Enggak kok dia itu..."belum sempat aku mengatakannya kepada ibuku,bel rumah berbunyi dengan kerasnya.
"Biar aku aja buk"kataku sambil setengah berlari untuk membukakan pintu.
* * * * *
Setelah aku membuka pintu rumahku,alangkah terkejutnya diriku mendapati seorang laki laki dengan tubuh tinggi tegap berdiri didepan pintuku.Laki laki itu mengenakan kaos pendek berwarna biru dan dibalut dengan celana jeans bermerek terkenal.Ya,dia adalah Rico penganggu hidupku,dan sekaligus anak kepala yayasan sekolah.
"Hai"katanya memecah keheningan
"Hai juga,cepet buruan masuk nanti elonya kedinginan lagi,sekarang kan masih hujan"''Cie perhatian"tiba tiba seseorang dari balik punggungku mengagetkanku.Aku lalu berbalik badan,mengecek siapa yang berkata demikian.
"Ih ibuk apaan sih"kataku kesal lalu sedikit berlari kearah dapur dan meninggalkan Rico didepan rumah.Aku ingin menyembunyikan pipiku yang sudah bersemu merah sekarang ini.Ibuku mempersilahkan Rico menunggu diruang tamu sebentar sementara aku masih menyibukkan diriku didapur untuk menghindari godaan ibuku itu.
"Nabila pacarnya kok nggak dikasih minum sih"kata ibuku.
''Ih ibuk,dia itu bukan pacarnya Nabila"jawabku kesal.Tapi sebenarnya ada bagian dari hati kecilku yang senang mendengar kalau dia itu pacarku.Serasa tidak percaya semua ini,karena dia sekarang menjadi pacarku.Tetapi apakah ini nyata?apa dia mempunyai maksud tertentu membuatku menjadi pacarnya?.
Aku kembali ke ruang tamu menemui Rick dengan membawa nampan yang berisi teh dan makanan ringan.
"Nih makan"aku menyodorkan nampan yang berisi teh dan makanan ringan yang berada ditanganku ke depan mukanya.
"Makasih.."katanya sambil menerima nampan itu.Aku mengangguk sambil duduk disampingnya.
"Udah perhatian"sambungnya seraya tersenyum kecil kearahku.Aku yang kaget dengan perkataannya itu,aku kembali bertanya apa maksudnya.
"Lo ngomong apaan tadi?"kataku sok polos.
"Enggak kok"Akupun hanya ber "oh" Ria.
"Oh ya,gue kesini buat ngajak lo pergi"kata Rico sambil meminum tehnya.
"Pergi?kemana?bukannya li kesini mau belajar?"tanyaku heran.
"Belajar?hello...seorang Rico Setyawan belajar?nggak mungkin banget.Lagian kan ini malming,ngapain pake acara belajar segala?"jawabnya enteng.
"Jadi lo nggak jadi belajar ni?yaudah gue masuk dulu ya,udah ngantuk."Aku berdiri dari sofa,tetapi tangannya mencekal tanganku menandakan agar aku tetap disampingnya.
"Tunggu,gue kesini mau belajar"katanya lalu melepas tangannya.
"Serius?".Lalu dia mengangguk pertanda bahwa dia memang benar ingin belajar.
"Yaudah cepetan".Kami belajar Matematika.Jam menunjukkan pukul 21.30 menandakan bahwa aku harus tidur karena besok harus kesekolah.
"Udah belom sih?"kataku sambil menguap lebar.
"Bentar lagi ni nanggung".Seharusnya aku sudah berada dialam mimpi sekarang.
"Udah ya besok lagi,gue dah ngantuk"kataku kesal.
"Ya udah,gue pulang dulu"katanya pamit.Aku yang sedari tadi memejamkan mata refleks membuka mataku.
"Yaudah,hati hati"kataku sambil berjalan sempoyongan.Dia melajukan mobil mewahnya dari halaman rumahku.Menerjang hujan yang sedari tadi mengguyur kota.
Sorry for typo and gaje.
Jangan lupa komen ya.Saya mencoba untuk berkarya.Maaf banget updatenya nggak menentu,soalnya masih sibuk belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
first love in a junior high schools
Teen Fictionberawal dari senyuman hati ini merasakan kenyamanan😊