BAB 9

26 9 0
                                    

"Pertama kalinya aku merasakan ciuman yang penuh kasih sayang dari seorang pria. Memang ini bukan ciuman pertama bagiku karena nick yang sudah mengambilnya terlebih dahulu. Tapi yang kurasakan ini semua adalah ciuman pertama, aku bisa merasakan perutku yang penuh dengan kupu-kupu, dan jantung berdekat dua kali lipat dari biasanya."batin olivia

"Rasa  strowbery manis dan lembut." natan mengatakan dengan suara desahan uang seksi di telinga olivia.

Olivia yang mendengarnya hanya tersipu malu.

"Emmm maaf tuan saya harus kembali ke meja bar untuk bekerja." olivia mendorong pelan bahu natan untuk menjauh dari badannya.

Natan menjauh perlahan dari tubuh olivia dan mempersilahkannya untuk keluar dari kamar mandi. Ada perasaan hilang ketika olivia pergi meninggalkan dirinya yang masih merenung di dalam kamar mandi.

Olivia memulai pekerjaannya untuk meracik minuman para pelanggan. Posisi dirinya sebagai magnet bagi nick dan justin memang sangat tepat, bagaimana tidak keahliannya dalam meracik minuman sudah tidak diragukan lagi.

"Hai apa kau menyukainya." justin membuyarkan lamunan natan yang memandang terus menerus kegiatan olivia.

"Tidak aku hanya ingin tau bagaimana  cara dia meracik minumannya siapa tau aku bisa merekomendasikan dirinya untuk menjadi bartender di club milikku." ucap natan beralasan.

"Kau ini bagaimana bisa kau ingin menarik magnet milik kita berdua. Apalagi dia gadis kesayanganku!" nick merasa tidak terima dengan ucapan natan yang ingin memiliki olivia sebagai bartender di clubnya.

"Aku ada tawaran bagus untuk kalian berdua." natan mencoba memepengaruhi justin dan nick.

"Apa itu? Apa kau ingin memberikan salah satu perusahaanmu dari sekian perusahaan milikmu itu." ucap justin antusias.

"Tidak ini tawaran yang lebih bagus dari perusahaan. Aku akan memberikan salah satu wanita clubku yang seorang model rusia, aku yakin kalian akan dibuat tergila-gila olehnya." ucapan natan membuat mata nick dan justin terbuka tak percaya.

"Apa kau gila kau ingin memberikan magnet terbesarmu untuk kita." nick terdengar sangat aneh dengan tawaran natan yang tidak masuk akal.

"Oke aku setuju dengab tawaranmu, model rusia dengan ukuran dada yang besar lubang kewanitaan sempit, goyangan yang dahsyat, erangan yang seksi,servis mulut yang maut. Aku menginginkannya." ujar justin seraya mengocok pelan penis miliknya yang berada di balik celana.

Nick masih berfikir-fikir bagaimana bisa seorang natan yang sangat perhitungan atas keberhasilan memberikan magnet usaha clubnya hanya demi bartender seperti olivia. Tapi perlu diakui jika olivia meemiliki kemampuan yang perlu dipertukarkan dengan hal yang sama lebihnya. Apalagi tubuh olivia yang tidak jauh juga dengan kata seksi. Walaupun ukuran payudara miliknya hanya cukup di tangkupan seorang pria.

"Aku mau menukarkannya asal kau memberikan kami 2 model andalanmu."nick mencoba menantang natan dengan memberikan 2 magnetnya sekaligus. Dan ini juga demi menjaga gadis kesayangannya olivia.

"Baik akan ku berikan kalian 2 model dengan masing-masing dari kalian mendapatkan satu model agar tidak berebut, bagaimana?" ternyata natan menyetujuinya membuat nick menyerengit tidak percaya.

"Ayolah nick terima saja aku ingin merasakan tubuh model rusia, bukan hanya model lokal saja." justin membujuk nick agar menjawab hal sama yang justin ucapkan tadi.

"Baiklah aku ingin kau membawanya kesini sekarang." akhirnya nick menyerah, bagaimanapun dirinya juga ingin merasakan mofel rusia andalan natan yang sangat diinginkan banyaj orang.

"Kalian tunggu saja 10 menit lagi mereka akan kesini." natan tersenyum miring ditengah-tengah ucapannya.

"Kau akan menjadi milikku olivia. Secepatnya." batin natan tersenyum kemenangan.

Sesuai apa yang natan ucapkan 2 model rusia yang sangat seksi mendekat kearah meja mereka, dimana mereka duduk.

"Ada apa kau memanggilku bos." ucap salah satu model dengan suara desahan yang dibuat-buat. Guna untuk menggoda natan.

"Mulai saat ini kalian akan bekerja di club ini, sama seperti apa yang kalian lakukan di clubku." natan mengatakannya tanpa terpengaruh dengan gerakan kedua modelnya yang mulai membelai dada dan alat kemaluan miliknya.

Justin dan nick yang melihat perlakuan dua model natan hanya meneguk ludah dalam-dalam. Membayangkan bagaimana jika mereka di posisi natan dengan belaian dua model seksi pasti model-model itu sudah menjadi mangsa buruannya.

"Hentikan kegiatan kalian ditubuhku, sebaiknya kalian membelai dua pria di depanku. Karena mereka yang sudah mulai terangsang." natan tertawa geli dengan perbuatan nick dan justin maniac seks yang sudah menggerakan tangannya maju mundur diatas alat kelamin milik mereka sendiri-sendiri.

Dua model itu berpindah pangkuan dari natan ke nick dan justin. Lalu mengambil alih kegiatan nick dan justin di alat kelamin mereka.

Justin dan nick yang dirangsang dari gerakan sang model hanya memejamkan mata dan mendesah nikmat.

Natan hanya melihat aktivitas nick dan justin yang bercumbu dengan sesekali melirik kearah olivia yang sedang bekerja.

"Hai apa kau tidak melihat lelaki tampan yang sedang duduk dengan nick dan justin, sedari tadi dia melihatmu dengan tatapan yang...."Ucap Alex menggantung membuat olivia penasaran.

"Tatapan yang apa?" olivia merasa kesal dengan ucapan alex yang menggantung.

"Dia menatapmu seperti kau ini miliknya dan tidak boleh ada satu orangpun mendekatimu termasuk aku sepertinya " alex menatap natan dengan takut. Karena tatapan natan yang semakin menajam dan mengintimidasi.

"Ishh kau ini hanya perasaanmu saja." olivia memukul pelan bahu alex dan melanjutkan lagi kegiatannya.

"Aku mengatakan apa yang kulihat oliv. Tapi terserahlah jika kau tidak percaya padaku." alek merajuk karena kesal dengan olivia yang tidak percaya ucapannya.

Olivia yang melihat ekspresi alex hanya tertawa geli bagaimana seorang laki-laki dengan badan atletis dan wajah dalam kategori pria tampan dapat merajuk karena kata-kata olivia.

"Ya ampun alex bagaimana bisa kau merajuk sepertj ini." olivia mencubit pipi alex dengan gemas.

Dari kejauhan natan sudah semakin merasa terbakar dengan kegiatan yang alex dan olivia lakukan saat ini. Saling mencubit pipi satu sama lain dan iringan tawa yang menggelegar.

"Hahahaha bagaimana bisa kau membuat mukamu jelek dengan merajuk seperti itu." olivia merasa sakit karena terus menerus tertawa.

"Aku hanya perlu menggembungkan pipiku dan mengerucutkan bibir seksiku seperti yang seringkali wanita lakukan." alex memperaktekan setiap kata-katanya.

"Hahaha hentikan alex kumohon hentikan kau terlihat sangat jelek." olivia tidak bisa berhenti tertawa karena wajah alex.

"Eheeemmm bisakah saya memesan minuman spesial di club ini." natan mengehentikan kegiatan olivia yang terus tertawa. Ada perasaan marah dan tidak terima ketika melihat olivia harus tertawa bahagia dengan yang lain.

"Oh.. Ba...baiklah tuan." olivia mengatakannya dengan tergagap karena pandangan natan yang menilai.

"Buatkan aku segelas dengan kadar alkohol tertinggi." natan mengucapkannya dengan nada tegas.

"Tapi..nanti tuan bisa mabuk."

"Cepat buatkan, aku membutuhkan minumannya bukan membutuhkan ucapan perhatianmu itu." mendengar natan yang mengatakannya dengan nada tajam dan dingin membuat olivia merasa sedih. Entah mengapa mendengar hal seperti itu membuat hatinya merasa ingin berteriak dengan mengatakan "kenapa kau mengatakan hal itu seakan-akan kau membenciku." dan ini adalah perasaan pertama kali yang olivia rasakan kepada perilaku orang asing kepadanya yang seharusnya tidak direspon dengan rasa sakit dihatinya.

FACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang