Chapter 5

330 24 6
                                    

Eliza POV

Aku berjalan menuju kelas ku dengan malas. Kurasa hari ini mood ku kurang baik.

"Holaa" sapa Maddie saat aku duduk di kursi ku. Aku hanya tersenyum simpul lalu mengalihkan pandangan ku ke arah depan sambil menopang dagu ku.

"Eh, lo tau nggak ? Gu-"
"Nggak" ucap ku memotong ucapannya.
"Gue kan belum selesai ngomong! " seru nya.
"Oh, Sorry. Lanjutkan."
"Gue denger-denger, katanya ada murid baru. Yang satu cewek, yang satunya lagi cowok. Tapi kayanya, yang cowok itu masuk di kelas kita deh."
"Oh, Trus ?"
"Trus ? Apa ? Gue cuma mau ngomong itu kok." Ucap Maddie.

Eliza POV End

Author POV

Bel masuk berbunyi, pertanda jam pertama akan segera masuk.
Pelajaran pertama hari ini adalah fisika.

-Bu Anna- masuk dengan langkah cepat.
"Okay, Students... sebelum memulai pelajaran hari ini, ibu akan memperkenalkan murid baru. "

Bu Anna menengok keluar seakan memberikan kode agar murid baru itu segera masuk.

Dia memasuki kelas dengan tenang. Dengan postur tinggi, kulit putih serta mata birunya, ia membuat seluruh murid terdiam menatapnya.
Rambut pirangnya yang acak-acakan, memberikan nilai plus untuknya. Dapat di pastikan ia orang berdarah campuran.

Sekarang, ia sudah berdiri di depan kelas dan menatap sekeliling.
"Hey Guys, I'm Freedy and I'm from USA. And now, i'll learn in the same class with you all. And, Gue masih butuh bantuan untuk menyesuaikan diri. Thanks.."
Setelah memperkenalkan diri, ia mulai berjalan ke arah bangku yang kosong tepatnya di belakang bangku Maddie dan Eliza.

"Eh, kayaknya gue pernah liat dia deh. Tapi dimana ?" Gumam Maddie.
"Oh iya, di toko buku." Jawabnya sambil menjentikkan jari.
Melihat Maddie bergumam, membuat Eliza ingin bertanya.
"Madd, are you okay ?" Bingung Eliza.
"Yes, i'm okay."

~~~~~~~~~~~

Jam istirahat

"Liz, dia bukan adiknya si cewek yg rebut buku lo waktu itu ?" Tanya Maddie sedikit berbisik.
"Yup"
"Ajak dia ke kantin yuk,"
"Hmm"

"Hi Freed, remember me ?" Tanya Maddie
"Hm," Freedy tampak mengingat-ingat wajah Maddie.
"Oh, Lo yang waktu itu di toko buku kan ?"
"Yup. Sama temen gue juga. Ngomong - ngomong, lo jago juga bahasa Indonesia." Puji Maddie.
"Gue pernah tinggal di Indonesia 2 tahun pas SD. Jadi yah, masih inget dikit. Mama gue juga orang Indonesia."
"Oh, lo mau ikut ke kantin gak?"
"Boleh"

Mereka bertiga berjalan menuju kantin. Dalam perjalanan ke kantin, mereka melihat gadis berpostur tinggi, dengan kulit putih, rambut pirang sepunggung dengan mata berwarna biru. Mirip dengan Freedy. Si sedang menjadi pusat perhatian di koridor.
"Liz, dia kakaknya Freedy kan ?" Tanya Maddie
Eliza mengangguk. Maddie menengok kebelakang ia melihat Freedy sedang ditatap oleh banyak gadis.
"Huh, kok gue males ya liat mukanya. Udah ah," Maddie segera menarik tangan Eliza.

Sesampainya di kantin. Mereka segera mencari kursi yg kosong.
"Lo mau mesen apa, Za ?" Tanya Maddie.
"Jus jeruk aja."
"Klo gitu gue juga jus jeruk."
"Freed ?" Maddie beralih pada Freedy yg sedang duduk di depannya sekarang.
"Sama dengan kalian saja."
"Okay." Maddie baru saja ingin pergi untuk memesan, tapi Eliza menahannya.
"Udah, aku saja yang pesan. Kau tunggu saja disini dengan Freedy" ucap Eliza segera pergi.
Maddie kembali duduk. Hanya mereka berdua sekarang. Sedangkan para gadis yang duduk di sekitar mereka menatapnya syirik. Dan beberapa di antara mereka bahkan mengumpat.

"Yang tadi itu kakak lo, kan ?" Ucap Maddie membuka pembicaraan.
"Yup, namanya Freya. Freya Charlotte."
"Oh, Sifat kalian jauh beda ya."
Freedy tersenyum lebar. "Dia memang seperti itu."
Maddie hanya mengangguk.

>> Skip

XII IPA 1

"Saya dengar ada murid baru. Freya,kan ?" Tanya Pak Guru yg mengajar di kelas itu.
"Yes, it's me." Ucap -orang- yg dimaksud sambil mengangkat tangannya.
"Oh."
Dia Freya. Freya Charlotte.

~~~

Eliza sedang berbaring di tempat tidurnya sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Freya." Gumamnya.
"Ku dengar dia kelas XII."
"Apa dia satu kelas dengan William ?" Tanyanya dalam hati sambil memejamkan mata.

~~~

Eliza berjalan keluar kamar dan melihat ibunya sedang menonton TV di bawah. Eliza baru saja habis mandi setelah bangun sore tadi.

Eliza segera berlari menuruni tangga.
"Hey bu," ucapnya lalu duduk di samping ibunya.
"Hey"
"Apa ayah akan pulang dari Singapore malam ini ?"
"Sepertinya tidak. Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan."Huhh.." ucapnya sambil menghela nafas.
Eliza tiba-tiba teringat sesuatu.
"Aku rindu sekali dengan Josh."
"Kau merindukannya ?" Tanya ibunya.
"Ya, saangat." Ucapnya bersemangat.
"Kapan kita kembali ke Prancis ?" Lanjutnya.
"Tanya pada ayahmu jika dia pulang nanti."
"Atau mungkin ke Canada ? Aku juga rindu dengan bibi Kenna dan Lucy."
"Ibu juga merindukan mereka." Ucap ibunya sambil meminum teh hangat didepan nya.
"Baiklah, aku akan tanya Ayah jika sudah pulang."

~~~

At school

Eliza baru saja ingin memasuki kelasnya ketika ia mendengar suara gadis yang cukup asing baginya.
"Jadi, apa kita akan mengerjakan tugas itu bersama ?" Ucap gadis itu.
"Aku saja yang mengerjakan nya. Jadi tidak usah repot untuk memikirkan tugas itu." Suara laki-laki terdengar.
Eliza mengenal suara itu. Ia menoleh ke sumber suara. Ia melihat Freya dan William sedang berdiri di samping loker.
William melihat Eliza.
"Jadi maksudmu, aku tidak me-" ucapanny terpotong saat William sudah menjauh darinya. Ia berjalan ke arah Eliza sambil tersenyum kecil.
"Morning, Eliza" ucap William sambil menepuk pundaknya. Ia berjalan melewati Eliza.
"Morning." Ucapnya dengan suara kecil. Ia yakin William sedang menuju perpustakaan.
"William!!" Teriak Freya sambil berlari mengejar William.

Elizabeth hanya berjalan memasuki kelas sambil meletakkan tas di kursinya.
Ia melihat Maddie dan Freedy sedanh asyik bercerita.
"Hey!!" Ucapnya mengejutkan mereka.
"Eliza, lo udah dateng. Gue gak sadar." Ucap Maddie
"Kau tidak tahu ? Aku sudah datang sekitar satu jam yang lalu." Sindirnya
"Udahlah, gue tau lo cuma bercanda."
"Memang kalian sedang membicarakan apa ?"
"Lo telat. Ngobrolnya udah selesai."
Eliza mencibir, "Ya ya, kuharap kau sudah mengerjakan tugas Fisika kemarin karena 15 menit lagi guru Fisika masuk."
"Fisika ? Tunggu, yang mana ?"
"Emang ada ya??"
"God, gue lupa !!!"
"Hm, Elizaaa, sobat gue yang baik hati. Gue boleh liat pr Fisika lo nggak ?" Tanyanya dengan wajah penuh harap.
"Mau lihat punya gue nggak ?" Tawar Freedy
"Oh, nggak usah. Makasih.. Udah ada Eliza kok." Jawabnya watados.
"Cihh, kau terlalu yakin aku ingin memberikanmu pr ku."
"Karena gue yakin lo gak se-tega itu ke gue..."
Eliza mendengus.
"Yaudah nih, cepetan. Gak pake lama." Ucapnya sambil memberikan buku miliknya.
"Okaaay, Thanks ya Za.."

Eliza terdiam. Ia mengingat William dan Freya tadi. Ia baru sadar, mereka saling mengenal. Itu berarti, mereka sekelas. Mereka berada di kelas yang sama.

***

Am I Friendzone ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang