Tangkuban Perahu

54 13 0
                                    

Linda_Alenta


Elok rupanya membuatku terpana. Dayang Sumbi, itu namanya. Ia bekerja di sebuah cafe. Setiap sore aku memperhatikan keelokannya tubuh mungil Dayang Sumbi.

“Maaf.” aku menghentikan langkahnya.

“Ya?” senyumnya terkembang membuatku merasa diabetes seketika.

“Kamu mau pulang?” pertanyaan terbodoh yang bisa kuajukan di hadapan makhluk yang manisnya menghabiskan sari manis di seluruh dunia ini.

“Iya,” Ia menelengkan kepala. “Ada apa ya?”

“Aku Sangkuriang.”

“Oh, Dayang Sumbi.”

“Boleh … aku … antar?”

“Boleh.”

Sejak itu kami menjalin hubungan yang indah, Dayang Sumbi sosok keibuan yang sangat penyayang. Aku melamarnya di taman Potret, tempat warga Bandung menghabiskan sebagian waktunya untuk bersantai.

Suatu hari aku tiduran di pahanya, ia mengusap rambut hitamku dengan lembut. Wajah yang selalu riang gembira itu menegang.

“Ada apa?” tanyaku keheranan melihat perubahan raut wajahnya.

“K-kamu serius ingin menikahiku?”

“Tentu saja, Sayang.”

“Aku punya satu syarat.”

Aku segera duduk mendengarnya ingin mengajukan syarat, karena dia typical gadis yang tak pernah banyak menuntut. “Apapun itu akan kupenuhi demi cintaku padamu.”

“Belikan aku perahu aku ingin keliling dunia bersamamu,” katanya datar. “Dan aku mau perahu itu sudah tertambat besok pagi sebelum ayam berkokok.”

Permintaannya membuatku sibuk menghubungi semua kenalan untuk mendatangkan sebuah kapal pesiar. Detik menjelang kapal pesiar itu lempar jangkar di dermaga, tiba-tiba ayam berkokok. Aku panik, mendelik ke arah Dayang Sumbi yang ada di sampingku.

“Ayam telah berkokok, jadi pernikahan kita batal.” Kalimatnya membuatku putus asa.

Aku hanya mampu bersimpuh di atas pasir putih meminta kesempatan padanya.

“Karena aku Ibumu, Sangkuriang.”

“Bagaimana bisa?”

“Luka di kepalamu itu bekas pukulanku karena telah membunuh Ayahmu yang dikutuk Sang Hyang Dewata menjadi anjing.”

Aku murka dan tak terima akan kenyataan ini. Dengan kekuatan yang tersisa kukeluarkan kemampuan sihirku tanpa sengaja membuat kapal yang nyaris tertambatkan itu tertelungkup dan menjadi gunung. Aku berlari tak tentu arah. Gadis yang kucinta adalah wanita yang telah melahirkanku.

Drabble ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang