7 years later...
Laki - laki muda berperawakan tinggi itu berjalan menuruni tangga setelah menyelesaikan rutinitas pagi nya dikamar, tangannya tergerak merapihkan dasi yang menggantung dilehernya sembari terus mengarahkan pandangan nya ke meja makan yang telah dipenuhi oleh semua anggota keluarga nya,
lelaki 23 tahun itu langsung mengisi kursi kosong disebelah adik laki-laki nya yang tampak sedang sibuk menyantap sarapan, ia duduk dengan tegap sambil mengambil beberapa lembar roti dan mengolesi nya dengan selai kacang favoritnya. Hingga suara merdu seorang perempuan paruh baya yang tak lain adalah ibu nya menginterupsi kegiatan nya, membuatnya menolehkan wajah pada wanita itu.
"Apa mom? Apa ada yang salah dari penampilanku?" Justin bertanya begitu mendapatkan pandangan aneh dari ibu nya.
"Ah Justin, tidak ada yang salah sama sekali. Hanya saja, aku sulit percaya bahwa kini kau sudah semakin dewasa."
Justin memutar mata nya jengah, kemudian ia kembali melanjutkan mengolesi selai pada roti nya, "Tentu saja aku semakin dewasa mom, memangnya aku akan selamanya menjadi remaja?"
Ayah Justin yang sedari tadi hanya diam menikmati kopi nya pun tertawa mendengar kalimat yang Justin keluarkan lalu menatap anak nya itu dengan sorot mata penuh kebapak-an, "Jadi, bagaimana Justin? Apakah kau merasa kesulitan dibulan pertama mu menjadi pimpinan di kantor?" ya, memang dua bulan yang lalu Justin sudah diwisuda dari perguruan tinggi dan menjadi salah satu lulusan terbaik sekaligus termuda, dan tidak lupa peringkat Cumlaude yang diperolehnya, sebulan kemudian dia langsung mengambil alih posisi pimpinan di perusahaan keluarga nya yang sebelumnya ditempati oleh ayah nya itu.
Justin mendesah pelan lalu berucap dengan santai, "Well, Sejauh ini aku belum mendapatkan kesulitan yang berarti dad, semua nya aman terkendali. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun."
Jeremy tersenyum mendengar penuturan anak sulung nya itu, lalu kembali mengalihkan fokus nya pada sarapan nya.
Sebuah suara kikikan pelan terdengar, Justin sontak menolehkan wajah nya kesamping dimana adik nya duduk dengan ponsel ditangan nya, Shawn yang merasa tengah diperhatikan oleh kakak nya itu pun ikut menoleh, "Apa?" ucapnya sambil memasang ekspresi heran, Justin memilih tidak menjawab dan mulai memakan sarapan nya.
Meja makan itu masih hening untuk beberapa saat, hingga terdengar bel rumah yang berbunyi diikuti dengan suara sautan seorang gadis, eh tidak, dua orang gadis, yang mereka kenal sebagai Candice dan adiknya, Amanda.
Kedua gadis itu masuk ke ruang makan sambil masing-masing menenteng satu kantung, sementara Justin mulai merasa kikuk saat melihat salah satu gadis dengan seragam sekolah SMU nya yang langsung menyapa kedua orang tua nya, buru-buru ia mengembalikan ekspresi nya seperti semula dan menyesap kopi nya perlahan.
Ia melirik lagi gadis itu yang kini sedang bercakap-cakap dengan ibu nya sambil menyerahkan kantung yang dibawa nya, disebelah nya berdiri gadis yang lebih dewasa yang juga melakukan hal sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You (Justin Bieber)
Fanfiction(ON GOING & ON REVISION) Beberapa part akan di PRIVATE secara acak untuk menghindari plagiat yang sedang marak terjadi, so i suggest you to follow me from now if you like this story Also, please show your appreciation by leaving vote and comment :...