BAB 11 (natan)

18 1 0
                                    

Peringatan untuk Bab ini dan seterusnya, sebaiknya bijak-bijaklah membaca dengan ketentuan sudah dewasa berumur 18+ karena banyak adegan vulgar tersebar.

Memuluk tubuh olivia seperti ini sangat membuatku nyaman. Dan jangan lupakan jika nafsuku sekarang membuncah ingin dipuaskan. Ini tidak sepertiku biasanya yang akan terangsang jika sudah diberi servis spesial oleh masing-masing bitch yang pernah kutiduri. Tapi dengan olivia aku hanya perlu memeluknya untuk bisa terangsang hebat seperti ini.

Kurasakan hembusan nafas teratur milik olivia, sudah pasti dia sudah tertidur di atas pekukanku. Tubuh olivia sangat pas untukku peluk, jika dikategorikan olivia termasuk wanita yang lumayan seksi buktinya ukuran payudaranya bisa terbilang besar.

Bayanganku melakukan seks dengan olivia berputar di dalam otakku, mau tidak mau membuat milikku berdiri dengan gagah didalam celana. Ingin segera dipuaskan, kali ini nafsuku benar-benar besar.

Olivia menggeliat terbangun dan menatapku tepat di kedua mataku membuatku semakin tidak bisa mengontrol nafsuku.

"Ada apa dengan tuan kenapa anda terlihat sangat tegang." dia mengelus daguku bermaksud untuk mengurangi keteganganku. Tapi tidak untukku sentuhannya semakin membuatku terangsang.

Tanpa menunggu persetujuan aku langsung meraup bibir ranumnya. Tidak ada pemberontakan tapi tidak ada balasan. Aku terus melumat bibirnya, kugigit pelan ujung bibirnya agar dia membuka mulutnya.

Setelah mulutnya membuka aku segera memasukkan lidahku, ku gerakan lidahku didalamnya mulutnya dengan penuh gairah. Ku absen satu persatu giginya dan mencoba menarik olivia untuk membalas ciuman panasnya.

Tidak menunggu waktu lama olivia mau membalas ciumanku. Dirangkulkan lengannya di leherku untuk semakin memperdalam ciumanku dengannya. Aku juga tidak mau tanganku bertinggal diam, ku remas pantatnya untuk membangun nafsu miliknya.

15 menit aku melakukan ciuman panas dengannya, dia melepas dan langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya.

"Ma..maaf tuan saya telah lancang." ucapnya yang masih dengan nafas terengah.

"Jangan panggil aku dengan sebutan tuan oliv, panggil aku dengan sebutan natan. Dan dengarkan aku, saat ini aku sangat menginginkanmu." aku membisikkan kata-kata itu ditelingannya.

"Tapi tuan, maksudku natan." dia terlihat ketakutan setelah aku mengatakan itu.

"Aku tau kau sedang membutuhkan uang untuk pengobatan ibumh oliv, dan aku akan membantumu tapi kau juga harus membantuku." aku menggantungkan kata-kataku membuatnya menyerengit bingung dengan kata-kata dia juga harus membantuku.

"Bantu aku untuk memuaskan nafsuku, dan akan ku bantu ibumu berobat hingga sembuh." aku mengatakannya dengan pelan.

Aku tahu saat ini dia sedang mebutuhkan biaya dari nick. Bukan bermaksud aku mengambil kesempatan ini hanya saja aku adalah seorang berpengalaman dalam bisnis dan di dunia bisnis tidak ada hal gratis. Dan semua harus ada timbal balik.

"Aku tahu jika dibawah sana milikmu juga sudah sangat basah sayang." bisikku di telinganya, oliv yang mendengarnya langsung menegang kaget.

"Bagaimana bisa kau tau." ucapnya terbata-bata.

"Karena aku mengetahuinya." aku menjilati lehernya, nafsuku benar-benar sudah tidak bisa dikontrol lagi.

Dia mendesah karena jilatanku pada lehernya entah disadari atau tidak dia justru semakin menarik kepalaku untuk semakin dalam dalam memberi jilatan dilehernya. Aku tersenyum di sela-sela kegiatanku menjilati lehernya, karena dia mulai terangsang.

"Ahhh natan tolong hentikan." teriaknya disela-sela desahannya.

Aku langsung menggentikan jilatanku, kutatap wajahnya yang sedang mengatur nafas. Disisi lain tanganku bergerak mengusap perut miliknya dan terus naik keatas memeraba payudara. Kuremas perlahan membuat desahan lolos lagi dari mulut oliv.

"Ahhh aku sudah tidak kuat menahan ini semua." mendengar teriakannya yang sudah ikut bernafsu aku langsung melepas pakaiannya dan melemparkannya kesembarang arah.

Kuremas payudara miliknya di sisi kanan dan melumat payudara disisi kiri, biarkan kali ini aku yang memberikan servis dari biasanya dengan bitch-bitch sewaanku.

Aku yang sudah tidak kuat lagi langsung melepas semua pakaianku. Tanpa meminta terlebih dulu aku berniat langsung memasukkan milikku kedalam tubuhnya.

Tapi seperti ada penghalang yang membuatku sedikit sulit untuk memasukannya, apa dia masih?

"Apa kau masih perawan?" ucapku yang sedikit kaget. Dia menganggukan kepalanya sebagai tanda jawaban ya.

"Ini pertama kali aku melakukannya." perkataan olivia membuatku langsung melepaskan kepemilikanku di dalamnya.

Aku memang bajingan yang setiap malam harus ditemani wanita tapi ini bukan prinsipku. Merusak wanita dengan merenggut mahkota berharga miliknya. Selama ini aku hanya menikmati wanita yang sudah tidak perawan lagi itu semua agar mudah bagiku untuk tidak merasa bersalah.

"Maafkan aku karena bermaksud mengambil keperawanan milikmu." aku merasa bersalah karena perbuatanku yang tidak senonoh.

"Tidak apa aku tau kau pasti sulit untuk menahan nafsumu." aku melihat wajahnya dia sangat cantik saat tidak ada sehelai benang pun ditubuhnya.

"Natan apa yang kau maksud membantumu adalah dengan memuaskan nafsumu? Atau dengan kata lain aku menjual diriku untukmu dan nantinya kau membiayai pengobatan ibuku." ada kesedihan disela-sela perkataannya. Apa aku teramat menghancurkan harga dirinya saat ini, aku benar-benar merasa seperti bajingan kelas atas karena membuat oliv sedih seperti ini.

"Maafkan aku oliv, maaf karena tidak bisa menahan nafsuku. Bahkan sekarang aku juga membuatmu seperti terhina." aku mengacak kasar rambut milikku, atas perbuatan yang aku lakukan tadi.

"Natan?" panggilnya halus, aku yang merasa dipanggil langsung mendongakkan kepalaku untuk mengahdapnya.

"Lakukanlah karena aku memang sangat membutuhkan uang untuk pengobatan ibuku." aku menyerengit bingung, bagaimana bisa dia merelakan mahkotanya padaku untuk pengobatan ibunya.

"Apa kau yakin oliv?" tanyaku meyakinkan.

"Aku yakin natan, lakukanlah secara perlahan karena aku baru pertama kali melakukannya."

Aku melanjutkan aktivitasku yang sempat terhenti karena takut membuat harga diri olivia merasa dirusak karena perbuatan bejatku. Tapi aku janji selain membantunya aku juga akan melindunginya, tidak ada pria lain yang boleh meyakitinya sedikitpun.

Ini terdengar seperti sumpah pernikahan dari ku untuknya.



Hai semua, salam kenal ya:)
ini cerita pertamaku semoga kalian suka. Dan untuk setiap kesalahan dalam tulisan tolong maklumi sebab saya masih amatiran dalam menulis.

Nora Alora

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang