UNPREDICTABLE

36 5 0
                                    

Chapter 13

Jusliya mengusap punggungku dengan pelan agar aku merasa lebih tenang. aku memutuskan untuk menghentikan perasaan ini agar tak terlalu dalam karena kurasa pikiranku benar, tak ada yang bisa merubahku untuk jatuh cinta lagi. kuharap apa yang kupilih ini benar. yang aku sesali bukan kepergianmu anna, tapi betapa polosnya hati ini yang terlalu mencintainya. dan sampai saat ini pun hati ini tetap menunggunya kembali.

----------------------------------

Jusliya POV

Hari ini aku bangun dengan senyum yang merekah. Aku tak ingin membohongi hatiku dan diriku sendiri bahwa aku nyaman bersama lelaki Pakistan itu. Ya dia Zayn. Sejak ia menceritakan tentang hidupnya aku bisa melihat kesakitan yang amat mendalam, apalagi tentang kekasihnya itu. Eh, mantan maksudku. Aku tau jika ditinggalkan seseorang yang sangat kita sayang itu terlalu menyakitkan. Seperti 10 tahun yang lalu.

From : Pakistan :V
Hai jusli! Aku akan menjemputmu pagi ini ya. Kita akan berangkat bersama.X

Zayn mengajakku berangkat bersama dan dia memberiku tanda cium. Astaga apakah ini tandanya??
AAAAAAAAA!!!!!!

"Jess, kecilkan suara Mu. Cepat turun untuk sarapan."

"I-iya mom" ucapku. Sepertinya tadi itu terlalu kencang ya aku berteriak.

Z POV

Hari ini aku mengajak jusliya untuk berangkat bersama. Bukan karena aku ingin mendekatinya. Tapi karena aku ingin meminta bantuannya. Aku bersiap siap untuk turun kebawah dan menemukan dad ku sudah sarapan duluan.

"Zayn, ayo sarapan. Hari ini kau mau berangkat bersama dad?" ucap dad ku
"Tidak. Aku akan menggunakan mobilku karena ingin menjemput jusliya" ucap ku acuh dan mengambil sandwich lalu langsung pergi ke mobil ku.

--Jusliya POV--

"Hai jess" ucap dadku
"Hai dad, kemana mom?" Ucapku karena aku tak melihat mom di meja makan ini.
"Oh itu. Mom lagi ke rumah tetangga sebelah sebentar" dan aku hanya
ber-o-ria
"Kau mau berangkat dengan dad?"
"Tidak deh dad. Aku berangkat bersama temanku"
"Laki laki atau perempuan?" Tanya dadku
"Laki laki"
"Siapa?" Tanya nya lagi.
"Zayn" jawab ku enteng

"Ooh laki laki tampan yang kemarin mengantar mu pulang dan menggendong mu kekamar itu?" Ucap dadku untuk menggodaku
"I-iya" ucapku dan kurasa pipiku memanas sekarang.
"Aku lihat seseorang telah melempar tomat kearah pipimu sehingga pipimu merah" ucap ayah ku sambil tertawa terbahak-bahak.
"DAADDDDD!!" ucapku sambil memukul lengannya.
"Aduhh kau ini ya. Dari kecil suka sekali memukul lengan ayah, itu sakit sekali jess. Kau harus tau itu" ucap dadku sambil terkekeh
"Habisnya dad-" sebelum aku menyelesaikan kalimatku ada suara klakson didepan rumah.
"Sudah sana berangkat, ken sudah menunggu Barbie nya" ucap dadku untuk menggodaku.
"Huftt" ucap ku mengeluh

*Flashback on*

ZAYN POV

Saat sampai didepan pekarangan rumahnya aku menoleh dan menemukan gadis cantik disebelahku tertidur tenang. Tak tau apa yang terjadi padaku, aku langsung menggendongnya ala bridal style dan mengetuk pintu rumah jusli dengan kaki. Tak sopan memang tapi apa boleh buat, karena kedua kakiku telah digunakan untuk menggendong jusli.

Keluarlah sosok laki laki gagah bertubuh tegap berkata
"Apa yang terjadi pada Putri ku?" Tanya nya panik, sepertinya ini ayah jusli.
"Eh, tak ada apa apa sir, jusli hanya tertidur saat perjalan kesini. Perkenalkan aku Zayn, Zayn Malik. Temannya jusliya" ucapku tersenyum
"Ooh ya, aku Mohammad howard hadid, panggil uncle howard saja"
"Baiklah uncle howard, boleh ku tau dimana kamar jusliya?" Tanyaku seramah mungkin karena tanganku mulai pegal saat ini. Lagipula tak mungkin kan jika aku mengatakan 'bolehkah aku pergi ke kamarnya sekarang, tenang saja aku tau letak kamarnya. aku kan pernah tidur dikamarnya' aku bukan laki laki seperti itu.
"Astaga, maafkan aku Zayn. Silahkan masuk, akan kuantarkan"

*Flashback off*

Saat aku keluar rumah Zayn sudah membukakan pintu untukku sambil berkata
"Kau ini lama sekali. Panas tau diluar sini"
"Aku kan tak memintamu untuk membukakan ku pintu Pakistan"
"Ya aku kan hanya mencoba" ucapnya pelan, pelan sekali
"Ha? Mencoba apa?"
"Sudah lupakan"

----Skip cafetaria----

"Pesankan aku nasi goreng dan orange juice ya, kalau kau mau, kau pesan saja. Ini uangnya" ucapnya seperti bos yang menyuruh pembantunya.
"Ha? Aku bukan pembantunya ya Zayn. Tadi kau sudah menarik ku paksa ke cafetaria dan sekarang kau menyuruhku layaknya seorang pembantu"
"Kau tak mau? Ingat tentang hp itu" jawabnya enteng. Oh iya, aku harus menuruti semua yang ia mau sampai kapanpun yang dia inginkan_- ahh Pakistan sialan.

"Ini makananmu" ucapku
"Ok" dan ia pun tak mengatakan terima kasih? Astaga manusia macam apa dia.
"Tak ada ucapan terima kasih untukku? Aku kan sudah mengantri panjang demi mu" ucapku menyindir. Sebenarnya aku pun tak ingin di ucapkan terima kasih tapi aku hanya ingin merubah sikap Pakistan yang seperti ini menjadi lebih baik seperti yang Niall katakan.
"Sebenarnya aku jarang mengucapkan terima kasih tapi, yasudahlah, terima kasih atas nasi goreng dan orange juice nya nona Inggris" ucapnya tanpa melihatku. Memang dia ini susah dirubah sepertinya.

----Skip di parkiran saat pulang----

"Umm jus, ak-aku ingin umm ingin kau ja hufttt" ucapnya frustasi
"Kau ini kenapa? Ngomong saja apa susahnya sih" ucapku mencoba menutupi detak jantungku yang berdebar kencang ini. Apa dia ingin menembakku? Ah apa aku gila. Tak mungkin dia menembakku secepat ini kan. Lagian juga aku juga ragu dengan perasaan ku yang sebenarnya. Kadang kadang aku nyaman dengannya, tapi kadang kadang aku juga kesal dengannya. Sudahlah.

"Apa kau mau jadi pacarku?" Ucapnya
"Eh? Kau tak mabuk kan?" Ucapku kaget sekaligus tak percaya.

-----------------------------------

Finallyyy chapter 13 finished. Jangan lupa vomments :v Hargain yang nulis ya 👊 vomments kalian berarti banget buat gua. And Sorry for typo yang bertebaran 👀👻

DANDELIONWhere stories live. Discover now