#2 Da House

42 11 5
                                    

Aku hanya terdiam menatap jendela. Awan sangat gelap dan air hujan yang sangat deras... petir mulai berbunyi tapi itu tidak mengagetkanku dan menakutiku petir itu sangat kencang terdengar ke dalam mobil. Aku benar benar tak menyangka mum akan membuangku, dan wanita ini dia bilang auntieku, dia bahkan tak pernah ku lihatnya, dia lebih seperti beauty blogger dia sepertinya seusia selena gomez maybe atau taylor swift, aku pasrah dengan apa yang akan terjadi. Aku membawa handphoneku dan earphoneku dan mendengarkan lagu dengan volume yang rendah.

|Airport.

Aku melihat jamku dan sudah 3 jam berlalu. Waktu berjalan dengan cepat.
Wanita itu berkata sesuatu, aku tidak mendengarnya dan aku tak mau mendengarnya, whtevr tapi sepertinya ia menyuruhku turun. mau kemana sebenarnya aku, kata kata itu berputar di kepalaku, tapi aku tidak akan bertanya pada wanita asing itu. Aku memakai earphoneku untuk kabur dari percakapan yang akan wanita itu buat, earphone yang beberapa jam lalu ku lepas karena bila dipakai kelamaan akan merusak pendengaran.

Aku turun dari mobil dan mengambil koperku yang sudah di turuni oleh wanita itu. Aku berjalan duluan dan aku tak peduli dengan apa yang terjadi dengan mobil itu, tapi aku melihat sedikit, rasa ingin tauku mengalahkan keras kepalaku, wanita itu menutup tellephonenya setelah berbicara dengan seseorang, seseorang datang dan ia memberikan kuncinya. Wanita itu mencurigakan aku menatap dengan mata mengintrogasi.

Ia menyadarinya !! Ia menyadarinya !!!

Aku mengalihkan pandanganku dan wanita itu mendekatiku dan berbicara entahlah tapi suara lagu ini mengalahkan suaranya. Whtevr aku berjalan masuk dengan wanita itu yang ikut berjalan ia masih saja berbicara, apa dia tidak sadar aku mengacuhkanya. Aku memasukan koper, jam tangan, handphone dan tas selendangku ke dalam scanner, dan melewati body scanner.

Aku mengambil kembali koper, handphone dan tas selendang ini dan memakai jam tanganku. Wanita itu mengambil kopernya dan berjalan menujuku, aku langsung memakai kembali earphoneku dan aku berjalan ke tempat untuk memberikan koperku yang akan di letakan di bagasi pesawat. Wanita itu menaikan kopernya dan membantu menaikan koperku.

Kami berjalan ke waiting area, ia selalu berbicara dan tak ada satupun kata yang keluar dari mulutku, aku memasang wajah datar seperti tidak mendengarkan, tapi dia terus berbicara.

Sampai akhirnya aku duduk dan apa ini hujan turun lagi, terlihat dari kaca besar yang membuat cahaya masuk dan hilang saat awan itu datang, hujan memang selalu datang saat aku menginginkanya. Tapi apa penerbangan akan di batalkan....

Aku memainkan handphoneku dan membuka instagram dan ya tentu saja chat dengan Lisa, aku memberitahu apa yang terjadi dan ngepap. Ia memberikanku semangat dan menyuruhku bicara pada wanita asing itu tapi ia tidak mempengaruhi keputusanku.

Sampai akhirnya si wanita memegang pundaku dan berkata aku tak tahu tapi sepertinya penerbangan tidak di batalkan, orang orang berdiri dari tempat duduk dan berjalan dan memberikan tiketnya. Aku berdiri dan mengikuti wanita asing itu. Dan aku masih asik dengan chatku dengan lisa, wanita itu bahkan memiliki pasporku apa lagi yang di berikan mum padanya, akte kelahiran? I hate ya. Aku langsung berjalan masuk dan mengacuhkan senyum pramugari itu, tapi sepertinya dia sudah biasa haha.

Aku duduk dekat jendela dan menunggu pesawat ini take off sambil melanjutkan chatku.

Pramugari dan pramugara itu mementaskan cara memakai pelampung, itu selalu terjadi dan membuatku boring aku mendelekan mataku dan meneruskan chatku dengan lisa.

Pesawat sudah mulai bergerak dan pramugari itu sudah memeriksa dan mulai mendekatiku. Aku mengactivekan airplane mode di handphoneku dan membuka earphone agar tidak di omelly oleh pramugari itu.

Gwen Da WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang