Part 13. Luka kecil

215 20 0
                                    

Author POV

Seminggu telah berlalu, Jimin menjadi semakin dekat dengan sinb, hanya saja ia belum mengungkapkan perasaannya pada gadis yag disukainya itu. Sementara suga  terus menyimpan perasaannya pada sinb.

Perjodohan pun masih berlangsung dan orang tua mereka tetap pada rencana awal yang ingin suga dan sinb bertunangan. Hari ini pun mereka dipaksa ikut mencari cincin untuk pertunangan keduanya lusa nanti.

"Hiaaa, kau bilang kau akan menyelesaikan masalah ini, bagaimana sih?" gerutu sinb menarik suga ke sudut mall tersebut.

"iyaa, aku minta maaf, hari ini akan kuselesaikan, tenang saja" jawab suga sedikit menunduk. "oh iya jimin sudah menyatakan perasaannya padamu?"

"em? Apa maksudmu?"

"haha jimin itu menyukaimu bodoh, apa kau tidak menyadarinya?"

"be-benarkah?"

"Ooo, jadi jika nanti dia menyatakan perasaanya, terima saja, dia pria yang baik bukan? Bukankah kau juga menyukainya?"

"ngg.. ten-tentu saja, dia tipeku"

"hemm, baguslah.. kau tidak usah menghawatirkan kita, aku akan menyelesaikannya demi jimin dan kau" suga mengeluarkan senyum palsunya.

"uuuu, tumben kau bijak sekali.. okehh..aku menunggunya" goda sinb dan kemudian ia tersenyum lega.

Suga POV

Lagi-lagi aku hanya bisa terpana melihat senyum gadis yang ada di hadapanku ini. Saat ini aku merasa, aku tidak menjadi diriku yang sebenarnya, aku hanya laki-laki pengecut. Tapi itu tidak apa-apa, selama dia bahagia itu sudah cukup.

****************

Sinb berjalan cepat di pinggir lapangan sekolah dengan membawa beberapa buku. Sementara dari arah be;akang beberapa anak lelaki berlarian ke arahnya dan tanpa sengaja menabraknya. Ia pun terperosok jatuh dan membuat buku yang dibawanya berserakan.

"HIAAA!!" teriakan kesal sinb mengaung satu lapangan. Suga yang melihat sinb terduduk sontak berlari untuk menolongnya.

"Sinb-yaa kau baik-baik saja? ada yang luka?" panik suga.

Sinb terkejut melihat suga yang tiba-tiba sudah berada dihadapanya. "ti-tidak, aku tidak apa-apa"

Suga masih mengecek-ngecek keadaan sinb "hiaa lututmu terluka" kepanikannya menjadi melihat lutut sinb yang sedikit berdarah.

"aaa, tidak apa-apa kok, ini hanya luka kecil, tidak masalah" jawab sinb santai.

"Anii, bisa infeksi jika tidak diobati, kita ke klinik sekarang. Ayo berdiri" suga berusaha memopong badan sinb

"serius suga-ya aku tidak apa-apa kok" ucap sinb "kenapa dia jadi sangat perhatian begini? membuatku takut saja" batinnya.

"kau ini keras kepala sekali sih, ikut saja!" paksa suga.

Sinb terdiam sembari mengangguk pelan dan ia menuruti perintah suga dengan pasrah. Suga tetap membopong tubuh gadis itu menuju klinik.

Sontak Pemandangan langka itu membuat murid lain membulatkan mata ke arah keduanya. "kita tidak salah lihat kan? suga membantu sinb?" begitulah sekiranya yang mereka pikirkan.

sesampainya di klinik suga langsung mendudukkan sinb di atas ranjang. Seketika suga segera mengambil kotak p3k dan berdiri di hadapan sinb.

Dengan cekatan tangannya mulai mengambil kapas dan alkohol untuk mengobati lutut gadis tersebut, seekali ia meniup2 lutut sinb untuk sekedar menghilangkan rasa sakit ketika ia mulai mengobatinya.

Sinb hanya terpaku, ia tak habis pikir bagaimana mungkin suga dapat bersikap baik padanya seperti ini. bahkan ini terkesan sangat manis, untuk sesaat hal ini malah membuat lututnya yang terluka itu tidak terasa sakit sama sekali.

"cah, tinggal diberi plester dan selesai" ucap suga menyelesaikan pengobatannya pada lutut sinb. "sekecil apapun lukamu, jika tidak diobati bisa bahaya, jadi jangan pernah meremehkan luka kecil seperti ini lagi, mengerti?"

"ooo, arasso" sadar sinb menjawab.

"ah, ngomong-ngomong, pasti kemarin kau dimarahi habis-habisan ya oleh ibumu, maaf ya?" ucapnya merasa tak enak.

"hah? Ah itu, pasti.. ibuku benar-benar menyeramkan kemarin, tapi pagi ini dia sudah baik kok, hehe" kekeh sinb. "tapi, kenapa kau tidak bilang jika itu caramu untuk membatalkan perjodohan kita."

"nnggg... aku tidak punya cara lain selain jujur kepada kedua orang tua kita tentang kebohongan yang kita lakukan. Lagipula itu jauh lebh baik kan sekarang? Kita tidak perlu pura-pura lagi, dan kau bisa bebas dariku, begitu juga aku." Senyum suga.

Sinb mengangguk paham "Lalu bagaimana dengan ibumu? Pasti dia marah juga" khawatirnya.

"hahaha tentu saja, aku hampir mati semalam, tapi tenang.. eomma tidak akan menyalahkanmu, Aku sudah menjelaskan semuanya"

"cah, aneh jika aku juga salah, toh dari awal ini semua idemu, jadi jelas semua ini murni perbuatan dan kesalahanmu" cetus sinb.

"Mwo?cah" suga berdecah tak percaya, kemudian ia tertawa dan mengacak-acak gemas rambut sinb.

Sinb pun merespon dengan kesal sembari memanyunkan bibirnya. Lalu mulai merapikan rambutnya sambil tersenyum.

Klikk...

tiba-tiba pintu klinik terbuka dan membuat keduanya terkejut melihat orang yang muncul dari balik pintu itu.

"Ka-Kalian??"

My Pretty Girl  (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang