"Uhuukkkkk- uhukkk... apa?? Apa yang kau bicarakan Shawn?" Justin terbatuk - batuk menahan sakit di tenggorokan nya setelah ia tersedak jus jeruk yang tadi ia minum . Pria itu tak menyangka Shawn akan meminta nya untuk menggantikan dirinya menjadi pasangan Amanda pada prom minggu depan lantaran jadwal audisi yang tak bisa ia lewatkan. Ia memang sudah tahu perihal Shawn yang mendapatkan undangan audisi dari Juilliard, namun ia tidak tahu jika audisi itu diadakan bertepatan dengan malam prom.
"Kau tidak keberatan kan? Ayolah brother, bantu aku kali ini saja."
Keberatan? Mustahil, justru Justin akan sangat senang hati melakukan nya. Shawn seolah memberikan nya kesempatan untuk menjadi kian dekat dengan Amanda.
Justin membasuh dagu nya yang sedikit basah akibat terkena percikkan jus jeruk, lalu menatap Shawn dengan ekspresi wajah yang mulai terlihat santai.
"Mengapa harus aku?" Ucap nya berpura-pura tak mengerti.
"Karena aku tidak rela jika Amanda pergi dengan laki - laki lain ke acara prom itu. Lebih baik kau yang menggantikan ku. Aku benar-benar tidak bisa melewatkan audisi nya."
Justin mengangkat bahu nya pura -pura acuh, "Hm, baiklah. Kau fokus saja dengan audisi mu dan biarkan aku yang menemani Amanda ke prom."
Shawn tersenyum lebar, "Thanks brother, you're the best."
Justin menggangguk dan baru saja meminum jus nya kembali dan hendak menelannya, akan tetapi tindakan Shawn yang tiba - tiba memanggil nya dengan keras lagi - lagi membuat nya tersedak lalu terbatuk hebat.
Justin melotot pada Shawn yang meringis menyesali perbuatan nya.
"Sorry, aku kelepasan. Aku hanya ingin mengatakan - Oh, ayolah brother, jangan melotot begitu. Aku minta maaf."
Justin hanya mendengus kesal lalu kembali mengambil beberapa tisu untuk membersihkan mulut nya.
"Apalagi yang ingin kau katakan hah? pastikan itu ucapan terakhir mu, atau aku akan memenggal kepala mu dan memajang nya di perapian."
Shawn menatap Justin dengan mata membulat sempurna, "Wow-wow, kau tega memenggal kepala adik mu sen— Baiklah, tolong hentikan pelototan mu itu Justin."
Pandangan Justin agak melunak begitu Shawn menampilkan cengiran lebar nya. Lalu mengisyaratkan adiknya itu untuk melanjutkan perkataan nya.
"Aku hanya ingin mengatakan, jangan coba - coba mencari kesempatan dalam kesempitan pada Amanda saat prom nanti. Apalagi sampai jatuh cinta pada nya, dia MILIK KU. Walaupun aku ragu kau akan tertarik dengan nya, mengingat kau selalu bersikap cuek dengan gadis manapun. Kau mengerti kan maksud ku, brother?" Ucap Shawn dengan nada serius penuh peringatan
Justin mengeraskan rahang nya samar ketika mendengar Shawn mengatakan 'Dia milik ku'. Ia benar-benar tidak suka Shawn berkata demikian, namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja menanggapi permintaan adiknya itu.
"Itu tidak akan terjadi." Justin secara santai menggumam kan kalimat itu walapun apa yang diucapkan nya sangat berbanding terbalik dengan kenyataan nya. Karena, nyata nya ia bahkan sudah jatuh cinta pada gadis itu sejak lama.
"Baiklah, aku akan menghubungi Amanda dan memberitahu nya bahwa kau sudah setuju."
Shawn beranjak meninggalkan ruang keluarga menuju kamar nya di lantai dua. Justin menatapi punggung adik nya itu dengan pandangan menusuk, ia masih merasa tidak suka dengan ucapan Shawn beberapa menit yang lalu. Kalau saja Shawn bukan adik nya, ia pasti sudah menjahit mulut sialan nya itu.
***
Amanda mengerjabkan mata nya berkali - kali sambil terus membaca serentetan kalimat itu dengan seksama. Ia kembali menggumamkan tulisan tersebut, meyakinkan bahwa diri nya benar - benar tidak salah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You (Justin Bieber)
Fanfiction(ON GOING & ON REVISION) Beberapa part akan di PRIVATE secara acak untuk menghindari plagiat yang sedang marak terjadi, so i suggest you to follow me from now if you like this story Also, please show your appreciation by leaving vote and comment :...