Seminggu, dua minggu sebulan berlalu. Aku menikmati hari hari ku. Pagi kuawali dengan shalat subuh berjamaah, kubaca selembar dua lembar al qur'an 2 surat yang kusukai ar rahman dan assajdah. Setelah itu aku bersiap untuk pergi ke kampus seperti mandi, sarapan dan kukayuh sepeda lagi untuk ke kampus.
Kebetulan aku satu kampus dengan saudara ku, dia satu tahun diatas ku. Mba tiwi, ya dia sudah semester 3. Kulihat dia bersama teman teman nya, aku menghampirinya dan kutanyakan kiat kiat kuliah. Dia memang cerdas, supel dan ramah, dia juga diberi kesempatan buat dapet beasiswa. Aku tertarik dengan ceritanya, aku juga pengen dapet beasiswa, yah itung2 meringankan beban orang tua ku. Ku tanya apasaja persyaratannya. Setelah itu, aku mulai mengumpulkan persyaratannya, dan kuajukan ke bidang kemahasiswaan. Ternyata untuk mendapatkan beasiswa tak semudah kubayangkan. Aku dituntut untuk aktif dalam kegiatan kampus seperti aku harus bergabung jadi anggota BEM.
Sebelum ku putuskan untuk menjadi anggota BEM, dan karena memang belum ada perekrutan anggota BEM waktu itu dikarenakan akan ada pergantian ketua BEM . Kulihat banyak brosur yang ditempel di papan pengumuman berisi nama kandidat ketua bem, ada 3 calon ketua BEM. Mereka mahasiswa keperawatan semester 3 yang salah satu kandidatnya adalah senja.
Lagi lagi hanya mendengar namanya saja aku sudah seneng gak karuan. Pemilihan ketua BEM yang baru jadi trending topic di kampus ku. Aku yang seolah tak peduli padahal aku selalu mengikuti setiap obrolan nya.
"Eh kalian besok pilih siapa?" Tanya salah satu teman ku dikelas.
"Aku sih pilih senjq aja, soal nya dia itu berwibawa, karismatik, bijaksana, pinter dan ganteng lagi, hahaha". Jawab Deni dengan wajah polos nya.
Kalau aku perhatikan memang hampir75% khusus nya mahasiswa baru milih senja, yah karena selain cute dan yang lain lain memang dia yang paling populer diantara kandidat yang lain.
Hingga tibalah saatnya pemilihan ketua BEM. Pemilihan ketua BEM dilaksanakan di hall kampus. Pagi itu sudah terlihat ramai panitia yang mempersiapkan perlengkapan nya, mulai dari kotak suara kursi, sampai tinta untuk penanda mahasiswa yang sudah selesai memilih ketua BEM.
Kami antri untuk menuju kotak suara, seperti biasa aku selalu bersama deni, fitri dan olif.
"Eh kalian nanti mau milih siapa?, pasti udah banyak deh yang milih senja. Gimana kalo kita milih kak Agung aja? Dia gak kalah smart nya kok sama senja" Bisa bisa nya olif punya ide yang seperti itu
"Kalo aku sih emang mau milih kak Agung, kalau aku pikir senja itu terkenal nya karna dia kemaren jadi salah satu panitia ospek. Jadi memang banyak mahasiswa baru yang ngefans sama dia. Padahal kita gak tau kan siapa tau kak Agung sama kak Tiwi tuh lebih smart dari pada senja" ujarku pada mereka
"Ya udah ni ya, berarti kita kompak milih kak Agung".
Tiba akhirnya giliran kita untuk mengambil lembaran dan memasuki kabin kotak suara. Kupandangi 3 foto yang terpampang disana, entah mengapa mata ku hanya tertuju pada satu foto yang seolah memandangi ku, senja. Yang awal nya aku kekeh mau milih kak Agung, tiba tiba ku coblos foto orang yang berjenggot itu. Yah finally ku pilih dia.

YOU ARE READING
You_Im
RastgeleDisenja, tepat saat matahari tenggelam. Ku saksikan bersama nya, orang yang ku kenal dengan penuh perhatian nya dengan gagah dia ungkapkan untaian tanya yg harus ku jawab. "Mau kah kamu selalu ada di samping ku ketika senang atau susah?, mau kah kam...