You will not realize when the pain hurts you, until it finally kills you
***
Justin's Mansion, Boulevard
11.10 pm"Baiklah bibi, jangan khawatirkan aku. Aku sudah menelfon mom, dan dia mengizinkan. Maaf, kau jadi sendirian dirumah. Ya, Bye."
Amanda melempar ponsel nya ke atas sofa setelah panggilan itu terputus, lalu menggaruk leher nya yang tak gatal dengan gelisah. Ia merasa tak enak karena telah membohongi pelayan rumah nya juga mom nya dengan mengatakan bahwa ia akan menginap dirumah Chloe, dengan alasan ingin menghabiskan waktu bersama sebelum mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan menjelang kelulusan, dan juga sebagai perpisahan sebelum mereka sama - sama meneruskan pendidikan di universitas pilihan masing - masing. Benar - benar kebohongan yang menakjubkan.
Well, dia tentu berbohong bukan tanpa alasan. Beberapa jam sebelum acara prom selesai, Justin memutuskan untuk membawa nya pulang ke mansion nya yang sebelumnya pernah mereka datangi, karena berada di pesta itu sungguh membatasi gerak mereka. Terlebih, Amanda dan Justin sama - sama tidak terlalu suka berada di tengah - tengah keramaian seperti di pesta.
"Bagaimana? kau sudah memberitahu nya?" Amanda membalikkan tubuh nya menghadap Justin yang tengah duduk di tepian kasur setelah sebelumnya pria itu melepas tuxedo nya dan meninggalkan kemeja hitam tipis yang masih membalut tubuh kekar nya dengan bagian lengan yang telah tergulung hingga batas siku. Amanda meneguk ludah nya samar, pemandangan di hadapan nya benar - benar menggoda.
Justin mengerutkan kening begitu mendapati Amanda yang bungkam tak menjawab pertanyaan nya sama sekali, melainkan hanya menatap nya resah dengan bibir terkatup rapat sambil tetap berdiri membelakangi meja rias yang ada di dalam ruangan kamar mansion nya dimana mereka berada sekarang. Justin menghela nafas lalu beranjak dari duduk nya untuk menghampiri Amanda.
"What's going on, hm?" Justin melarikan jari - jari nya untuk merapihkan beberapa anak rambut yang menempel di kening Amanda, kemudian beralih mengelus pipi nya yang telah bersih dari pulasan make up. Amanda bahkan terlihat lebih cantik dengan wajah polos tanpa sapuan make up apapun juga gaun tidur nya yang membuatnya semakin menawan.
"Justin, akan sampai kapan kita terus sembunyi - sembunyi seperti ini?"
Justin terhenyak kaget. Ya, sampai kapan mereka akan menyembunyikan hubungan mereka?
"Kenapa kau tiba - tiba menanyakan itu?" Tanya nya sembari terus mengelus pipi Amanda dengan penuh sayang, mencoba mengalirkan kehangatan melalui kulit tangan nya.
"Aku hanya tidak nyaman jika seperti ini, berbohong kepada orang tua ku, teman - teman ku dan.." Ia berhenti sejenak, pita suara nya seakan tengah di lilit kuat oleh sebuah tali hingga membuat nya seketika kesulitan bersuara, "Shawn juga Candice."
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You (Justin Bieber)
Fanfiction(ON GOING & ON REVISION) Beberapa part akan di PRIVATE secara acak untuk menghindari plagiat yang sedang marak terjadi, so i suggest you to follow me from now if you like this story Also, please show your appreciation by leaving vote and comment :...