Note : Ini adalah chapter flashback masa lalu Amuro
Menurut sebagian orang masa anak-anak merupakan masa yang paling menyenangkan dan dipenuhi oleh suka cita serta kebersamaan di dalam keluarga. Namun, sepertinya anggapan itu tidak berlaku untuk Amuro. Masa anak-anak yang dialami Amuro mungkin bisa dibilang cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak, bila pada umumnya anak-anak mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, hal-hal sederhana seperti itu tidak bisa didapat oleh Amuro.
Ia terlahir dari kalangan orang tua yang pekerja keras dan sibuk. Kedua orang tua Amuro sering bekerja hingga larut malam bahkan kadang-kadang tidak pulang ke rumah hingga beberapa hari karena ada tugas dinas ke luar kota. Akibatnya, Amuro kecil terpaksa hidup dalam asuhan orang tua pasif. Hidup dalam lingkungan keluarga seperti itu membuat Amuro tumbuh menjadi anak yang penyendiri, sulit untuk bersosialisasi, dan bandel. Bahkan tak jarang ia membuat masalah dengan teman-temannya di sekolah yang berakhir dengan luka di sekujur tubuhnya. Kejadian seperti itu terus berulang sampai Amuro menduduki bangku SMP.
~OOO~
Hingga akhirnya hari yang tak terduga itu pun datang. Ketika Amuro sedang pulang sekolah, ia tak sengaja melihat seorang gadis yang sedang diganggu oleh sekumpulan anak laki-laki di gang sempit dekat rumahnya.
"Ayo cepat, serahkan uangmu!" bentak anak laki-laki yang menahan tangan dari gadis itu.
"Lepaskan aku, aku tidak punya uang," jawab si gadis yang masih berusaha melarikan diri dari gerombolan itu.
"Keras kepala juga anak ini. Lebih baik kita beri pelajaran apa bos?" Tanya salah satu anak laki-laki kepada anak berbadan besar yang sepertinya ketua dari geng itu.
"HOI, CEPAT LEPASKAN DIA!" Seruan tersebut berhasil membuat semua orang yang ada di situ menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Amuro yang tengah berdiri dan memandang mereka dengan tatapan penuh amarah.
"Siapa kau, berani-beraninya mengganggu acara senang-senang kami?" Bos dari kelompok itu mulai bicara.
"Siapa aku itu tidak penting. Yang penting cepat lepaskan dia," jawab Amuro.
"O rupanya ada yang ingin jadi jagoan disini. Baiklah, cepat habisi dia!" perintah ketua geng tersebut kepada para anak buahnya yang berjumlah 4 orang.
Dalam waktu singkat, Amuro sudah dikepung oleh 4 orang dari arah yang berlainan. Melihat hal itu, ia segera menyiapkan kuda-kuda untuk bertarung. Perkelahian pun tak terelakkan. Walaupun kalah jumlah, namun karena pengalamannya dalam berkelahi, Amuro dapat mengalahkan keempat orang tersebut dengan mudah. Melihat kejadian itu, bos dari geng itu ketakutan dan segera kabur dari tempat itu dan diikuti oleh para anak buahnya.
Amuro berjalan mendekat ke arah sang gadis, yang masih berdiri mematung di tempat.
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Amuro kepada gadis itu.
"Aku baik-baik saja, terima kasih banyak ya. Umm ..." Gadis tersebut sengaja menggantung ucapannya agar bisa mengetahui nama dari Amuro atau lebih tepatnya Rei Furuya.
"Rei, namaku Rei Furuya," jawab Amuro seolah-olah mengerti apa yang dipikirkan oleh gadis itu.
"Terima kasih ya Rei, aku berhutang budi padamu." Ucap si gadis disertai senyuman yang menurut Amuro sangat indah.
"Ya sama-sama," Hanya itu yang dapat diucapkan Amuro karena ia tidak tahu harus mengucapkan apa. Ini pertama kalinya Amuro berbicara akrab dengan orang asing yang belum dikenalnya. Suasana di tempat itu mendadak menjadi hening sejenak.
"Hei Rei, apa kamu mau makan siang di rumahku? Hitung-hitung sebagai ucapan terima kasihku karena kamu telah menolongku tadi." Ajakan dari gadis itu memecah keheningan yang sempat tercipta di antara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love (Detective Conan Fanfiction)
FanfictionKeresahan hati Amuro justru membawanya menemukan hal yang sudah lama tidak dirasakannya. Yaitu perasaan cinta. Bagaimana kisah selanjutnya ? Read and comment please. Catatan : Di cerita ini saya menggunakan tokoh utama Amuro Tooru / Rei Furuya dan R...