9

2.6K 149 4
                                    

Aku mulai membuka mataku.
Melihat cahaya silau dari balik kaca jendela.

"Ukkhh... " rintihku sembari memegang kepalaku yang masih terasa sakit.

"Kamu ga papa dek?"
Tanya kakakku.

Refleks aku langsung meliriknya. Kak riu menatapku khawatir. Ia duduk ditepi ranjang.

"Ga papa kok" jawabku dingin.

"Hahhh...." kak riu menghela nafasnya panjang.
Ia meninggalkanku sendirian dikamar.
Ntah kenapa hubungan kami semakin memburuk sejak aku masuk kekamarnya dulu.

Aku menatap keluar jendela.
Hujan gerimis telah membasahi jendelaku.
Aku mulai beranjak meninggalkan ranjangku.

"aku harus sekolah"
Gumamku dengan nada malas.

-SikpTime-

Aku keluar dari kamarku.
Menghampiri kakakku yang tengah duduk dimeja makan. Sembari menikmati sebuah makanan yang ada dimeja.

Tanpa banyak kata, aku langsung duduk disalah satu kursi. menatap datar makanan yang ada dihadapanku.

Sebuah roti, dengan selai kacang dan susu coklat.
Aku mulai memakan roti itu dengan cepat, dan setelah selesai aku langsung bergegas meminum susu coklatnya.

"Terimakasih makanannya" ucapku sembari menepukkan kedua tangan.

Aku langsung beranjak dari tempat duduk. Langkahan kakiku terhenti saat kak riu memanggilku.
"Pulang nanti kakak jemput" ucapnya datar.

Aku hanya diam ditempat tanpa membalikkan badan.
"Iya" jawabku singkat.

Hari ini kak Riu tidak mengantarkanku berangkat.
Sebenarnya diantarkan ataupun tidak aku sungguh tidak peduli.

Aku segera menaiki bus, semua tempat duduk sudah terpakai. Terpaksa aku harus berdiri.
Aku mulai memakai headseatku.
Aku memperbesar volumnya, tak peduli dengan lingkungan sekitar.

Sekitar duapuluh menit, dan akhirnya aku telah sampai ke sekolah. Aku memasuki kelas. Dan langsung duduk ditempatku. Aku masih mendengarkan lagu diheadsetku. Sebelum seseorang menepuk pundakku. Membuatku menoleh kearahnya.

Aku membuka headsetku.
"Ada apa ne?" Tanyaku padanya. Dia adalah Aka, satu-satunya orang yang mau berbicara denganku.

"Maaf mengganggumu, apa kemarin kakakmu marah padamu?" Tanya Aka.
Sepertinya ia merasa bersalah.

"Um.. tak apa, kau tak perlu khawatir" ucapku datar.

"Benarkah? Kau tak perlu bohong padaku. Sepertinya kau sedang ada masalah"

"Hahh.... aku sedang tidak ingin membahasnya" ucapku. Sunggu aku sedang tidak mau diganggu sekarang. Masalah kak Riu, oh tuhan aku ingin segera melupakannya.

"Baiklah.. maaf" ucapnya lagi. Apa sikapku padanya terlalu dingin?
Ahh.. sudahlah..
Aku terlalu lelah.

Aku tak menjawabnya. Aku langsung meletakkan kepalaku ke meja. Aku benar-benar lelah.
"Heh anak manja! Mana buku lo!" Teriak seorang cewek, jangan sekarang plis.

Aku tetap mengabaikannya.
Dia memukul mejaku.
'Jangan buat aku marah!' gumamku dalam hati. Sekarang aku sedang berada di mode menahan emosi.

"Tuli ya!! Bangun lo dasar! Masih pagi juga! Jangan-jangan tadi malem lo----"

"Bisa diem ga. Kamu terlalu berisik" ucap seorang lelaki, jelas itu Aka. Wanita itu langsung pergi sembari terus mengumpat.
'Aku akan berterimakasih padanya nanti' ucapku dalam hati.

Bel pun masuk. Aku segera membangunkan kepalaku yang masih terasa berat.

*0*

Akhirnya bel pulangpun berbunyi. Semua orang sudah keluar dari kelas. Disini, tinggalah aku dan Aka.
"Kenapa ga pulang?" Akhirnya aku mulai membuka pembicaraan.

"Nunggu kamu pulang" jawaban yang cukup membuatku terkejut.
Aku meliriknya, kulihat ia sedang bermain hp.

"Pulanglah dulu, kakakku akan segera tiba" ucapku sambil menatap keluar jendela.

"Hm.. abaikan saja aku" balasnya.
Aku hanya menaikkan sebelah alisku mendengar jawabannya.

Aku berjalan kearah jendela, menatap langit sore yang menurutku indah. Udara disini cukup dingin.

"Oh iya aku lupa!" Aku langsung mengambil sesuatu dari tasku. Itu adalah surat keluarga.

"Mau kemana?" Tanya Aka yang terkejut mendengar teriakanku.

"Ke kantor Kepsek, mau ngumpul surat KK kemarin disuruh bawa."jawabku pada Aka.

"Mau ku temenin?" Tanyanya lagi.

"Ga usah, lu disini aja, gw nitip tas yak" jawabku sembari berjalan kearah kantor Kepsek. Aku berharap, bapak kepala sekolah masih dikantor.

Padahal dulu jika mau mengumpulkan data pasti ke ruang TU. Entah kenapa kemarin bapak kepala sekolah langsung meminta KK ku secara langsung.
Kenapa hidupku selalu penuh keanehan yah..

Belum lama aku berjalan, akhirnya aku sampai didepan kantor Kepsek. Saat aku ingin mengetuk pintu kudengar suara erangan dari dalam kantor.

Jantungku langsung berdetak dengan cepatnya. Pintu kantornya ternyata tidak tertutup rapat. Ada sedikit celah untukku agar dapat melihat keadaan yang ada didalam.

Kuberanikan diriku untuk mengintip,
Dan refleks aku langsung membungkam mulutku dengan sebelah tanganku. Mataku membelak kaget melihat keadaan yang ada didalam.

Tubuhku terasa sangat kaku,
Apa ini?!
Ini mimpi kan!
Kulihat pak kepala sekolah tercekik tali dasinya. Matanya melotot, ia masih terus bergerak
Untuk melawan, tapi ada seseorang yang ada dibelakang tubuhnya. Orang itu memakai masker, tapi matanya terlihat sangat jelas. Orang itu terus menarik tali dasi kebelakang.

Dan akhirnya, tak ada perlawanan dari pak kepala sekolah. Lidahnya keluar, lehernya membiru.
Ingin rasanya aku lari dari sini. Tapi kakiku sulit bergerak.
Siall..
Aku paksakaan kakiku untuk berjalan mundur,
Pelan.. sangat pelan..

Grekk

Pintu ruangan terbuka. Menampakkan sosok mengerikan yang kini telah menatapku tajam.

Apa aku akan mati?
Kakiku langsung melemas.
Aku tak sanggup harus melihat matanya yang mengerikan.
Akhirnya aku terduduk.
Aku sudah pasrah.
Tanpa sadar air mataku sudah berjatuhan.

Ya tuhan aku sangat takut sekarang. Kak riuu..

Lelaki ini mendekatiku.
Ia menangkup wajahku, jari tangannya menghapus air mataku yang terjatuh tadi.

Tunggu?!
Pembunuh macam apa dia?!

Kuberanikan diriku untuk menatap matanya.
Dan saat itu juga.
Rasanya jantungku langsung ingin berhenti berdetak!!

Matanya!
Kenapa seperti mata kak Riu?!
Apa ini hanya perasaanku saja atau?!

Mata lelaki itu menatapku sendu. Mataku masih terus menatap matanya. Aku terkejut! Sangat terkejut.

Dia berdiri.
Dan akhirnya meninggalkanku seorang diri, aku yang masih terduduk diam.
Rasanya ingin mati sekarang.
Aku baru mengingat perkataan orang yang kemarin menelpon kakakku.

Jadi ..
Jadi benar kakakku seorang pembunuh bayaran?!

.
.
.
.

Tbc

Secret Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang