2. WHEN HE WAKE UP

521 62 5
                                    

Jieun melihat dari kejauhan, setelah berganti baju hendak pergi. Ia sengaja melewati kamar 402, kamar lelaki itu.
Setelah seharian mencoba mengingat-ingat, akhirnya ia tahu siapa lelaki itu. Kim Soo Hyun, penyelamatnya di Washington DC saat pertama kali ia kuliah jauh, 5 tahun yang lalu.

"Apa dia masih ingat aku?" Tanya Jieun dalam hati, ia berjalan lambat saat melewati Soo Hyun yang sedang didorong dikursi roda.
Saat kursi roda yang Soohyun naiki memutar balik membuat Jieun tak sengaja berpapasan, saling menatap, membuatnya batuk karna nervous.
Wajah pucat Soo Hyun khas orang sakit, menatap Jieun hingga perempuan itu menghilang di pertigaan koridor, wajahnya seperti berpikir, seperti mengenal perempuan itu.

"Astaga" ujar Jieun yang terjatuh dilantai karna kakinya yang mendadak hilang kekuatan setelah bertatapan dengan Soo Hyun.
Sehun yang melihat dari jauh menghampiri Jieun yang jongkok dilantai.

"Apa yang sedang kau lakukan, katanya kau ingin segera pulang" Jieun mengangkat kepalanya mencari tahu siapa yang berbicara padanya, dan ternyata Sehun.
Ia menggapai tangan Sehun untuk membantunya berdiri.
"Aku baru bertemu cinta pertama ku HAHAHA" Ujar Jieun yang tersenyum manis sebari menggandeng tangan Sehun kegirangan.
"MANA-MANA??" tanya Sehun sebari menoleh kesegala arah. Ia penasaran dengan sosok lelaki yang selalu ia dengar ceritanya sejak kuliah bersama Jieun.
Jieun hanya menggeleng kan kepalanya masih tersenyum.
"Aku tak tahu cinta pertamaku sekaya itu" ujar Jieun lanjut menyeritakan sosok cinta pertamanya.
Sehun tak menjawab, ia terdiam, mencoba berpikir.
"Hya! Apa Kim Soo Hyun cinta pertamamu?" Tebak Sehun yang memukul kepala temannya itu agar cepat sadar.
"Sakit tahu, kalau benar memang kenapa?" Jieun balik memukul kepala Sehun, lalu berlari melarikan diri dan keluar dari rumah sakit dengan cepat.

Sehun hanya menggelengkan kepalanya, lalu kembali menjalani tugasnya sebagai dokter.
"Cinta pertama? Cih" gumam Sehun.

================================

Soo Hyun mencoba turun dari tempat tidur seorang diri, ia mencoba menahan rasa sakit di sekitar abdomennya. Mengambil ponselnya.
"Aku ada janji di restauran xxx, bawakan aku jas dan jemput aku, 30 menit dari sekarang" ujar Soo Hyun yang menelpon seseorang. Setelah itu ia mencari sesuatu di ponselnya, ia mencari gambar di galeri, karna ia ingin memastikan sesuatu.

Dilain tempat, Jieun mengambil botol Soju lagi, entah sudah yang keberapa, ia mengambil sendok lalu mengubahnya menjadi mic ditangannya. Semua orang melihat kearahnya karna suaranya yang cukup merdu meski sedang mabuk.
"Hya hya hya apa kau sedang putus cinta" ujar Yoo Inna sahabat Jieun sejak lahir.
Jieun menghiraukan perkataan sahabatnya itu dan masih meneguk secangkir Soju.
"Kau dokter tapi masih saja minum-minuman" gumam Inna kesal.
Masih sadar dan belum terlalu mabuk, Jieun menatap Inna dengan kesal. Lalu kembali tersenyum dan kembali bernyanyi.
Membuat Inna hanya bisa menepuk keningnya sendiri, karna tak tahan dengan tingkah sahabatnya.
"Bisa gila aku disini. Aku ke kamar mandi dulu, jangan macam-macam" ancam Inna. Jieun hanya menunjukkan tangan OK sebari tersenyum.

Jieun menyantap beberapa cumi kering, kudapan yang cocok saat menikmati secangkir Soju. Mendengar rencana pernikahan adiknya sepulang dari rumah sakit sore tadi, membuatnya ingin minum-minum.
"Hahaha adikku memang gila, baru 22 tahun tapi dia sudah menikah"
"Kakakmu ini saja masih sendiri, hahaha"
Gumam Jieun seorang diri, ia kembali meneguk secangkir Soju, lalu mengunyah cumi kering yang agak keras itu.

Kringgg~~~
Bunyi bel pintu saat seorang hendak masuk atau keluar, Jieun menengok kebelakang, terpancing dengan suara bel itu.
Seseorang masuk dengan pakaian jas lengkap, hitam. Meski memakai kacamata, Jieun merasa kenal dengan orang itu.

"Kim Soo Hyun?" Ujar Jieun dalam hati.
Mata Jieun mengikuti kemana lelaki itu pergi. Setelah menaiki tangga, Jieun berdiri dari tempatnya dan mengikuti Soo Hyun dengan jalan yang sedikit sempoyongan karna pengaruh alkohol.

"Dasar padahal ia masih sakit tapi sudah berkeliaran, ke tempat minum-minum lagi" gerutu Jieun pelan yang mengintip dari jendela kecil yang terpasang di pintu, ruangan yang Soo Hyun masuki.

Didalam ruangan, Soo Hyun melepas kancing jasnya yang membuat perutnya sedikit tertekan dan menimbulkan rasa sakit, ia menunggu seseorang sebari memainkan ponselnya.
Saat hendak meneguk sekaleng beer, suara pintu terbuka membuatnya kaget, terutama seorang perempuan yang datang dan langsung mengambil kaleng beer itu dari tangannya.
"Apa kau sudah gila?!" Jieun meminum beer itu sebari berteriak didepan Soohyun.
Soohyun hanya bisa berkedip tanpa tahu harus berbicara apa, harus kah ia mengusir perempuan gila ini?

Jieun yang setengah baru berjalan sempoyongan saat tangannya ditarik Soohyun keluar ruangan. Soo Hyun membawa wanita itu keluar restauran, ia terpaksa menunda pertemuan pentingnya karna harus lebih dulu mengusir perempuan satu ini.
"Hya, apa kau mabuk?" Tanya Soo hyun.
"Kau masih sakit, tapi kenapa kau malah minum beer" ujar Jieun dengan suara naik turun kurang jelas.
"Hah? Apa? Kau bicara apa?" Tanya Soo Hyun yang tak mengerti apa yang dikatakan perempuan dihadapannya ini.
"Kau benar-benar mabuk" tambah Soo Hyun.
Soo Hyun malas berlama-lama dengan perempuan mabuk yang sulit diajak berbicara saat hendak pergi tiba-tiba tangannya dicengkeram membuatnya kembali membalikkan badan.
"Ada apa?" Tanya Soo Hyun spontan saat kembali melihat perempuan itu.
"HYAAA!!!!!" Teriak Soo Hyun.

================================

Jieun mengambil bantal yang ia pakai untuk menutupi wajahnya dari sinar matahari. Seperti pagi-pagi sebelumnya ia meraba meja kamarnya untuk mengambil ponselnya.
Ia meraba agak lama namun ia samasekali tak merasakan meja kamarnya.

"Kok aku merasa tempat tidurku menjadi lebar" gumam Jieun yang belum merasa mencapai meja kamarnya. Merasa ada yang aneh ia melempar bantal yang ada diatasnya wajahnya dan bangun dari tidurnya.

"Heol" ujar Jieun yang tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia menggosok-gosok matanya berulang kali, apa ini mimpi?

Soo Hyun berdiri didepannya dengan bantal ditangannya.
"Wae?" Hanya kata itu yang terucap dari mulut Jieun, ia masih tak paham. Ia melihat kekanan dan kiri. Semua yang ada di ruangan ini, bukanlah kamar apartemennya, tapi kok bisa, wae?

Seperti menonton film di bioskop, saat menatap wajah Soo Hyun, ingatan Jieun seperti berputar dan bermain dihadapannya, menjawab pertanyaan kenapa ada Soo Hyun dihadapannya.

[SEMALAM]

"HYAAA!!!!!" Soo Hyun tak bisa bergerak setelah perempuan itu muntah diatas sepatunya, perlahan ia menundukkan kepalanya melihat nasib buruk yang ditimpa sepatunya.
Si pelaku, perempuan yang tak ia ketahui namanya itu, malah memegang pundaknya seperti seorang teman.
"Apa yang kau lakukan?" Emosi, Soo Hyun menyingkirkan tangan perempuan itu dari pundaknya.
Ia melepas sepatu yang ia pakai dan terpaksa berdiri bertelanjang kaki.

"Wae? Wae??!!! Kenapa kau menikah lebih dulu" teriak Jieun yang benar-benar sudah mabuk sekarang, ia duduk di pinggir jalan, berteriak mengulang kata-kata nya.

Soo Hyun seperti tersangka yang meninggalkan kekasihnya yang mabuk, terlebih lagi dengan kalimat yang perempuan itu katakan, membuat pejalan kaki melirik kearah mereka.

"Sial, benar-benar sial" gumam Soo Hyun berulang kali sebari membopong perempuan itu ke tempat parkir mobilnya.
"Aku tak pernah membayangkan akan berjalan tanpa sepatu, ini seperti mimpi" Soo Hyun menoleh kesamping melihat wajah perempuan yang sedang ia papah.
Ia menggelengkan kepalanya karna harus merasakan nasib buruk.

......

"oh-my-GOD" Jieun langsung berdiri turun dari kasur, lalu menghampiri Soo Hyun dengan wajah cemas.
"Bagaimana dengan sepatu anda?" Tanya Jieun cemas, ia sudah ingat kejadian semalam dengan jelas dan ia benar-benar malu.
Soo Hyun melempar bantal yang ia pegang emosi lalu keluar dari kamar. Jieun mengikuti di belakang.

"Huaaaa" Jieun terpana saat keluar dari kamar dan yang ia lihat adalah design ruangan yang mewah, benar-benar berbeda dengan dekorasi ruang tamu apartemennya.
Soo Hyun duduk sebari melipat kedua tangannya. Jieun duduk pelan-pelan di sofa takut melakukan kesalahan lagi.
"Aku akan...." Jieun berhenti berbicara saat ia mendengar bunyi familiar dari ponselnya.

================================

TBC

can you read MY MIND?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang