan tanganku di scaner tangan dan pintupun terbuka. Omg omg omg.... aku langsung masuk dengan koperku dan menutup pintu.

Gwen Da WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang