Prolog

1.8K 65 7
                                    

Aku adalah remaja yang sama selayaknya remaja lainnya. Aku belajar,tinggal bersama orang tuaku. Tapi sejak kelas 3 Smp,Aku dimasukkan oleh orang tuaku ke sebuah Ponpes di Bandung bernama Pesantren Salafi Rahmat Al Fitrah.

Namaku Nameyza Romeesha Azhizilfa,dan dipanggil Zhizi.Sejak kecil aku tidak menetap di Indonesia. Aku dibawa orang tuaku ke Korea karena tuntutan bisnis keluarga. Aku memiliki seorang sahabat muslim disana bernama Ahn Nae Rin.

Itu perkenalan singkat dari Zhizi,ia ramah juga lembut. Tapi meski dalam perantauan Ayah dan Bunda Zhizi tak melalaikan tugasnya membimbing Zhizi menjadi muslimah sejati. Meski dalam pengetahuan agamanya masih kurang tapi ia tetap mengikuti nasihat orang tuanya.

Zhizi seorang akhwat berparas sederhana dengan kulit tidak putih tidak pula sawo matang. Mata sedikit sipit namun tajam,hidung mancung. Pipinya chubby dan berbadan mungil,namun gesit dan cerdas. Kepintarannya serta kelihaiannya dalam menghafal serta memahami materi,menjadi kunci baginya untuk mudah bergaul dan berprilaku sopan santun.

Ia memiliki 2 kakak laki laki dan seorang kakak perempuan. Saat berumur 14 tahun,Ia dibawa orang tuanya kembali ke Indonesia dan dimasukkan ke Ponpes. Awalnya ia sedikit terkejut dengan keadaan serta peraturan Ponpes. Setelah menjalani dengan keikhlasan ia kini merasa nyaman tinggal di sini. Zhizi bahkan tidak ingin keluar,ia bersemangat untuk meraih bea siswa belajar agama keliling Timur Tengah.

Di Ponpes Zhizi memiliki sahabat baru. Ada Aisyah Nurulya,yang lemah lembut dan pendiam. Gita anita,akhwat yang sedikit tomboy dan ceroboh. Siti salwa,si gembul yang suka masak dan makan. Safa Ruqayya,ramah dan kutu kitab,haha. Naila andini,anak dari pemilik Ponpes.Ada juga seorang akhwat yang iri dan membenci Zhizi,namanya Kirana windiya.

💫💝💫

Namaku Ali Az Zain,Babaku seorang pengusaha Indonesia yang sukses dan mamaku berdarah Palestine. Sejak kecil aku sering tinggal di Ponpes Abi yang notabenenya kakak Babaku. Aku biasa dipanggil Zain. Aku selalu menghabiskan hariku dengan kajian kitab kuning dan murottal Al-Qur'an.

Itu perkenalan singkat dari Zain.Zain seorang ikhwan berdarah Palestine, berkulit putih. Alisnya tebal,hidung mancung,rahang tegas,dan lengsung pipi. Tubuhnya proporsional, membuat tak hanya seisi Ponpes bahkan teman tempat ia sekolahpun terpesona oleh tampangnya.

Zain mendapat banyak tawaran beasiswa kuliah diluar negeri. Tapi ia lebih memilih memperdalam ilmu agamanya di Ponpes Tercintanya. Ia berharap bisa dapat beasiswa dengan usahanya.Untuk mendapat beasiswa belajar agama keliling Timur Tengah itu sangat sulit dibanding beasiswa kuliah yang ia dapat dengan mudah akibat kepintarannya.

Banyak diantara akhwat yang mencuri pandang padanya saat berada di musholla Ponpes. Tak sedikit yang mengirim salam bahkan mengirim surat atau coklat untuknya. Tak ada diantara mereka yang digubris oleh Zain. Bahkan mereka bernasib tragis berakhir dengan hukuman menghafal 3 bab kitab kuning. Hukuman yang biasanta diberikan Umi atas kelakuan santriwati itu.

Sahabat terdekat Zain adalah sepupunya sendiri yaitu Ikhsan Al Ghifari.Ikhsan kakak laki laki dari Naila. Meski ia yang sering menyampaikan salam para akhwat pada Zain bukan berarti ia tidak tampan. Ikhsan juga cukup populer dikalangan akhwat tapi ia juga cuek bebek sama mereka. Bahka mereka berdua dijuluki "Al-Amirul Abyad" ya benar pangeran putih. Cahaya wajah mereka yang tak pernah sunyi dari wudhu' membuat siapapun yang melihat mereka akan tersenyum sendiri.

💫💝💫

Dibelahan negara lain terdapat seorang ikhwan yang tak kalah rupawan. Style modern tapi madih islami. Dengan kecerdasan diatas rata rata. Ia meraih gelar S2 di usia 21 tahun dengan lompat kelas saat sekolah dasar,menegah dan akhir. Wow..inilah dia pria tampan bernama "Ahmed Al-Rashid". Kini ia menjadi seorang pembina study keagamaan keliling Timur Tengah. Ia merupakan pembina termuda dan tersukses dalam karirnya yang lain yaitu pendiri Pesantren Tahfidzul Qur'an dan kajian Islam global.

Ia dari keluarga sederhana,berdarah turqi namun besar di Rusia. Ayahnya harus pindah ke Rusia karena pertukaran karyawan terbaik. Ayah 'Alra' sapaan akrabnya,memang sangat pintar dalam ilmu pengetahuan. Mungkin dari sinilah turun kepitaran Alra.

Alra memiliki seorang adik perempuan bernama Aleria nasyqi,ia dipanggil Alena usianya sekitar 15 tahun. Alra sudah berpisah dari orang tuanya dan bersekolah di Madinah selama 12 tahun. Ia baru pulang setelah lulus S2 dan mendirikan Pesantren 'Alddau-ulazraq' (cahaya biru).

#Kicauan thia
Sahabatku semua prolog ini penggambaran sementara buat Alra mungkin ngak langsung muncul di chapter selanjutnya
Selamat membaca dan mohon dukungannya dgn menvote ya Syukran Jiddan


Cinta Bernaung TaqwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang