7

2.7K 146 3
                                    

#typoEveryWhere!

Author's POV

Seorang lelaki yang tengah mengendarai motor terhenti saat merasakan hpnya bergetar. Dia pun langsung menjawab telepon itu.

"Ada apa?" Tanya lelaki itu.

"Ingat tugasmu"

"Aku ingat tugasku"

"Kalau begitu biar aku ingatkan lagi, tugasmu untuk memata-matainya. Bukan menyentuhnya"

"Oh benarkah? Aku tak ingat ada kalimat 'tidak boleh menyentuh' ?"

"Jangan bercanda, dia milikku. Aku tak suka melihamu menciumnya tadi"

"Oh oke bos maafkan aku. Ciuman tadi hanya refleks. Oh dan aku bahkan tak menyangka jika kau mengikuti kami seharian ini"

"Aku hanya memperingatkanmu, kau tak boleh mencintainya"

Tut tut tut

Lelaki itu hanya tersenyum kecut. "Sepertinya aku tak bisa melaksanakan perintah yang satu itu" gumamnya sembari melanjutkan perjalannya.

^0^

Shira's POV

Mahluk yang lebih aku takuti dari hantu itu menatap tajam padaku.
Aku hanya tersenyum simpul melihatnya. Rasanya ingin lari.
Tapi tak mungkin kan?!
Dia akan memakanku hidup-hidup. Aku yakin itu (~_~

Dia berjalan mendekat kearahku.
"Jadi kemana saja kau hari ini?"

Aku hanya menelan ludahku.
Oh ya tuhan selamatkan aku. (T.T
Aku mundur beberapa langkah
"Jalan-jalan"

"Dengan lelaki yang jelas-jelas kularang?" Tanyanya lagi.
Sekarang ia sudah berada tepat dihadapanku. Oh aku sudah pasrah sekarang ✌✌

"Aku------"
Tubuhku gemetar saat merasakan lengannya yang kuat menarikku dalam pelukannya.

Ehhhh???!!

"Ka-kak riu..."
Dia memelukku amat erat.
Sampai membuatku sulit bernapas.

"Diamlah!"
Bentakknya.
Oke aku diam '#'

"Dasar adik nakal. Seharian pergi tanpa memberi kabar. Dan saat pulang sudah larut malam. Bahkan di antarkan oleh lelaki jahanam" gumamnya.

'seperti baca puisi' gumamku dalam hati.
Ini bukan waktunya untuk menjawab ucapan kakak ataupun berdebat dengannya.
Karena ada yang aneh disini. ?

"Kak mau berapa lama lagi kakak memelukku seperti ini? Sesak tau" akhirnya aku tak bisa menahan mulutku.

Kak riu pun melepaskan pelukannya.
"Aku ingin sekali membungkam mulutmu itu dek" ucapnya sembari menatapku dingin.

Refleks aku langsung menutup mulutku.
"Jangan macam-macam deh kak"

"Jadi? Apa maumu?" Tanya kak riu.

"Mau ku? Hmm.. aku mau tetap bersekolah disana kak. Aku tidak mau dipindahkan" jawabku.
Kan aneh?
Kak riu menjadi lebih baik, eh?

"Baiklah. Tapi berjanjilah. Kalau kau tak akan pernah lari dari rumah lagi, tanpa mengabariku"
Ucapnya penuh penekanan.

Aku hanya mengangguk.
Tatapannya masih saja dingin.
What happend ??!

"Kalau begitu pulanglah, dan istirahat." Kak riu pun berjalan melewatiku.

Eh?

Aku langsung berbalik menatap punggung kak riu.
"Kakak mau kemana?!"

Kak riu hanya berhenti berjalan dan terdiam.
"Bekerja"

"Apa pekerjaan kakak?"
Tanyaku lagi.

"Belum waktunya kau tau." Jawabnya.

Oh hell yeah!
Hatiku hancur :)
Air mataku mulai menetes.
"Aku menemukan pistol dan bercak darah dari lemari kecil kakak, bisa kakak jelaskan itu?" Ucapku menahan tangis.

Sekarang ia berbalik sedikit. Dan menatapku. Tatapan matanya amat  mengerikan.

"Jangan pernah masuk kekamarku lagi." Ucapnya dingin.
Sungguh aku tak mengerti sikapnya saat ini.

Mulutku sudah tidak mau terbuka. Karena saat ini aku sedang menahan tangis.
Aku hanya melihat punggung kakakku yang semakin lama menghilang dalam kegelapan.

Akhirnya ia sudah tak terlihat lagi. Air mataku sudah tidak bisa terbendung lagi.
Aku menangis dimalam yang dingin ini. Seorang diri.

ToT

Mataku mulai terbuka melihat silauan cahaya.
Kulihat jam.
Dan masih jam 3 pagi.
Aku langsung terbangun dari posisi tidurku.

Karena mendengar suara pintu terbuka. Aku yakin itu kak riu. Tapi entah kenapa firsatku mengatakan untuk keluar.

"Sudah pulang ya kak?" Ucapanku saat menuruni tangga.
Tapi tak ada jawaban?

Dan saat tiba dibawah mataku langsung membelak kaget!

"KAK RIU??!!!"





.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Kependekan ?
Gomen >=<

Secret Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang