5

3.3K 161 9
                                    

"Hosh hosh ....."
Aku sudah berlari cukup jauh.
Dan yahh kakiku terasa sangat pegal. Kak riu juga ga keliatan.
Keknya dia ga ngejar aku deh.
Ah sana masa bodo.

Aku akhirnya memasuki sebuah cafe kecil dipinggir jalan.
Dan memesan sebuah minuman.

Bukannya ke sekolah, eh malah ke cafe. Yah sekali-kali bolos kan ga papa (jangan ditiru nih 😂)
Lagian, kalo kesekolah. Kak riu nanti bisa nemuin aku.
Yah setidaknya, hari ini aku ga mau ketemu dia.

Tanpa aku sadari. Seorang lelaki berjas hitam duduk dikursi tepat didepanku.
Aku tak memperdulikannya.
"Apa yang dilakukan seorang siswa dicafe pada jam segini huh?" Tanya lelaki itu.

Aku tak menatapnya.
Aku masih sibuk meminum jus yang telah ku pesan tadi.
"Bukan urusanmu"
Jawabku dingin.

"Hem.. membolos ya"

"Bisakah anda diam, jika anda ingin mengobrol sebaiknya anda cari orang lain saja"

"Oh ayolah, aku hanya ingin bicara denganmu"

"Maaf tapi saya sebaliknya"
Lelaki ini sungguh menjengkelkan. Aku masih tak mau melihatnya.

"Apa kau sedang pms bocah. Dan satu hal lagi.. Tidak sopan jika saat berbicara dengan orang tidak menatap wajahnya loh."

Akhirnya aku menegakkan kepalaku. Dan menatap matanya tajam. Bisa dibilang lelaki ini masih muda. Dia... cukup tampan juga. Tapi tetap saja! Kak riu lebih tampan.

"Jadi tuan. Apa maumu?" Tanyaku dingin.

"Aku suka denganmu"

.
.
.

"Buahahahha... tuan apa kau seorang pedofil? Menyukai seorang bocah? Jangan bercanda" ucapku tak percaya.

"Jadi.. kau tak percaya bocah?" Ucapnya sambil menatapku serius.

"Tentu saja! Kita baru ketemu beberapa menit yang lalu, dan kau bilang suka padaku, oh tuan canda mu sangat lucu"

"Aku bisa saja menyumpal mulutmu dengan mulutku, apa dengan begitu kau akan percaya huh?" lelaki itu menyentuh bibirnya. Dia menggodaku??!

Aku hanya bisa menaikkan sebelah alis mataku.
"Coba saja kalau bisa!" Tatapku tajam.

"Hoo... aku suka keberanianmu  itu" lelaki itu menarik dasiku kasar dan tanpa sadar.

Cup!

Dia melepaskan cengkramannya didasiku.
"Lihat kan.. haha aku suka keberanianmu.." dia tersenyum penuh kemenangan.

Refleks aku langsung menutup bibirku. Tunggu?! Otakku butuh waktu untuk mencerna kejadian yang baru saja terjadi ?!

"Kau menciumku!!!!" Teriakku tanpa sadar. Beberapa pelayan disini menatap kami heran.

"Aku juga suka teriakanmu, bahkan wajah merahmu itu. Aku ingin sekali mencumbunya" jelasnya dengan jujur.

Wajahku semakin memerah.
"Ka-kauuu dasar pedofill!!" Aku tunjuk dia.

Lelaki itu mendekatkan tubuhnya dan..

Cup!

Dia mencium jari telunjukku.
Dia benar-benar gila??!!
Refleks aku langsung menarik tanganku menjauh.

"Kauuu!!!" Amarahku sudah tak tertahankan.
Dan lelaki asing ini malah terkekeh pelan.

"Aku juga suka dirimu saat marah" senyumnya menjadi sebuah tawa.

"Ini tidak lucu tuan! Aku bisa saja melaporkanmu ke polisi !!" Geramku.

"Hoo apa yang akan kau tuduhkan huh? Aku bahkan belum memperkosamu" ejeknya.

"Dasar sinting! Kau telah mengambil first kissku bodoh!! Dan jangan harap kau bisa memperkosaku, kakakku akan membunuhmu"

Entah kenapa setelah mendengar ucapan 'kakakku' ekspresinya langsung berubah. Lelaki ini berdiri. Dan menatapku serius.
"Jangan menantangku lagi. Bahkan kakakmu tak akan bisa melawanku"
Tatapannya berubah menjadi sangat tajam.

Ukh..
Tanpa memperdulikannya, aku langsung pergi dari tempat itu.
Tapi saat melewati lelaki itu. Tanganku dicengkram kuat olehnya. "Siapa yang menyuruhmu pergi?"

"Aku punya hak untuk pergi tuan. Lepaskan tangan anda"

"Cepat duduk" ucapnya penuh penekanan.

"A-ku ti-da-k mauu"
Aku menatapnya penuh kebencian. Kenapa hari ini aku sial sekali.

"Jangan membuatku marah shira" ucapnya lirih. Tapi aku masih bisa mendengarnya sangat jelas. Tunggu... dia memanggil namaku?!

"Darimana anda tau nama saya?" Tanya ketus.

"Itu rahasia. Lalu tentang kakakmu aku bahkan mengetahui semuanya, kau tak penasaran dengannya huh?" Ucapnya lagi tanpa melepaskan genggamannya.

"Ka-kau tau kakakku?"

"Aku bahkan lebih tau dia daripada dirimu, shiraku"

'Siapa orang ini?'

"Jadi kembalilah duduk, dan kau bisa bertanya apapun tentang kakakmu" tawarnya.

"Bagaimana bisa aku percaya dengan orang yang baru kutemui huh?"

"Oke, kakakmu Riu kiriya nara. Umur 20 tahun dan sekarang dia sedang melanjutkan kuliahnya sembari bekerja sambilan dimalam hari. Kau bahkan tak tau apa pekerjaan kakakmu kan?" Ujarnya panjang lebar.
Lelaki ini pun melepaskan genggamannya.

Aku terkejut mendengar semuanya. Dia benar. Selama ini aku bahkan tidak tau pekerjaan kakak. Jika aku bertanya padanya dia selalu bilang kalau aku tak perlu tau.

Tanpa disuruh akupun langsung duduk dikursi tadi.
"Jelaskan padaku, siapa dirimu? Apa hubunganmu dengan kakakku? Dan jelaskan semua rahasia kakakku" aku manatapnya tajam.

Lelaki ini hanya tersenyum miring, penuh kemenangan.
"Aku tak bisa menjawab pertanyaan pertamamu. Mungkin belum. jika hubunganku dengan kakakmu itu.. hum bisa dibilang kami ada hubungan bisnis lagipula aku teman masa kecilnya. Untuk rahasianya.. ahh kau bisa menanyakan langsung padanya"

Aku menyipitkan mataku. Menatapnya penuh selidik.
"Kau? Teman masa kecilnya? Bearti kau dari tokyo juga? Lalu.. kenapa kau bisa mengenalku?"

"Tentu saja aku dari tokyo juga. Dan.. aku sudah lama mengenalmu. Bahkan seharusnya kau juga sudah mengenalku"

"Aku tak mengenalmu. Mungkin kau salah orang?"

"Tentu saja tidak. Aku sudah lama menyukai wanita bernama shira sakura nara. Dan itu kau"

Jantungku langsung berdetak kencang. Tunggu?! Kenapa aku tidak bisa mengingat sesuatu tentang lelaki ini. Kenapa?!
Aku berusaha mengingat sesuatu. Tapi kepalaku malah semakin berdenyut nyeri.

Ada kilasan mengerikan dikepalaku. Darah..
Ayah.. Ibu...
"Akhh..."
Aku memegang kepalaku yang nyeri.

"Kau tak perlu memaksakaan dirimu. Nanti juga kau akan mengingat semuanya. Tentangku.. Bahkan tentang tragedi malam itu" lelaki ini tersenyum.

"A-apa maksudmu?"
Aku yakin sekarang wajahku sudah pucat. Keringat dingin mengucur dari pelipisku.

"Kakakmu memang hebat bisa menyembunyikan semuanya padamu yah..."
Lelaki itu langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Tunggu! Kau harus jelaskan semuanya! Kumohon!" Aku mencengkram tangannya.

"Belum waktunya. Sayang " Lelaki ini menundukkan badannya. Dan mendekat padaku.
Dia menyentuh wajahku.
"Kau milikku, selamanya akan seperti itu. Kau tak akan bisa lari dariku. Kemana pun kau lari. Aku akan terus mengejarmu. Dan pada akhirnya.. kau akan menjadi milikku seutuhnya~"
Bisiknya tepat ditelingaku.

Mataku langsung membulat sempurna. Ya tuhan.. cobaan apalagi yang kau berikan...

.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
Tbc :*

VoteAndComennt? ^0^

Secret Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang