Raja Bolos •Wonwoo•

514 76 17
                                    

Aku memandangi bocah hitam dengan tinggi diatas rata-rata ini dengan tajam. Ia benar-benar berhasil membuat amarahku memuncak hari ini, wajahnya yang sedang tersenyum bodoh itu malah semakin meningkatkan niatku untuk menjotosnya. Jika saja aku tidak ingat aku seorang guru, mungkin wajah bocah ini sudah rusak sekarang.

"Langsung ke intinya saja ya, Kim Mingyu. Apa maksudmu tadi?" ucapku dengan wajah sedatar mungkin.

"Tidak ada maksud apa apa, ssaem. Aku hanya berbicara jujur bahwa ssaem cantik" jawabnya, masih dengan senyum bodoh itu. Aku mencoba mengontrol emosiku, walaupun tangan ini sudah terkepal sejak tadi.

"Kau tidak lihat kalau aku seorang lelaki? Atau matamu sudah buram karena terlalu lama membolos?"

"Aku tau ssaem lelaki. Tapi tetap saja ssaem cantik"

Aku menggeram. Anak ini benar-benar menyebalkan. Wajahnya bahkan tidak menampakkan ekspresi takut seperti siswa lainnya saat berhadapan denganku, ia malah terus-terusan tersenyum.

"Kau kuhukum mengerjakan tugas fisika 5 bab. Semua jawaban harus benar. Jika tidak, aku akan mengeluarkanmu di pelajaranku" ancamku. Sepertinya berhasil, kini wajahnya yang bodoh tadi telah berganti dengan wajah cemas

"T-tapi ssaem.."

"Tapi apa?" kataku sinis, aku tau apa yang ditakutkan olehnya. Aku telah melihat laporan hasil belajar miliknya dan tiap semester selalu dipenuhi angka-angka jelek.

"A-aku..."

"Mulai sekarang berhentilah membolos dan belajar yang tekun. Hukuman tetap dijalankan. Minimal, dalam seminggu kau sudah menyelesaikan satu bab"

Ia hanya mengangguk pasrah. Jujur saja, aku sedikit iba melihatnya. Ia terlihat kesusahan sekali.

"Kau bisa bertanya pada guru fisika di sekolah ini jika merasa kesulitan" sambungku.

"Hmm.. Bolehkah aku meminta bantuan Wonwoo ssaem saja?" ucapnya sambil mengerling genit.

Dasar bocah gila.

"Hey aku yang memberikan hukuman untukmu. Bagaimana bisa aku malah membantu?"

"Tapi ssaem—"

"Tidak ada tapi-tapian, sekarang pulanglah. Hari sudah semakin sore"

Aku beranjak dari tempat dudukku, dan segera membereskan barang-barangku di atas meja. Mingyu yang sedari tadi duduk di hadapanku tidak kunjung pergi, ia masih melamun—kelihatannya sedang memikirkan sesuatu.

"Pulanglah, Mingyu" ucapku berusaha memecah lamunannya.

"Eh, iya, ssaem"

Aku segera keluar dari ruang guru, melangkahkan kakiku melewati koridor sekolah yang mulai sepi, hanya tersisa siswa-siswi yang mengikuti ekstrakulikuler.

Namun, aku merasa sesuatu mengikutiku. Aku lalu menoleh, dan aku melihat si raja bolos itu dengan tatapannya yang kelihatan salah tingkah.

"Ada apa lagi, Mingyu? Apa masih kurang hukuman tadi? Ingin ditambah?" ucapku kesal.

"Jangan ssaem! 5 bab itu saja sudah membuatku hampir mati rasanya. Aku hanya ingin menemani ssaem ke depan, itu saja" balasnya sambil menggaruk tengkuknya.

"Aku tidak perlu ditemani"

Aku lalu berbalik, melanjutkan langkahku. Namun, si hitam itu sekarang malah berjalan disampingku.

"Ssaem tinggal dimana?"

"Haruskah kau mengetahuinya?"

"Hehe, tidak juga"

Fate ; meanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang