8

2.6K 142 3
                                    

"KAK RIU??!"
Teriakku langsung berlari kearahnya.

Kak riu berjalan sempoyongan dengan banyak luka dibadannya terutama lebam diwajahnya.

Aku berusaha menahan badan kak riu supaya ia tak jatuh. Aku langsung merebahkan dirinya ke sofa.

"Kak.. apa yang terjadi??!" Tanyaku histeris.

Tapi kak riu tak merespon sama sekali. Ia seperti orang mabuk.

Aku langsung mengambil air hangat dengan handuk dan kotak p3k. Perlahan ku buka baju kak riu yang sudah sobek.

Aku Membasahi handuk dan mulai membersihkan luka yang kotor.
"Aw.." kak riu meringis kesakitan. Tercium bau alkohol dari mulutnya.

"Kak! Kau mabuk ?!"

"Berisik!" Jawabnya.
Aku yang kesal langsung menekan lukanya.
"Aww sakit bodoh!"

"Kau yang bodoh!!" Teriakku kesal. Selesai membersihkan. Aku langsung mengolesinya dengan obat merah dan langsung kuperban luka-lukanya.

"Pelan-pelan..." ucapnya sambil meringis. Aku tak memperdulikan ucapannya.

"Aww aw" rintihnya lagi.

"Berisik banget sih kak."

"Sakit baka!"

"Salah siapa coba"

"Ish.."

Aku duduk disamping kak riu. Kutatap tajam matanya.

"Kenapa?" Tanyanya dengan nada sempoyangan.

"Kenapa kakak mabuk?!" Tanyaku memaksa.

"Bukan urusanmu," jawabnya malas.

Ku ambil handuk yang telah ku masukkan kedalam air hangat, dan ku sentuhkan dimuka lebam kak riu.

"Aww, oii pelan-pelan!" Kak riu mulai kesal.

"Bodo" aku masih terus menempelkan kain itu ke mukanya.

Tanpa sadar kak riu menatapku dingin, tangannya menyentuh wajahku.
Refleks aku langsung menghentikan kegiatanku.

"Ka-kak?" Tanyaku hati-hati.
Kuperhatikan wajah kak riu. Matanya merah karena efek minuman keras. Wajahnya biru-biru karena lebam. Malang sekali nasibnya.

Tangannya mulai bergerak. Dari pipiku ke pucuk kepalaku.
Dia menarikku kedalam pelukannya, lagi !

"Kak riu kenapa si---"

"Dek... " panggilnya.
Aku hanya diam. Pasrah didalam pelukan kak riu. Sangking eratnya dia memelukku. Sampai-sampai aku bisa mendengar suara detak jantungnya.

"Aku sangat menyayangimu.. aku ga bakal nyerahin kamu ke orang itu. Karena kamu itu milikku. Selamanya..." ucapan kak riu terhenti. Badannya langsung lemas dan menindihi tubuhku.

Dia tertidur?!
Setelah mengetakan hal yang membuatku meleleh?!

Aku berusaha keluar dari tindihannya. Dan berhasil. Kubalikkan badan kak riu. Ku angkat kakinya sampai ke sofa. Aku mengambilkannya selimut. Dan langsung membalutnya ke tubuh kakakku.

Aku duduk dibawah sofa. Memperhatikan wajah kakaku yang sudah terlelap.

"Dasar kak riu ngeselin. Selalu menyimpan banyak rahasia. Tidak pernah terbuka pada adikknya sendiri. Apa kau pikir aku akan terus bersamamu? Tidak lah... suatu saat kau akan menikah. Dan meninggalkanku sendirian. Dasar menyebalkan.." gumamku sendirian sembari menatap wajahnya.

Tiba-tiba lamunanku menghilang saat aku mendengar suara handphone yang berdering dari balik sakunya.

Aku mencoba mengambilnya, dan berhasil.

Panggilan masuk
Xxx

Aku menaikkan sebelah alisku. Kenapa dikasih nama xxx ?
Xxx menelpon lagi.
Angkat?
Tidak.?
Angkat?

Umm.
Aku angkat deh..
kalau saja penting.

Aku hanya menganggakatnya tanpa berbicara.
Halo,
Terdengar suara lelaki.
Aku tetap diam

Aku tau kau masih membenciku.
Dengarkan saja oke.
Besok malam kau ditugaskan untuk membunuh direktur perusahaan ternama. Aku akan mengirimkan alamatnya nanti.
Aku harap kau tak gagal seperti tadi. Kau baik-baik saja kan?
Hallo kau mendengarku?

Aku hanya diam. Mataku langsung membelak mendengar ucapannya.

Baiklah jika kau masih tak mau bicara. Salam untuk adik tercintamu ya..

Tut tut tut

Lelaki itu mematikan teleponnya.
Tanpa sadar air mataku sudah meleleh lagi.
Padahal baru tadi malam aku menangis dan sekarang aku menangis lagi?!

Oh shit!
Aku benci diriku yang cengeng.
Aku masih tak percaya dengan ucapan lelaki tadi.
Apa kak riu bekerja sebagai pembunuh bayaran?!

Tapi melihat ada sebuah pistol dengan bercak darah disana sudah membuktikkan hal itu.
Oh ya tuhan...
Lalu siapa lelaki tadi. Kenapa dia terlihat akrab sekali dengan kakak. Bahkan dia mengenalku?

Kepalaku serasa dihantam baja jika ingin mengingat sesuatu dimasalaluku. Aku seperti pernah mendengar suara tadi.. tapi diamana?
Kapan?

Ukhhh!!
Kepalaku sakit!
Bayangan merah datang lagi padaku..

Lari..
Shira!
Tidak ibuu!

Dor dor dor...

Nona, anda baik-baik saja?!
Anda harus segera pergi dari sini..
Shiraa kau milikku!! Jangan lari!

Kau akan baik-baik saja..
Selama ada kakak disampingmu.. kau akan baik-baik saja...

Tanpa sadar, aku menjatuhkan handphone kak riu.
Aku memegang kepalaku yang terasa sakit sekarang..
Kilasan apa lagi itu..
Kenapa banyak sekali darah.

Akhirnya mataku memburam
Dan tubuhku melemas.
Semua..
Menjadi
Gelap...

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc :*

Secret Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang