Part 6

1.1K 128 12
                                    

oOo

Author Pov

"Dor!"

Chanyeol mengerjapkan matanya saat ia tidak merasakan panasnya peluru yang seharusnya menembus kulitnya.

Yang justru dilihatnya adalah ayah Kris yang tersungkur dan mengeluarkan darah dari dada kirinya.

"Ayo kabur Chanyeol!"
Yejin menembak ayah Kris. Dengan tangan gemetar,ia melemparkan pistol itu ke lantai.

Kris datang beberapa saat kemudian dan ia berteriak saat melihat ayahnya terkapar di lantai.

"Kris, maafkan kami, kami-"

"Pergi! Cepat pergi! Aku memanggil polisi tadi, kalian harus pergi sekarang!" Kris berteriak.

"Yejin, ayo!" Chanyeol menggandeng tangan Yejin yang dingin. Sepertinya Yejin masih shock pikir Chanyeol.

"C-Chanyeol, a-ayo ke rumah sakit." bisik Yejin dengan bibir pucat.

"K-kau berdarah.." Yejin mulai mengusap bahu Chanyeol yang tadi sempat menjadi korban peluru panas.

"Aku tak apa Yejin. Jangan-"

"Ayo.. Kumohon.." Yejin menatap Chanyeol menohon dan Chanyeol akhirnya luluh juga.

Ia mengendarai motornya dengan kecepatan maksimal hingga kecelakaan naas-pun tak dapat dielakkan.

Saat mereka terlempar dari motor, Chanyeol masih dapat melihat senyuman Yejin dan bahasa bibirnya yang mengucap 'mianhe, saranghae' sebelum semuanya menjadi gelap.

- -

Chanyeol menatap kosong jeruji besi yang ada di hadapannya.

Sudah 2 minggu ia ditahan di tempat ini. Dan hari ini, ia akan dibebaskan.

Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan Yejin.

Setelah kecelakaan itu, ia dirawat selama 1 minggu di rumah sakit. Mereka bilang, Yejin berada di kamar sebelah.

Namun setiap Chanyeol ingin menjenguk, selalu saja ada alasan untuk tidak menemuinya.

Dan setelah Chanyeol boleh keluar dari rumah sakit, ia segera dijebloskan dalam penjara karena ia juga turut andil dalam peristiwa mengerikan itu.

"Kris, ayo ke rumah Yejin. Aku ingin tau bagaimana kabarnya sekarang. Aku merindukannya." Chanyeol bersenandung sambil berjalan menuju rumah Yejin.

"Ah, lancangnya aku, bagaimana keadaan appamu sekarang?" tanya Chanyeol hati-hati.

"Bajingan tua itu sudah mati beberapa hari lalu." balas Kris cuek. Membuat Chanyeol tersenyum dibuatnya.

"Kau tak sedih?"

"Tidak. Kurasa ia memang pantas untuk mendapatkannya. Lagi pula, uangnya adalah uang haram. Aku tak sudi menggunakannya terus menerus."

Langkah kaki Kris terhenti dan Chanyeol menatap heran sahabatnya itu.

"Chanyeol, kematian itu adalah takdir. Dan kau juga harus bisa menerimanya. Seperti aku menerima kematian ayahku."

"Hei, apa maksudmu?" perasaan Chanyeol mulai tidak enak.

Apakah Yejin tak bisa selamat dari kecelakaan itu?

Oh tidak, ini semua salahnya!

"Kau bisa baca surat itu. Maafkan aku."

Kris meninggalkan Chanyeol di bangku taman yang sepi itu.

Good (bye) Love (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang