16

1.1K 114 14
                                    

HELLO I'M BACK WITH CHAPTER 16!

I HOPE U LIKE IT! 

ENJOY












Author POV

Pagi yang cerah nan sunyi ini sangat jarang dirasakan oleh SinB. biasanya saat hari sekolah SinB selalu berangkat dari rumah diatas jam 6 pagi karena jarak rumah yang cukup jauh dari sekolah. Sangat beruntung baginya hari ini bisa merasakan cerahnya pagi dan sejuknya angin yang terus berhembus ke dalam jendela kamarnya.



Yup, hari ini adalah tanggal merah alias hari libur nasional dan semua murid di Seoul diperkenankan untuk belajar di rumah. SinB yang sudah menandai kalendernya itu tidak akan lupa akan hal ini. One day free yang jarang SinB dapati ini ingin ia habiskan untuk bersantai ria di rumahnya.



Setelah melakukan kerja rutin alias berberas rumah seperti merapikan kamar, menyapu, mengepel, mencuci dan menjemur baju, ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tak lupa mamanya menitipkan pesan padanya untuk sarapan.



Mamanya SinB sudah pergi dari jam 5 pagi tadi, pasalnya beliau bekerja di salah satu perusahaan besar di Seoul yang sebelumnya didirikan oleh almarhum Ayahnya. Sebelum pergi ibunya SinB sudah menyiapkan sarapan untuknya.

Meski terbilang keluarga kaya, Mamanya SinB tidak akan sudi menghabiskan uangnya untuk ria-ria belaka. Kadang beliau menyumbangkan sebagian dari pendapatannya untuk menolong orang-orang yang tidak mampu atau yang sedang terkena musibah. Beliau juga tidak mau putri semata wayangnya tergila-gila dengan kekayaan. Karena itu Sejak kecil SinB tidak pernah memiliki baby sister atau pun pekerja rumah. Ibunya ingin putrinya tumbuh menjadi seorang wanita hebat yang kuat dan mandiri.

Memang sih SinB di perbolehkan untuk mengendarai mobil, namun ia tidak pernah ber ria-ria dengan teman-temannya di malam hari. Ia selalu di suruh pulang di atas jam 5 sore. SinB mengerti apa yang ibunya katakan adalah untuk kebaikannya sendiri. SinB tidak mau mengecewakan mamanya yang sudah bekerja keras merawatnya tanpa sosok suami di sampingnya.

SinB yang sedang terbaring lelah di atas kasur itu menatap kesal ponselnya yang terus mengeluarkan suara pesan Line masuk. Ia sangat malas untuk membuka pesan Line itu, ia mengira itu hanya spam dari grup atau oa-oa yang tidak jelas. Ia berniat untuk membukanya nanti setelah ia selesai sarapan. SinB pun beranjak dari kasurnya dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan.

Setelah selesai sarapan, ia pun pergi ke dalam dapur untuk mencuci piring. Kedua matanya terbelalak saat melihat banyak piring dan panci yang masih kotor di biarkan tertumpuk di dapurnya. Pasti ini ulah mama, dalam benaknya. Saat ia melipat kedua lengan bajunya dan bersiap untuk mencuci, kakinya terkulai lemas saat melihat sabun piring yang biasa ia pakai sudah habis tak tersisa. Pantas saja ibu tidak mencucinya toh tidak ada sabun, cibir SinB.

SinB pun mengambil Hoodie putihnya dan topi karena matahari di luar mulai terik, tak lupa ponsel dan masker yang selalu ia bawa setiap keluar rumah. Ia tidak berniat meniru artis korea atau semacamnya, ia hanya ingin menutupi wajahnya yang buluk karena belum mandi.

Setelah ia membeli sabun di supermarket dekat rumahnya ia pun segera berjalan pulang. Saat di jalan, SinB mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi line. ia melihat banyak sekali pesan yang belum ia buka. Pesan yang paling banyak masuk yaitu pesan dari pacarnya yaitu Jeon Jungkook. Terdapat 32 pesan darinya.

"Ini bocah gila, ya? Nge-Spam banget." Gumam SinB.

Saat ia mencoba untuk membuka pesan itu, tiba-tiba layar ponselnya berubah menjadi tampilan panggilan masuk yang tak lain dari Jungkook. Seketika kedua mata SinB terbelalak dengan mulut yang sedikit terbuka. Sambil berjalan ia pun menerima panggilan itu.

| Stop Calling Me Princess | Jungkook FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang