Selamat Membaca~~~~~~
Taka POV
Tak lama kemudian, akhirnya kami sampai di rumahku. Aku pun segera turun dari motor Ruu dan berterima kasih padanya.
"Terima kasih Ruu, kamu sudah antar aku. Tumben baik." Omonganku di akhir sebenarnya sebuah candaan doang tapi sepertinya dia menganggapnya serius.
"Emang aku gak baik orangnya??!!!." Marahnya padaku dan membuatku harus meminta maaf atas kesalah pahaman yang aku buat.
"Ma-Maaf, nggak kok, aku cuma bercanda tadi dan jangan dianggap serius." Aku menunduk merasa bersalah. Seharusnya aku tidak boleh bercanda dengannya. Entah kenapa dadaku terasa sakit.
"Su-Sudahlah, jangan menunduk seperti itu! A-Aku sudah memaafkan mu." Seketika aku mengangkat wajahku dan menatapnya.
"Be-Benarkah seperti itu?." Aku memberikannya tatapan memohon. Aku sangat tidak terbiasa menyakiti seseorang.
"Be-Berhentilah membuat muka seperti itu. Aku benar benar memafkanmu!." Aku senang sekali bahwa dia sudah memaafkanku. Entah mengapa tadinya hatiku yang sakit berubah menjadi senang. Aku tak tau bagaimana metabolisme tubuhku sekarang.
"Syukurlah kalau begitu, emmm... mau mampir?." Tawarku padanya. Nggak baik kan jika ada orang yang tidak baik pada dirimu dan kau tidak berlaku baik padanya. Itu sama sekali bukan diriku, maka dari itu aku menawarkan diri untuk menyuruhnya mampir. Tapi sepertinya dia keliatan enggan.
"Tidak usah, aku juga harus pulang kok." tolaknya. Aku mengerti bahwa sekarang dia harus segera pulang dan aku tidak bisa memaksanya. Aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumku walaupun masih kelihatan kaku. Api tak apa setidaknya dia bisa tersenyum.
"Eh Taka sudah pulang." Tiba tiba aku mendengar suara ibu di belakangku. Aku lantas berbalik dan melihatnya. aku segera menuju ke arahnya dan menyalami tangannya.
"Maaf bu, aku agak lambat pulangnya, soalnya ayah belum jemput." Jelasku pada ibuku.
"Haha, maaf yah Taka, ibu lupa beri tahu kalau ayah sedang lembur." Sekarang aku mengerti kenapa ayah terlambat jemput aku."Oh iya Ka, itu temennya yah, ajak masuk dong." Lanjut ibuku saat dia melihat Ruu yang masih duduk di atas motor kesayangannya itu.
"E-Eh, nggak...nggak apa apa kok tante. Nggak mau ngerepotin." Jelasnya pada ibuku. Asal tahu kalau ibuku tuh sukanya memaksa, jadi aku yakin ibu gak akan nyerah menyuruh Ruu mampir. Sebenarnya aku senang juga sih kalau dia mampir.
"Nggak kok, nggak ngerepotin. Lagian tante sudah siapin makanna lebih." Kata ibuku. Akhirnya Ruu mampir di rumahku walaupun dengan sedikit paksaan. Dia pun memakirkan motornya di garasi kami. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.
Ruu POV
Sepertinya hari ini akan jadi hari yang terburuk buatku. Haaa....!!! Aku hanya bisa menghelas napas dan pasrah akan apa yang terjadi. Pengen banget tadi aku nolak tapi entah kenapa gak tega buat nolak. Saat ini aku sedang berada di meja makan dan bersiap menyantap makan malam. Entah kenapa aku merasa canggung sekarang.
"Oh iya, dek ini temannya Taka yah." Tanya ibu Taka. Kalau aku lihat ibu Taka ini seorang ibu yang baik dan agak pemaksa, soalnya dari tadi aku seperti di atur saja sama ibunya Taka ini namun dengan cara yang sopan.
"I-Iya tante." Jawabku seadanya. Sekilas aku menengok ke arah Taka dan terlihat bahwa dia terlihat aneh sekarang.
"Hmm.... Nama kamu siapa dek." Tanyanya lagi padaku.
"Ruu, Ruu Dwi Pranada tante." Jawabku.
"Nama yang bagus." Pujinya padaku. Aku hanya membalas dengan senyuman dan melanjutkan makananku. Aku melihat Taka dengan lahapnya makan dan membuatku .....tersenyum. Apa? Sudahlah! Buat apa aku tersenyum karena melihatnya?!Lupakan saja!. Selesai makan, aku segera pulang karena sudah larut malam dan ibu pasti mencari ku sekarang. Woah... semenyebalkan apapun wanita itu tetap saja membuatku rindu padanya.
"Tante, aku pamit pulang dulu yah." Ucapku pada wanita di depanku ini.
"Eh, inikan sudah larut, nggak mau menginap aja." Tawar tante padaku.
"Gak apa apa kok tante."
"Lebih baik kamu nginap aja, kan sekarang lagi banyak begal. Maka dari itu kamu nginap yah, nanti aku kabarin orang tua kamu deh buat ngizinin kamu." Dan sekali lagi aku tidak bisa menolak permintaan ibu dari Taka ini. Sungguh merepotkan kau tau. Sebenarnya nggak apa apa juga sih karena besok hari libur.
Setelah mendapatkan izin dari mama dari ibu Taka, akhirnya aku menginap di rumah Taka. Sebenarnya bukan masalah besar, namun masalahnya itu adalah Taka. Entah kenapa jantungku tidak normal saat di dekatnya. Saat aku masuk ke dalam kamarnya, aku melihat Taka yang sedang mengeringkan rambutnya dan hanya memakai handuk saja di pinggulnya. Entah kenapa melihatnya begitu membuat detak jantungku berdetak lebih parah dari yang pernah ada. Dia kelihatan tampan. Saat dia tidak memakai kaca mata, aku sangat menyukainya. Dia terlihat lebih imut. Tunggu dulu! Apa yang kupikirkan ini?!.
"Eh Ruu, maaf yah aku baru selesai mandi." Katanya padaku. Aku hanya berdiam duduk di samping tempat tidurnya sambil berusaha menyingkirkan pikiran aneh yang ada dalam kepalaku.
"Kau tahu Ruu, aku sangat bahagia sekarang karena akhirnya aku mempunya seorang teman dalam kamarku!." Aku hanya terus diam dan sambil mendengar ceritanya. "Kau tahu Ruu, aku tidak pernah mempunyai teman yang mampir ke rumah ku. Aku tahu bahwa kau tidak menganggapku seorang teman tapi aku menganggapmu teman kok. Saat aku pertama kali bertemu denganmu aku merasakan sesuatu yang berbeda dan ingin lebih tahu siapa kamu sebenarnya dan ingin menjadi temanmu. Walaupun kau pernah mengerjaiku tapi aku tidak dendam padamu namun ada sesuatu perasaan yang menggebu. Aku ingin berteman denganmu dan menjadikanmu orang baik. Hehe... ceritaku kepanjangan yah, maaf. Aku pakai baju dulu yah." Mendengar penuturunnya tersebut membuatku tersentuh. Entah mengapa aku juga ingin bersamanya namun bukan sebagai teman. Aku tidak mengerti perasaan ini. Kenapa harus dengan pria. Perasaan ini pernah aku rasakan dengan cinta pertamaku dulu dan dia seorang wanita. Namun kenapa harus kedua kalianya dan juga dengan seorang pria.
"Taka!." Secara reflek aku memanggilnya dan aku tak mau menahan perasaan ini lagi. Sepertinya ini kesempatan kedua bagiku. Taka pun mendekat ke arahku dan melihatku dengan bingung.
"Kenapa Ruu?." Tanyanya padaku. Apakah aku akan berani mengatakan ini. Aku baru menyadari bahwa aku kembali jatuh cinta tapi aku tak berani mengungkapkannya. Apa yang harus aku lakukan?.
"Ti-Tidak apa apa." Payah, aku sangat payah tidak dapat mengungkapkannya. Bodoh!
Side Story
"Ruu, kamu tau nggak rasanya ciuman."
"Kok kamu nanya gituan."
"Nggak kok, hanya saja aku penasaran."
"Aku pe-pernah."
"Benarkah? Beruntungnya kau. Huummm kalau aku mana pernah rasain."
"Owh.."
"Hmmm, Ruu, ajarin dong."
"Ajarin apa?"
"Ciuman."
"Ap-Apa? Tid..ak, kok aku sih."
"Hahaha bercanda, selamat malam."
"Se-Selamat malam."
Hahaha... Update lagi setelah sekian lama
Maaf yah, karena bulan kemarin aku lagi sibuk sibuknya jadi baru bisa update sekarang
Maaf kalau agak gaje dan membosankan tapi tenang kok si Ruu masih tetap keren kok.. hahaha
Saya mengucapkan selamat hari raya Paskah bagi yang merayakan....
Vote and Comment? Let's...
-Gee-
KAMU SEDANG MEMBACA
Be A Cool Boy : The Beginning
Romance"Dia hanya anak cupu yang hobinya suka belajar saja. Sungguh kegiatan yang membosankan menurutku, sama seperti orangnya." Ruu "Dia sangat baik kepadaku, karena dia adalah orang yang pertama dekat denganku sebagai teman." Taka Sebuah awal dimana...