Amuro tersenyum sendiri mengingat masa lalunya bersama Akemi. Kir yang melihat tingkah Amuro pun bertanya.
"Ada apa Bourbon, kok senyum-senyum seperti itu?" Tanya Kir penasaran.
"Tidak apa-apa. Hanya saja kau mengingatkanku kepada seseorang. Tapi sayangnya ia telah tiada dan takkan mungkin kembali," jawab Amuro dengan nada sedikit sedih.
"Oh begitu ya..." Kir tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia jadi merasa tidak enak karena telah menyinggung masa lalu Amuro.
Suasana sunyi menyelimuti mereka berdua. Hanya suara desiran angin dan deburan ombak yang terdengar. Amuro dan Kir menatap ke arah langit. Mereka menikmati pemandangan langit malam yang begitu indah. Cuaca saat ini cerah, tidak ada awan di langit sehingga bulan dan bintang-bintang terlihat dengan jelas.
"Hei, lihat ada bintang jatuh." Ucap Amuro sambil menunjuk ke arah bintang jatuh.
"Kau benar. Ayo cepat buat permintaan." Kata Kir dengan cukup antusias.
"Pfft ..." Amuro menahan tawa karena melihat reaksi Kir yang berlebihan.
"Ada apa, memangnya?" balas Kir sengit sambil menatap Amuro tajam.
"Tidak ada. Hanya saja ekspresimu itu lucu, tahu." Akhirnya Amuro tidak bisa menahannya lagi. Ia tertawa mengingat ekspresi Kir yang kekanak-kanakan.
"Terserahmulah," Kir mengalihkan pandangan ke arah lain. Menyembunyikan rona tipis di wajahnya karena menahan malu. Hanya di hadapan Amuro lah ia bisa bertingkah berlebihan seperti ini.
'Sebenarnya apa yang terjadi pada diriku?' batin Kir bingung.
"Iya-iya aku minta maaf. Aku benar-benar tidak bisa menahannya." Kata Amuro sambil berusaha meredakan tawanya. Kir memutar bola matanya bosan mendengar perkataan Amuro.
Tiba-tiba sebuah ide melintas di kepala Amuro. Ide yang cukup gila sebenarnya, tapi ia sudah terlanjur membulatkan niatnya. Ini saatnya Amuro melupakan masa lalunya dan membuat lembaran kisah baru untuk hidupnya sekarang.
"Kir, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Amuro.
"Tanya apa?" Kir menoleh ke arah Amuro.
"Apa kau sudah punya pacar?"
"Ha? Pacar? Belum, aku belum punya. Memangnya kenapa?" Kir kaget dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkan Amuro.
Amuro menyeringai tipis mendengar jawaban Kir. Ia menggenggam pergelangan tangan Kir seraya berkata, "Apa kau mau jadi pacarku?"
Sekarang Kir benar-benar kaget. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Jujur saja ia bingung, karena baru pertama kalinya ada seorang lelaki yang ingin menjadi pacarnya. Kir tidak pernah pacaran sebelumnya jadi ia tidak tahu bagaimana rasanya berpacaran. Ingin menolak tapi rasanya tidak enak kepada Amuro.
"Bagaimana Kir?" Tanya Amuro lagi karena sepertinya Kir tidak kunjung menjawab pertanyaan.
Jantung Kir berdegup cepat. Ia benar-benar gugup, namun ia berusaha mengumpulkan segala keberaniannya untuk menjawab pertanyaan Amuro.
"Emm ... Bagaimana ya? Bukannya aku menolak, tapi aku belum siap. Aku ingin fokus ke misiku terlebih dahulu," Kir berusaha memberikan alasan yang tepat untuk mengelak.
"Ayolah Kir. Bukankah kamu sendiri yang bilang kalau aku hanya membuang-buang waktu dengan memburu Akai dan aku harus mengakhiri permusuhanku dengannya. Kamulah harapan satu-satunya yang bisa membantuku melupakan masa laluku yang menyedihkan serta dendamku pada Akai. Selain itu, sudah lama aku tidak merasakan hal seperti ini, bisa nyaman berbicara dengan orang lain tanpa merasa tertekan. Untuk itu aku mohon padamu, Kir. Tolong terima aku jadi pacarmu." Ucap Amuro sambil berusaha memohon pada Kir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love (Detective Conan Fanfiction)
FanfictionKeresahan hati Amuro justru membawanya menemukan hal yang sudah lama tidak dirasakannya. Yaitu perasaan cinta. Bagaimana kisah selanjutnya ? Read and comment please. Catatan : Di cerita ini saya menggunakan tokoh utama Amuro Tooru / Rei Furuya dan R...