2

4.3K 223 19
                                    

"Heh dek, ga usah ngelamun mulu. Kesambet baru tau rasa" cibir kakakku yang masih menatap lurus kedepan.

"Kak, kalo lagi nyupir tuh diem. Kosentrasi. Nanti bisa nubruk orang" balasku kesal.

"Kalo aku kasih tau tuh didengerin jangan dijawab" celotes kakakku

"Kalo aku ngasih saran tuh didengerin. Jangan masuk kuping kanan keluar kuping kiri" sindirku lagi.

Brakkkk 

Kakakku menghentikan mobil dipinggir jalan membuatku terkejut bukan main.

"Tuh kan kak! Ati-ati sedikit napa sih! Mau banget ya aku mati kena serangan jantung!" Bentakku kesal.

Tinnn

Kak riu mukul klakson keras.
Dan metapku tajam.
"BISA GA SIH SEKALI AJA GA JAWAB AKU DEK! kamu makin berani ya! Apa temen-temen disekolahanmu ngajarin kamu ngomong kasar gini ha??!!"

Tanpa kusadari, air mataku telah keluar. Rasanya sesak. Hatiku sangat sesak. "AKU GA PUNYA TEMAN ! PUAS! INI SEMUA GARA-GARA KAKAK!" tanpa pikir  panjang aku langsung membuka pintu mobil.

Tapi sebelum ingin keluar, tangan kak riu menarik lenganku kasar.
"Mau kemana dek?!"

"Lepas!" Aku langsung melepaskan tangannya dan berhasil. Aku berlari sekuat tenaga. Aku benci kakakku.

Dia berlari mengejarku.
"Shira berhenti!" Teriaknya dari belakang.

Aku tidak peduli. Air mataku semakin deras.
"Kya.."
Kakiku tersandung batu. Bisa kurasakan perih pada kakiku.

"Dek?!"
Kak riu langsung membantuku untuk berdiri.
Dia memelukku erat.
"Dek jangan lari lagi, kakak ga mau kehilangan kamu" kak riu memelukku erat.

Aku menangis sekencang-kencangnya didada kak riu.
"Hwaaa kakak nyebelin!!" Teriakku disela-sela tangisan.

"Maaf..."

-skipTime-

Akhirnya kami pulang kerumah.
Dan sekarang kak riu sedang mengobati luka dikakiku.

"Aww pelan-pelan dong kak. Sakit nih" rintihku.

"Bisa diem ga sih dek. Masih untung cuman lecet" cibir kak riu. "Ini balesan buat adek durhaka. Dikasih tau kakaknya malah ngeyel"

"Ukh.. kak riu ngapa kita ga balik ke tokyo aja?" Akhirnya pertanyaan yang selalu kupendam dapat kusampaikan juga. Entah kenapa saat ini aku merasa bahwa kak riu sudah kembali seperti dulu.

"Disana masih bahaya dek" jawabnya serius.

"Bahaya? Aku ga ngerti deh kak? Jelasin yang rinci dong"

"Lebih baik kamu ga perlu ngerti, btw ada cowok yang kamu suka?"
Pertanyaan kak riu sontak membuatku terkejut.

"Apa an sih kak?! Orang temen aja belom punya!"

"Oh .. ya bagus deh kalo gitu."
Apa maksud perkataannya?

"Kok bagus sih kak! Kakak mau aku ga laku-laku terus ga nikah sampe aku tua gitu!"

"iya! Biar kamu sama aku terus!"
Ucapnya sambil menatapku serius. Wajahku langsung memerah padam mendengar pengakuan kak riu.

"Cih ngapa mukamu merah dek? Mikir yang aneh-aneh ya? Padahal kakak cuman becanda" Goda kakakku.
Kak riu langsung berdiri.

"Sialan! Dasar kakak pedofil!!" 
Aku memukulnya. Tapi lenganku ditahan oleh tangannya.

"Ni dah malem. Ga usah buat masalah. Cepet belajar" ucapnya dingin lagi.

Secret Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang