Chapter 2

4.2K 290 3
                                    

Sakit!
Hatinya jauh lebih sakit. Diperlakukan tidak layak hanya karena mencintai seseorang yang tidak sepantasnya ia cintai. Mengagumi sosok orang yang menjadi sosok pangeran dengan segala kesempurnaan. Tapi ia bisa apa memangnya? Bukan ia yang meminta.

Dan Naruto semakin muak pada dirinya sendiri yang tetap tidak bisa berhenti mencintai orang itu. Orang yang selalu menyakitinya, manusia nomor satu di Konoha Internasional High School karena kekuasaan yang dimilikinya. Yang memerintahkan semua murid dikelasnya membully Naruto sesuka hati mereka.

Kejam!
Kenapa pemuda itu benar benar kejam?

"Sa-suke-kun..." lirih Naruto serak. Seolah hanya kata itu yang bisa menembus kerongkongannya karena begitu tersiksa oleh sikap pemuda didepannya. Naruto terus menangis sesenggukan memohon agar Sasuke mau melepaskannya.

"Kau!" Sasuke membungkukkan sedikit tubuhnya lalu menjambak rambut Naruto kasar. Membuat gadis itu meringis dan mendongak paksa. Mata saphirenya bertemu dengan onyx milik seseorang yang sejak dulu amat dipujanya.

"Kenapa selalu saja berbuat ulah?"
"Apa maksudmu, Sasuke-kun?" Tanya Naruto tidak mengerti. "Aku tidak mengerti." Sama sekali tidak memberi perlawanan sekalipun sudah diperlakukan dengan amat sangat kasar.

"Kau terpilih ikut olimpiade MiPa. Menjadi rekanku, brengsek!" Sasuke menoyor kepala Naruto kasar. Membuat gadis lemah itu lagi lagi terjerembab kelantai.
"Sebaiknya kau mundur. Aku tidak sudi harus bekerja sama dengan makhluk menjijikkan sepertimu."
"Yah! Kau memang tidak layak menjadi pendamping Sasuke-kun, jelek. Tak tau diri!"
Cibir seorang gadis berambut pirang pucat. Poni rambutnya menutupi salah satu mata biru cantiknya. Ia menatap Naruto hina lalu mendengus kesal. Jijik sekali pada gadis tak tau diri itu, bagaimana mungkin ia lancang memiliki perasaan khusus pada pangeran Konoha?
  "Lagipula ada Gaara-kun yang bisa menjadi rekan Sasuke-kun. Kenala Kakashi-sensei harus memilihmu?" sahut gadis dengan model rambut cepol tak kalah memberi argumen. Ia tak mengerti mengapa Kakashi lebih memilih Naruto daripada Gaara yang sudah jelas lebih jenius darinya.

"Gaara sudah menjadi perwakilan olimpiade Bahasa Inggris tahun ini bersamaku, Ten-ten" Sakura menyela, ia menatap gadis yang tengah dikeroyok didepan whiteboard itu iba lalu menoleh pada si pemuda raven yang memunggunginya.

Kenapa dia jadi mendadak jahat sekali? Setau Sakura dulu Sasuke memang menyebalkan, tapi tidak pernah kasar pada perempuan.

"Hentikan Sasuke. Singkirkan kakimu, kau menyakitinya, dia itu perem-"
"Jangan ikut campur Sakura" Gaara memotong kalimat sahabat kecilnya itu. 
Matanya tetap tak teralih dari buku bacaannya. Gaara masih terlihat santai duduk bersandar ke dinding. Tak memperdulikan Sakura yang duduk didepannya.

"Tapi Sasuke sudah keterlaluan, Gaara" Sakura tidak terima. Tidak habis pikir juga kenapa Gaara seolah tidak peduli pada Sasuke yang semakin lama semakin jahat pada Naruto?

"Gaara benar, kau jangan ikut campur Sakura..." Sasuke mendesis sinis. Sama sekali tidak mau menbalik badan walau hanya untuk melihat si gadis bersurai pink sebahu itu. Ia sedang sangat kesal saat ini.

"Kau pasti akan menyesal karena kelakuan jahatmu ini, Sasuke!" Sakura akhirnya hanya bisa menghela napas berat lalu berdiri, keluar dari kelas karena malas berurusan dengan dua sahabatnya lagi.

Benar benar tidak habis pikir kenapa ia harus memiliki dua sahabat aneh? Sasuke yang semakin lama semakin sadis dan cepat emosi. Dan Gaara yang seolah tidak peduli dengan semua hal yang ada disekitarnya.

Astaga!
"Tuhan pasti sedang menguji kesabaranku..." Sakura hanya bisa mengelus dada memikirkan nasib buruknya karena dikelilingi oleh sekumpulan manusia aneh.











#TBC
Maaf banyak typo bertebaran, soalnya masih baru pertama kali nulis.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang