My Lovely Ssaem •Mingyu•

431 73 10
                                    

Aku terbangun dari tidurku. Badanku terasa pegal sekali, aku baru menyadari bahwa aku tengah tertidur dalam posisi duduk, dan kepalaku tertelungkup di atas meja belajar.

Jika bukan karena Wonwoo ssaem, aku tidak akan mungkin melakukan ini. Mengerjakan tugas, apalagi hukuman... Itu bukan hobiku. Hahaha.

Aku melihat ke jam dinding, sudah pukul 6. Aku harus bergegas mandi dan siap-siap, karena Ayah akan berangkat pagi dan aku harus cepat-cepat memberitahu bahwa Wonwoo ssaem meminta Ayah dan Ibu untuk datang kesekolah.

Setelah selesai mandi, aku keluar dari kamarku dan menuju ruang makan yang terletak di lantai satu.

"Ayah! Ibu!" sapaku sambil menuruni tangga.

"Ada apa, Mingyu?" tanya Ibu sambil mengoleskan selai di roti tawar.

"Begini hmm anu..."

"Duduklah dulu" kata Ayah.

Aku lalu duduk, dan berusaha sebisa mungkin untuk bicara pada Ayahnya. Panggilan dari guru untuk orang tuaku bukan hanya sekali, tapi sudah sering. Tapi entah kenapa, aku merasa gugup sekali kali ini.

"Ada apa, Gyu?" tanya Ayah.

"Hmm.. Ayah dan Ibu dipanggil oleh guru ke sekolah" ucapku ragu-ragu, tanpa berani menatap manik tajam ayahku.

Beliau lalu menghela napasnya, aku bisa merasakan ekspresi kekecewaan luar biasa dari Ayahku.

"Baiklah. Jam berapa kami harus datang?"

Aku terkejut. Biasanya Ayah akan bertanya apa yang membuat mereka sampai dipanggil oleh guru guruku. Mungkin, Ayah mengira ini masalah yang sama yaitu bolos. Padahal, kan, ini beda lagi. Tapi syukurlah, aku juga takut dimarahi Ayah.

"Gyu, kenapa malah melamun?"

"E-eh, jam istirahat nanti, Yah. Sekitar pukul 11"

Ayah dan Ibu hanya mengangguk. Aku yang telah menghabiskan 3 roti dengan selai kacang, langsung kembali ke kamarku untuk mengambil tasku.

--

Sesampainya disekolah, aku kembali menaruh buku fisikaku di atas meja Wonwoo ssaem. Walaupun aku tahu jawabanku tidak mungkin ada yang benar, tapi setidaknya aku bisa mengunjungi Wonwoo ssaem tiap hari dengan alasan harus mengantarkan buku ini.

Saat aku akan keluar dari ruang guru, aku berpapasan dengan Wonwoo ssaem. Ia terlihat semakin manis hari ini, dengan potongan rambut barunya.

"Ada apa melihatku begitu?" tanyanya ketus, sambil menatap tajam wajahku yang mungkin sekarang terlihat bodoh. Aku cepat-cepat mengubah ekspresiku, agar ia tidak semakin kesal.

"Tidak kok, ssaem. Oh iya, aku baru saja menaruh buku tugasku di meja ssaem. Dan..  Orangtuaku akan datang nanti saat jam istirahat"

"Baguslah kalau begitu"

Wonwoo ssaem berlalu dari hadapanku, ia berjalan menuju mejanya dan sebelumnya kulihat ia tengah tersenyum menyapa guru-guru yang lain.

'Astaga, senyumnya manis sekali' pikirku.

Wonwoo ssaem yang melihatku tengah menatapnya, langsung memberikan isyarat padaku melalui matanya agar aku segera keluar dari ruangan itu.

--

Jam istirahat akhirnya tiba, setelah melewati pelajaran membosankan yang membuatku hampir tertidur beberapa kali. Dan saat bel berbunyi, aku langsung menuju gerbang sekolah, menantikan kedatangan Ayah dan Ibuku.

"Ayah! Ibu!" panggilku saat kedua orang tuaku keluar dari mobil.

"Kali ini kami harus menemui guru apa, Gyu?" tanya Ibu.

"Guru fisika, Bu. Namanya Wonwoo ssaem"

Ibu mengangguk, aku lalu mengajak mereka ke ruang guru. Kebetulan sekali, Wonwoo ssaem baru saja masuk ke ruang tersebut.

Ayah dan Ibu duduk di kursi yang ada di hadapan Wonwoo ssaem, sedangkan aku berdiri sambil menunduk dalam.

"Mingyu, bisakah kau keluar? Biarkan saya berbicara dengan ayah dan ibumu" ucap Wonwoo ssaem. Kali ini, bicaranya terdengar formal sekali.

"Baik, ssaem"

Aku keluar dari ruangan itu, tapi aku tetap berusaha mendengarkan pembicaraan mereka. Untungnya, meja Wonwoo ssaem tidak terlalu jauh dari pintu ruang guru.

Kira-kira, beginilah percakapan mereka.

"Selamat siang, terimakasih bapak dan ibu telah menyempatkan waktu untuk datang ke sekolah ini" ucap Wonwoo ssaem sambil tersenyum.

"Kali ini, apa yang dilakukan oleh anak kami, ssaem?" tanya Ayah langsung ke intinya.

"Baiklah. Saya akan langsung saja  bercerita tentang tingkah laku anak bapak dan ibu. Kim Mingyu sudah membolos sekitar hampir dua minggu. Ia juga sering ketahuan ketiduran di kelas, dan..hmm maaf harus mengatakan ini. Kemarin, ia berusaha menggoda saya saat saya sedang mengajar"

'Mati aku' batinku.

"Apa?!!!" ucap ibu dengan ekspresi kagetnya.

"Sebentar, bu. Biar saya lanjutkan terlebih dahulu"

"Saya memang merasa malu saat itu. Tapi, disini saya ingin lebih memfokuskan pada masalah kenapa ia sering membolos. Hal itu membuatnya ketinggalan pelajaran dan nilainya jelek. Dia pernah bilang bahwa ia bolos karena sangat suka mendaki gunung. Apa itu benar?"

'Ah syukurlah. Aku kira Wonwoo ssaem akan membicarakan saat-saat aku menggodanya dengan lebih lanjut'

"Iya. Benar. Ia sangat suka mendaki gunung. Anak itu sangat menyukai alam bebas, bahkan, terkadang ia berani pergi sendiri tanpa seizin kami"

"Mari kita cari solusi untuk memecahkan masalah ini"

"Ssaem, bagaimana kalau ssaem menjadi guru untuk Mingyu..dirumah? Setidaknya, ia pintar di satu pelajaran saja itu sudah cukup bagi kami" ucap Ibu panjang lebar.

"Maaf tapi sepertinya saya tidak—"

"Kami mohon, ssaem. Sudah berapa guru yang kami minta untuk melakukan ini tapi mereka tidak ada yang mau. Kami mohon kali ini, ssaem mau mencoba untuk mengajarkan anak kami. Berapapun bayarannya, kami akan siapkan"

Aku tersenyum. Aku merasa sangat beruntung saat kudengar Ibu meminta bantuan Wonwoo ssaem untuk mengajariku. Aku membayangkan, sangat menyenangkan sekali bisa melihat wajah Wonwoo ssaem dirumahku setiap hari. Aku lalu kembali memperhatikan tiga orang itu,

Dan kemudian, Wonwoo ssaem mengangguk.

'Assa!!' teriakku dalam hati.

"Baiklah. Saya akan mencobanya. Mungkin mulai minggu depan, saya akan datang. Saya harus mengatur jadwal saya terlebih dahulu"

"Baiklah, terimakasih, ssaem. Kami mohon maaf atas kelakuan anak kami yang bandel dan kurangajar sekali telah menggoda ssaem"

"Tidak masalah. Saya mengerti"

Aku berteriak penuh kemenangan di dalam hati. Wonwoo ssaem tidak se-killer yang dikatakan oleh siswa lain. Ia justru malah memiliki sisi baik seperti itu.

Ah, aku makin suka dengannya.

Setelah Ayah dan Ibuku pulang, aku segera masuk ke ruang guru dan memeluk Wonwoo ssaem erat. Entah kenapa, aku berani sekali melakukan itu.

"Eh! Apa-apaan kau ini??" tanyanya bingung saat aku tiba-tiba memeluknya.

"Ssaem baik sekali. Terimakasih, ssaem" ucapku sambil menunduk berkali-kali.

"Sudah, sudah. Kembalilah ke kelas"

Aku lalu kembali ke kelas dengan perasaan senang bukan main. Aku tidak sabar menunggu minggu depan, dan sepertinya aku harus menunda jadwal pendakianku lagi ke gunung Seorak, demi Wonwoo ssaem.

--

Poltergeist belum bisa aku update karena masih harus diedit sana sinii hehe :") ditunggu aja hari ini yaa! Sebagai gantinya, aku update Fate dulu hihi. Aku pengen nyelesain dua ff aku itu sebelum aku mulai sibuk lagi ntar😂😂 Vomment nya jangan lupaaa~

Fate ; meanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang