Eliza POV
Lucy mengajakku berkeliling ke tempat yg indah. Aku sangat merindukan ini.
Dia juga mengajakku nonton, dan membeli beberapa aksesoris.
Dan akhirnya, aku sampai di sebuah cafe yang bernama Berthillon Glacier. Yang menjual berbagai macam ice cream.
Semua itu Lucy yg traktir, tanpa unsur pemaksaan.
Tapi, aku kembali teringat pada William. Dulu, dia suka sekali membelikanku ice cream. Tapi itu dulu,
"Hey, kau kenapa ?"ucap Lucy sambil mengibaskan tangannya.
"Ah ? A-apa ?"
"Kau kenapa tersenyum seperti itu ?"
Tersenyum ?
"Benarkah ?"
"Aku dari tadi bertanya padamu tapi kau diam saja. Kau kenapa ?"
"Tidak, tidak apa apa."
"Kau mau rasa apa ?"
"Vanilla."
"Baiklah."
Eliza POV End
"Oh ya, bagaimana kabar William ?"
Eliza terdiam.
"Dia baik-baik saja."
"Kalian sudah bersahabat sampai sekarang. Biasanya persahabatan antara cowok dan cewek itu, salah satunya menyimpan perasaan khusus pada sahabatnya."
"Maksudmu ?"
"Saling suka."
"T-Tidak. Mana mungkin aku menyukainya. Kan hanya 'biasanya'."
"Aku tidak bilang kalau kau menyukainya." balas Lucy sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Huh ? Oh, terserah." Eliza mengalihkan pandangannya.
"Kau menyukainya."
"Haha, tidak. Kenapa kau berpikir begitu ?" Eliza tertawa canggung.
"Elizabeth, dari cara bicaramu itu aku sudah tahu, kau bohong kan ?"
"Tidak. Aku hanya merindukannya saja."
"Eliza, aku mengenalmu sejak kecil. Aku sudah hafal sikapmu itu. Ayolah, kau bisa memberitahuku."
Ia terdiam sesaat.
"Ya, aku suka. Aku menyukai William. Tapi apa yang bisa kulakukan ?? Dia sudah menyukai orang lain."ucap Eliza sambil menghela nafas.
"Aku tahu seharusnya aku tidak boleh menyukainya, tapi kau tahu ? Rasa ini tumbuh begitu saja,"
"Aku tidak bisa menahan perasaanku. A-Aku.. Aku menyukainya. Aku sudah membiarkan rasa ini tumbuh." Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Kau tahu ? Hatiku sakit, sangat sakit saat dia bilang bahwa dia sudah menyukai seseorang. Aku hanya bisa menutupi perasaanku. Karena aku ingin melihatnya bahagia, dengan orang yg dia sukai itu." Air mata nya menetes.
Ia mengeluarkan semua perasaan yg dipendamnya selama ini.
Gadis dihadapannya masih terdiam melihat adiknya itu mengutarakan perasaannya.
"Aku menyayanginya, Lucy."
Lucy memeluk Eliza, dan menenangkannya.
"Maaf, Eliza. Tidak apa, ceritakan saja padaku. Jangan menahannya. Aku ada disini, kau bisa menceritakan semuanya padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Friendzone ?
Teen FictionDalam persahabatan yang terjalin antar cewek-cowok, mustahil jika salah satu dari keduanya tidak mempunyai perasaan lebih kepada sahabatnya sendiri. Setidaknya, itu yang diyakini oleh sebagian orang. Menghabiskan 11 tahun waktunya berteman dengan W...