Pagi yang cerah menunjukkan pukul 8 pagi, pria yang sedari tadi hanya menatap dalam-dalam kedua makam di hadapannya itu. Pangeran. Pria itu sering di panggil dengan nama Pangeran. Ia menaburkan bunga mawar beserta air kembang. Ia dengan cepat menyeka air matanya yang ingin jatuh ke tanah. Lalu ia bangkit dan meninggalkan kedua makam tersebut.Di sepanjang jalan ia hanya diam fokus menyetir mobilnya dan mendengar lantunan lagu kesukaannya.
"Sebelumnya maafin saya, saya yang pernah menyakiti kalian. Mungkin bagi orang lain aku sebagai pembunuh. Tapi itu kecelakaan murni, ya Allah."
Pangeran memukul stir mobil, matanya berkaca-kaca dan merah.Pangeran ngerem mendadak, ia sadar seperti ada orang yang ia tabrak. Ia langsung membuka pintu mobil dan melihat keadaan.
"Kamu gak papa?"
Tanyanya dengan penuh ke khawatiran dan rasa bersalah.Gadis itu lagi, yang pernah ia tabrak. Kini ia langsung bangkit dan mendekati Pangeran.
"Lo lagi. Kalau nyetir hati-hati dong! Mata lo kicep apa gimana sih! Apa gak inget lo pernah nabrak gue juga. Lo mau ngebunuh gue? Kalau gak suka bilang aja gak usah main kayak gini!"
Emosinya sudah meluap dan bunga yang di genggamnya jatuh hancur berserakan di jalan."Maaf banget..... Saya gak sengaja. Kalau gitu, kamu naik mobil saya aja. Dan bunga-bunganya saya yang ganti rugi."
Pangeran sangat panik, apa dia ingin menjadi pembunuh untuk kedua kalinya?
Dan mengapa ia bertemu gadis ini lagi."Bagus deh!!"
Balas Kanaya, lalu tanpa ba-bi-bu langsung masuk kedalam mobil pria itu.Suasana hening di dalam mobil, Pangeran menggaruk telengkuk lehernya yang tidak gatal. Lalu ia melirik sedikit ke arah gadis di sampingnya yang masih merengut.
"Kalau demen liat gue biasa aja dong liriknya, lo mau nyelakain orang lagi."
Celetuk Kanaya dengan senyum jahatnya, Pangeran tersontak kaget lalu ia kembali fokus menyetir."Nama kamu siapa?"
Tanya Pangeran dengan grogi."Kanaya Ratu Larasati. Panggil gue Kanaya, okey."
Dengan nada angkuh Kanaya menjawab, memang sebenarnya ia masih kesal dengan perbuatan pria disampingnya."Nama gue Pangeran Agatha, panggil Pangeran aja."
Balas Pangeran dengan nada hati-hati."Gue gak nanya."
Pangeran mendecak sebal, ia harus sabar menyikapi wanita ini yang sangat keras kepala.
Kanaya melirik sepintas Pangeran yang memakai jaket yang seperinya tidak asing.Kanaya mengangguk dan ia langsung bertanya.
"Lo anak sma Jaya Pusat? Itu jaket yang di pake lo itu--"
Ucapan Kanaya terputus dengan ucapan Pangeran yang melanjutkannya."Iya, lebih tepatnya saya kelas duabelas."
Pangeran mengeluarkan senyum manis khasnya, Kanaya yang memperhatikan senyum itu hatinya seperti klepek-klepek. Kanaya sadar!!."Gue belum selesai ngomong kali." Balas Kanaya singkat, lalu mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.
"Kamu anak situ juga?"
Kanaya mengangguk.
"Iya, gue juga kelas dua belas. Lo anak Ipa atau Ips?" Kanaya kembali diam lalu otaknya kembali ingin menanyakan sesuatu. "Kok ngomongnya baku banget, gue suka gaya lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Months Into Love
Teen FictionCinta datang dengan seiringnya waktu, tetapi cinta tidak mudah hilang dengan seiringnya waktu. Mencintaimu sejak lama itu lah yang biasa aku pendam, dan aku berdoa agar ketidak kemungkinan itu menjadi kemungkinan. Tetapi mungkin Tuhan memberikan j...