Hathorne Pt.2

33 2 0
                                    

"Yaampun, paling tidak berikanlah aku gambaran orangnya!!" dia memaki-maki tanpa alasan
setelah beberapa saat ia pun dapat gambaranku, tapi sejak itu aku sudah pergi dari tempat itu. Aku terus berjalan melewati hutan pinus, mencari jalan keluar. Tiba-tiba sebilah pisau melayang dengan cepatnya dan menancap pada suatu pohon dekatku.
"Hey, kau pasti Hathorne ya?"
Aku berbalik badan dan menodongkan revolver kearahnya.
"Jauhi aku sekarang juga! atau kepalamu akan berlobang 3!" ancamku
"Santai dong, aku kesini untuk membunuhmu bukan untuk dibunuh. Jadi, jangan kabur dulu"
Ia mendekat kepadaku
"Diam!"
Ia terus berjalan kearahku dan tampak tak akan berhenti

*Dor *Dor *Dor!
"Sudah kubilang, kepalamu sekarang memiliki 3 lobang"
Dia tergeletak tak berdaya di tanah.
Aku kabur darinya namun aku malah sampai di tengah desa itu, dimana aku memasang dinamitnya.
"WOY!"
Suara yang familiar memanggilku dari belakang. Itu adalah orang tadi!
"Tanggung jawab dong! sekarang ada 3 lubang di kepalaku!" Lanjutnya

"Tapi, bagaimana bisa?!" aku menodongkan revolverku lagi

"Kau tak tahu ya... Aku adalah Serial Killer ! Pisau dan peluru tak akan mempan padaku!"

Pada saat itu, aku tak tahu harus berbuat apa. Berhadapan langsung dengan SK itu terlalu berbahaya, ia hanya dapat dibunuh oleh benturan, ditenggelamkan ataupun diledakkan sampai habis.
Tunggu dulu, ledakan! itu dia, yang kubutuhkan hanyalah meledakkan dinamit di jarak yang dekat dengannya!
Aku menembakkan revolverku ke kedua kakinya bertujuan untuk melambatkannya. Aku berlari kedalam gedung yang tadi kupasangi dinamit kemudian mengambil semuanya dari dalam gedung itu. Aku berlari keluar lagi, namun dia sudah ada di depan pintu keluar gedung itu. Aku menyadari kalau peluruku tinggal 1 dan harus kugunakan di saat yang tepat.
"Kalau kau terus begini, aku akan kehilangan kesabaranku!" Katanya nyaring
"Oh tunggu dulu, aku memang sudah kehilangan kesabaranku.." lanjutnya. Ia mengeluarkan 2 pisau dan satunya ia lemparkan kearahku. Aku berhasil menghindar kemudian mengambil sebuah kayu yang tergeletak dilantai dan kugunakan sebagai senjata. Aku berlari kearahnya sambil mengayunkan kayu itu kearahnya. Ia berhasil menangkisnya dan pisau miliknya tersangkut di kayuku. Aku menendangnya untuk menjauhkan dirinya dariku setelah itu berlari keluar gedung.

Aku mencabut pisaunya dari kayu itu dan kusimpan untuk sementara. Dia berjalan lagi kearahku sambil keluar dari gedung itu. Setelah itu, ia mengeluarkan 2 pisau lagi.

Aku mengeluarkan dinamit dan melemparkan kearahnya kemudian membidik dinamit itu dengan revolver. Namun, dia membalasku dengan melemparkan pisaunya kearahku dan kena kaki kanan ku. Aku terjatuh namun masih dapat membidik dinamit itu. Ia menangkap dinamitnya dan bersiap untuk melemparkannya kearahku.
Jaraknya denganku hanya 20 meter dan aku pun menembakkan revolvernya.

*BOOM

kita semua terkena ledakan itu.
Ajaibnya, aku masih hidup walau hanya tersisa bagian atas dari tubuhku dan juga sedikit dari kaki kiriku. Dia tampak tak terluka namun aku yakin dia sudah mati karena setelah kuraba setelah mendekatinya dengan merangkak, tubuhnya sudah dingin selayaknya orang mati.

SKILL ACTIVE:DISGUISE

Selanjutnya, aku berhasil pergi dari tempat itu dengan tubuh baru ini, mencari tempat aman berisi orang-orang yang mau menerimaku.

WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang