PART 7 - BACKSTREET

140 20 15
                                    

Loving you is part of my destiny, and loved by you is the most beautiful grace in my life.
-Author on cast

~~~~~~

"I love you too, Justin."

Amanda terkesiap dengan apa yang keluar dari mulut nya, ia sempat terlibat perang dengan hati dan fikiran nya yang akhir nya membuatnya memutuskan untuk mengikuti kata hati nya. Hingga rangkaian kata itu lah yang diucapkan nya, dan ia tidak menyesal sama sekali. Karena sesungguh nya, yang ia rasakan untuk Justin memang lah cinta. Amanda tidak ragu sedikit pun, Dia mencintai Justin. Walaupun, ia belum tahu alasan tepat apa yang mendasari perasaan nya itu.

Amanda terkekeh kecil menanggapi ekspresi Justin yang tak terbaca, pria itu hanya diam mematung dengan raut wajah yang begitu datar dan sedikit melebarkan kedua mata nya. Ia kesulitan menyimpulkan apa yang tengah difikirkan dan dirasakan oleh pria yang masih berdiri teguh dihadapan nya.

"Bisakah... kau mengulangi nya?" Sebuah senyum tipis mulai terutas dari kedua sudut bibir Justin.

Amanda tertawa pelan, Ia berjinjit mendekatkan wajah nya untuk menggoda Justin, "I love-"

"Stop!! Jangan diteruskan, atau aku akan benar - benar jadi gila." Justin tersenyum lebar, ia merapatkan kembali tubuh nya dengan Amanda dengan tatapan yang masih terarah pada iris mata gadis itu.

Amanda merekahkan senyum nya ketika hembusan nafas Justin yang halus menerpa kulit wajah nya, sedetik kemudian mata nya terpejam meresapi sentuhan tangan Justin yang mengelus lembut sisi wajah nya.

"So.. we are official now, aren't we?" Justin berbisik lembut.

Amanda menelengkan wajah nya dan menatap Justin dengan pandangan mengejek, "Seingatku, kau tak melakukan apapun selain menyatakan cinta. Apakah itu sudah cukup untuk meresmikan hubungan kita?"

Justin mengangkat alis nya, lalu menyeringai, "Ah ya, tentu saja aku melupakan sesuatu."

"Huh?" Amanda menautkan kedua alis nya bingung

Alih - alih menjawab, Justin justru membungkuk, mendekatkan wajah nya pada wajah Amanda hingga gadis itu dapat melihat dengan jelas profil wajah nya. Amanda merasa nafas nya mulai tertahan dan bertanya - tanya kemana pergi nya seluruh oksigen yang ada diruangan. Kini jarak nya dan Justin hanya setipis pisau, mereka saling tatap dalam diam hingga detik demi detik berlalu tepat setelah hidung mereka saling bersentuhan, Justin memiringkan wajah nya.

Mata dua insan itu saling terpejam dengan bibir yang sudah bersentuhan. Justin menarik pinggang Amanda, kemudian mulai menggerakkan bibir nya diatas bibir gadis itu dengan gerakan lembut yang begitu memabukkan kedua nya. Ia merengkuh wajah Amanda dan memperdalam ciuman nya.

Gadis itu terkesiap dan butuh beberapa detik hingga kemudian ia membalas ciuman Justin, bersamaan dengan kedua tangan nya yang semula bertengger di dada pria itu, beralih naik keatas bahu tegap nya lalu berakhir terkalung di leher nya. Justin tersenyum di sela sela ciuman nya, lalu semakin menekankan bibir ranum nya pada gadis itu. Mengecap dan melumat bibir mungil itu dengan penuh perasaan tanpa nafsu, menyapu nya dengan bibir nya yang lembab.

Beberapa waktu berlalu, Justin pun melepaskan perlahan pagutan nya pada bibir Amanda kemudian beralih menempelkan kening nya pada kening gadis itu. Nafas kedua nya saling memburu dengan tatapan mata memuja satu sama lain. Baik Amanda maupun Justin sama - sama tidak ingin saling melepaskan.

Amanda tertunduk tanpa dapat menahan senyum dan kebahagiaan yang semakin merambati hati nya, semburat merah langsung menuhi seluruh permukaan pipi nya. Jari nya tergerak naik menyentuh bibir nya, merasakan jejak ciuman Justin yang masih tertinggal disana.

Loving You (Justin Bieber) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang