BAB 8

9 8 0
                                    

Hari ini club nick banyak sekali pengunjung yang datang. Dan hari ini juga olivia lebih memilih bekerja di club nick. Bayang-bayang sewaktu dirinya dengan nick sudah pergi begitu saja dari pikirannya karena bagi olivia hal seperti itu tidaklah perlu diingat.

"Hai sayang kau bekerja di clubku lagi dihari ini." sambut nick sama masih dengan kata-kata yang menggoda.

"Ya nick." jawab olivia singkat.

"Sayang tolong siapkan racikan minuman ternikmatmu, setelah itu bawa ke meja nomer 3 harus kau yang membawanya kesana ingat harus kau mengerti." nick menyeringai kecil ketika mengatakan itu dan pergi begitu saja.

Olivia yang sudah tau dengan maksud nick langsung meracik minuman dengan kadar alkohol tinggi. Karena itu memang kadar yang nick inginkan. Setelah meracik minumannya olivia segera melangkahkan kakinya ke meja nomer 3.

Pemandangan menjijihkan disajikan di depan olivia ketika mengantarkan minumannya. Di sofa seorang wanita dengan pakaian seksinya duduk diatas pangkuan seorang laki-laki, dan bermain panas saling meremas dan melumat satu sama lain. Bahkan erangan dari sang wanita terdengar sangat jelas di telinga orang-oranv sekitarnya.

"Permisi ini minumannya nick." ucap olivia seraya meletakkan minuman diatas meja.

"Arghhhh sayang aku keluar." erangan wanita yang sedang menikmati puncaknya.

Olivia yang me dengar sekaligus melihatnya hanya bergidig ngeri sedangkan nick yang sedari tadi memandang ekspresi olivia hanya tertawa pelan.

"Olivia duduklah, temani aku."nick menarik paksa tangan olivia untuk segera duduk.

"Tapi nick nanti aku mengganggu acara kalian." kata olivia canggung.

"Tidak tenanglah, hai justin hentikan permainanmu itu apa kau tidak kasihan disini ada gadis yang canggung dengan kegiatanmu." olivia yang mendengar panggilan nick pada justin laki-laki yang sedang bermain panas membuatnya terlonjak kaget.

Ternyata benar selama ini yang dikatakan nick, jika justin adalah player ulung melebihi nick bahkan tidak malunya dia membuat orang melenguh karena perbuatannya ditengah keramaian. Dan hal itulah yang membuat olivia menganga tak percaya.

"Hai oliv maaf aku hanya bermain ringan tadi." justin mendorong wanita yang ada di pangkuannya dengan senyum canggungnya.

"Hai juga justin, maaf ya aku mengganggu kegiatanmu itu." kata olivia sambil tersenyum tipis.

"Tak perlu mint maaf sayang, justru kau datang membuat dosa justin tidak bertambah." nick meledek.

"Nick, justin sebaiknya aku kembali bekerja. Tampaknya disana sudah banyak sekali yang memesan minuman."oliv mencoba untuk berdiri tapi sayang nick justru merangkulnya. Yang mau tidak mau harus tetap bertahan duduk disitu bersama dengan nick dan justin.

"Sudahlah oliv bosmu saja menginginkanmu duduk jadi tetaplah duduk disini atau nanti nick akan membrogolmu." ucap justin bercanda.

Pembicaraan mereka berlangsung dengan bercanda satu sama lain dan membahas hal-hal yang mereka anggap menarik.

"Ehemmm." dehem seorang pria dengan pakaian formalnya.

"Oh hai dude kenapa kau baru datang, cepat duduk aku sudah lama menunggumu." ajak nick seperti biasa dengan basa-basinya.

"Aku harus menyelesaikan pekerjaanku dikantor." pandangan  natan tidak pernah lepas dari olivia sejak pertamakali datang.

"Kau ingin memesan apa bro?" justin menawarkan apa yang akan dipesan natan sembari melihat kearah mana pandangan natan mengintimidasi.

"Dia olivia dia bartender disini, minuman racikannya adalah minuman terbaik di club milikku dan club milik nick." justin yang sudah paham akan pandangan natan langsung memperkenalkan olivia.

Sedangkan olivia sedari tadi hanya menunduk malu karena ditatap secara intens oleh natan. Seakan sedang menilai isi dan luar tubuh olivia apakah dia baik atau tidak.

"Hentikan tatapanmu itu dude kau bisa membuat kesayanganku takut." nick mengucapkannya sembari mencium lembut pipi olivia.

Olivia yang diperlakukan seperti itu oleh nick hanya menunduk lebih dalam lagi. Selain takut dia juga malu, bagaimana bisa dirinya dianggap kesayangan oleh nick dengan status yang tidak jelas sama sekali. Jangankan kekasih status teman saja dia tidak memilikinya dengan nick dan teman-temannya. Yang ada hanya sebatas atasan dan bawahan. Nick sebagai atasannya dan olivia sebagai bawahannya.

"Bagaimana dengan proyekmu yang berada di Rusia?" tanya justin mencoba mencairkan suasana.

"Baik." jawab natan dengam datar dan dingin.

"Emmm...emmm aku permisi sebentar ke kamar mandi." olivia melepaskan rangkulan nick dan segera berlari kecil menuju kamar mandi.

"Aku juga ingin ke kamar mandi."natan berlalu begitu saja meninggalkan nick dan justin yang sedang menikmati minuman.

Sudah 15 menit olivia berada di kamar mandi mengatur detak jantungnya karena melihat natan. Entah ada apa dengannya hanya melihat tatapan natan saja sudah membuatnya merasa lemas dan tak berdaya karena gugup dan terpesona.

"Apakah jantungku akan copot kenapa berdetak cepat sekali." oliv memegang persis pada bagian dimana jantungnya berdetak.

"Jantungmu tidak akan pernah copot." natan berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan yang dilipat di dada.

"Maaf kenapa tuan bisa ada di kamar mandi wanita?" tanya olivia dengan tampang polosnya.

"Aku hanya ingin memastikanmu saja." natan menatap olivia semakin intens.

"Saya memang baik-baik saja, tuan tidak perlu sampai segitunya untuk memastikan saya." olivia menunduk dalam-dalam karena malu merasa diperhatikan.

Natan berjalan masuk kedalam kamar mandi  wanita tak lupa mengunci pintu kamar mandinya juga. Dengan langkah perlahan natan semakin mendekat kearah olivia. Olivia yang merasa langkah natan semakin mendekat berjalan mundur. Natan semakin dekat kearah olivia sedangkan olivia semakin kehabisan ruang untuk melangkah mundur.

Bukkk

Olivia menabrak tembok yang berada di belakangnya. Jarak antara natan dan olivia sudah terkikis habis. Bahkan hembusan nafas natan yang beraroma mint tercium jelas dihidung olivia.

"Ma...maaf tuan bisakah anda mundur." olivia mengucapkannya dengan terbata-bata.

Natan bukan melangkah mundur justru dia semakin mengurangi jarak yang ada. Tubuh atletisnya menempel erat di tubuh olivia.

"Tu..tuan tidak baik jika anda seperti ini dengan saya, saya hanya seorang bartender biasa sedangkan anda seorang yang terhormat." olivia berusaha untuk membuat natan memundurkan tubuhnya.

Sekali lagi natan bukannya semakin mundur justru semakin maju bahkan sangat terasa sekali hembusan nafasnya. Dahi dianatara keduanya menyentuh satu sama lain. Perlahan tapi pasti natan mendekatkan bibirnya dengan olivia.

Olivia yang kalah tenaga hanya bisa berlaku pasrah. Natan mengecap bibir olivia dengan lembut dan teratur. Olivia yang memang belum mahir dalam berciuman hanya diam dan mrmbiarkan natan yang bermain.

Natan menggigit kecil ujung bibir olivia membuat bibir olivia terbuka, dan segera melesatkan bibirnya masuk kedalam. Menari dan menyusuri semua ruang rongga mulut olivia tanpa ada yang terlewatkan.

Olivia mulai membalas ciuman natan. Mengikuti tarian lidah natan. Natang yang mendapat balasan dari olivia semakin mencium olivia dengan penuh nafsu.

10 menit mereka melakukannya sampai kehabisan nafas. Terpaksa mereka melepaskan dan mengambil udara sebanyak-banyaknya.

FACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang