30 menit kemudian...
Sehun masih berdiri dengan tegang di depan pintu kamar. Ragu- ragu akan masuk atau tidak. Mungkin akan normal saja jika berpikir tidak lebih dari 10 menit. Tapi pria ini berpikir sudah 30 menit dan belum mendapat jawaban.
Sehun pun kadang berpikir betapa pengecutnya dirinya jika berhadapan dengan Hana. Pengecualian untuk menjadi pengecut di ranjang.
"It's okay bro! Hana istrimu. Dia tidak akan marah lagi!" Sehun meyakinkan dirinya sendiri. Lalu tangannya dengan cepat bergerak membuka pintu di depannya.
Gelap?
Mengernyitkan alisnya dengan kebingungan. Sehun ingat dengan jelas Hana tidak pernah tidur dengan lampu yang dimatikan. Lalu kamarnya sekarang dalam keadaan gelap gulita dan membuatnya yakin. Hana masih marah? Atau lebih tepatnya mungkin masih dalam kondisi tidak baik.
Pria itu menghela napas dengan berat seolah ada benda yang mengganjal paru- parunya. Menurutnya yang terjadi pagi tadi bukanlah masalah yang berat. Ini hanya tentang salah paham dan kebodohannya.
"Sekarang apa?" Tanyanya dalam hati.
"Tentu saja minta maaf bodoh!" Sehun menggetok kepalanya dengan kepalan tangan sedikit keras. Terdiam kemudian kembali bingung. Melihat istrinya meringkuk dengan lelap di ranjang membuatnya segan membangunkan istrinya itu.
Hahh...
Dan dengan terpaksa Sehun membatalkan niatnya yang sudah dirancang matang- matang dari kantor untuk Minta maaf.
"Mungkin besok saja." Pikirnya.
**********
Pagi yang cerah tidak dapat membuat hatinya menjadi secerah mentari pagi. Kegundahan kembali menghampiri pria itu sejak dua jam yang lalu. Mungkin dirinya dapat melupakan sejenak masalahnya, tadi malam. Tapi tidak dengan pagi ini. Hana- istrinya belum juga menampakkan tanda- tanda akan bangun. Bukan belum Sehun, dia telah bangun tapi berpura-pura tidur.
"Hana..."
Tangan besarnya bergerak mengelus pipi putih istrinya pelan. Matanya bergerak menelusuri wajah mungil di depannya dengan seksama.
"Bagaimana mungkin aku berpikiran untuk mempunyai anak dengan wanita lain sementara aku memiliki bidadari di ranjangku?"
Pria itu patut untuk menyesal dengan ucapannya kemarin. Pikiran bodoh yang kemudian keluar lewat mulut ceplosnya. Jika boleh jujur, sebenarnya... Kemarin itu Sehun sempat serius dengan niatnya untuk mempunyai anak dengan wanita lain. Dan karena itu sekarang dirinya benar- benar menyesal. Yah, walaupun mungkin Hana dan kedua sahabatnya tidak tahu mengenai kebenaran itu. Yang mungkin mereka tahu adalah Sehun-hanya-bercanda.
"Ck. Suami seperti apa aku ini!"
"Suami bodoh."
Pria itu terperanjat dan bangun seketika dari tidurnya. Bibirnya membuka lengkap dengan ekspresi terkejutnya melihat Hana berbaring dengan tatapan tajam untuknya.
"Ha-hana... Sudah bangun??" Mungkin kau terlalu masuk dalam penyesalanmu, Oh. Sehingga kau tidak tahu istrimu sudah menatapmu sejak tadi.
"Masih bertanya?" Hana ikut duduk membuat Sehun semakin kelimpungan.
"O-ah! Iya iya.. Kau sudah bangun.. Jadi..." Bodoh Sehun. Bodoh! Bicaralah!
"Jadi, ada yang ingin kau katakan?" Hana bertanya dingin. Wanita itu bersidekap tangan di depan dada.
"Aku minta maaf..." Sehun menunduk tidak berani berhadapan dengan istrinya.
"Lihat aku dan katakan sekali lagi!" Bentak Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU... (Sehun & Hana)
FanfictionC O M P L E T E D. Kehidupan pernikahan yang manis sebelum memiliki anak, kenapa tidak? Hana senang karena dapat bermanja dan menjahili suami mesumnya. Nyatanya bagi Sehun hal itu adalah musibah. Dia tidak mau menjadi seorang ayah tua nantinya. Perm...