Bunyi ketukan pada keyboard laptop saling bersautan. Bergema di seluruh penjuru ruangan. Menciptakan suara suara monoton menemani sepinya malam.
Seorang namja duduk di atas sofa dengan laptop di pangkuannya berserta secangkir kopi panas yang tinggal setengah, berada di atas nakas.
Ye Rin tertegun melihatnya. Lagi-lagi wanita muda itu terpesona. Entah sudah berapa lama dia memperhatikan gerak-geriknya. Namun, sang pria tidak terlihat menyadari istrinya. Entah menghiraukannya dengan sengaja atau memang benar-benar tak tau bahwa ada makhluk hidup lain yang berada disana.
Dengan berdecak kesal, Ye Rin mengambil langkah panjang dan menghampiri suaminya.
Wanita itu tak segan-segan melingkarkan kedua lengannya ke atas bahu pria berdada bidang itu dan memeluknya dengan erat.
Pergerakan yang tiba-tiba itu membuat pria yang tadinya sedang fokus terhadap pekerjaannya terlonjak kaget.
"Ada apa Ye Rin-ah?" Sahut Namjoon tanpa mengalihkan penglihatannya dari laptop di pangkuannya.
Melihat sikap suami seperti itu, membuat Ye Rin lagi-lagi berdecak kesal.
"Huh kau ini sibuk bekerja ini itu. Apa kau tak lelah?" Omel Ye Rin dengan nada khawatir. Walau, Ye Rin kesal namun tak bisa di pungkiri bahwa ada kekhawatiran yang mendalam. Bagaimana tidak hari ini sudah larut malam. Dan Ye Rin tidak mau suaminya jatuh sakit lantaran begadang mengerjakan pekerjaannya yang padahal dapat dilakukannya besok.
"Ini sudah hampir selesai. Kau tidur saja duluan." Ujar Namjoon kukuh pada pendiriannya.
Suaminya memang keras kepala.
"Shireo. Aku takut. Bagaimana jika ada hantu nanti. Aku tidak mau jantungan lalu mati muda." wanita itu menggelengkan kepala dan semakin kuat memeluk suaminya.
"Kau memang selalu penakut." Komentar Namjoon sambil menyesapkan kopinya yang sudah tak hangat lagi.
"Aku tidak takut. Aku hanya em hanya.."
Ye Rin melonggarkan pelukannya dan otaknya memikirkan alasan yang tepat dengan raut wajah gelisah."Hanya?" Namjoon menatap istrinya dengan kilatan jenakanya dan senyuman nakal.
Menyadari bahwa Ye Rin terpojokan membuat Namjoon semakin menggoda istrinya.
"Hanya apa hm? Jawab aku mrs Kim?" Namjoon pun segera menaruh laptopnya di atas meja dan mematikannya.
Dan dengan cepat dia menarik lengan wanita itu sehingga dia terduduk di pangkuannya.Tindakan yang tiba-tiba itu membuat Ye Rin yang kali ini terlonjak kaget. Dengan posisi yang cukup intim membuat wanita itu tak bisa menormalkan degup jantungnya.
"Lu-lupakan pernyataan ku tadi." Ujar Ye Rin gugup sembari menundukkan kepala yang membuat Namjoon semakin ingin mengoda istrinya terus menerus.
"Mrs Kim? Kenapa kau malah menundukkan kepalamu? Apa kau merasa bersalah?" Ujar Namjoon yang berusaha menahan tawanya. Walaupun dia tau alasan wanita itu menundukkan kepalanya.
Dengan gerakan pelan, salah satu tangan pria itu mengangkat dagu Ye Rin ke atas sehingga mata mereka saling bertemu.
Merekapun terdiam. Bukan tidak tau mau berbicara apa namun hanya menikmati semua suasana keheningan ini. Seakan-akan mata tersebut berbicara banyak. Mengamati dan menilai setiap sudut wajah yang lagi-lagi dapat membuat mereka saling jatuh hati.
"Mrs Kim? Apa kau sudah selesai mengagumi wajahku?" Bisik Namjoon tepat di telinga Ye Rin sehingga membuat kulit wanita itu meremang.
Dengan perasaan malu, wanita itu memukul bahu pria yang memangkunya sehingga Namjoon tergelak geli melihat tingkah laku istrinya.
Suaminya memang menyebalkan namun Ye Rin sudah terlanjur mencintainya dan menyukai segala hal tentang pria itu. Dari kilatan mata jenakanya, senyum menggodanya, dada yang bidang, lesung pipi yang tampak manis, sifatnya yang dewasa dan perhatian, walaupun pria itu sering menjahilinya.
"kau memang menyebalkan" dengus Ye Rin kesal dan mendecakkan lidahnya.
"tapi kau suka kan?" Namjoon menarik wanita itu ke dalam pelukannya dan mencium lembut rambut cokelat itu.
"Whatever do you say. I don't care" mendengar hal itu membuat namjoon sedikit kesal lantaran istrinya tidak marah padanya atau dapat dibilang bersikap cuek.
Padahal saat istrinya sedang marah itu lah yang membuatnya seratus kali lebih imut.
Oh jantungku. Ku mohon bertahanlah.
"Tampan? Ya Tuhan ngaca dulu gih?" Balasku dengan raut wajah yang menantang. Namjoon pun mengambil kaca yang entah kenapa tegeletak di atas meja tadi.
Lalu mengamati wajahnya.
"Mrs Kim. Aku hanya melihat wajah orang tampan disini." Ujar nya pura-pura tidak tau.
Aih. Ini dia pura-pura bego atau emang bego beneran.
"Jadi, aku menarik kesimpulan mrs Kim," Namjoon pun menaruh kaca itu kembali dan menangkup wajahku.
"Apa kita perlu ke dokter untuk memastikan apakah matamu telah berhenti berfungsi? Aku benar-benar khawatir padamu honey." Ujarnya sedih.
"APA MAKSUD MU AKU BUTA?!" teriak ku sambil menguncangkan tubuhnya.
"Aku tidak mengataimu buta honey." Dia tersenyum tak berdosa.
Ingin sekali ku tinju muka nya itu. Sabar sabar sabar."Apa kau tak mau tidur ini sudah larut malam. Aku tidak mau istriku bangun dengan kantong hitam yang menghiasi matanya."
Diapun segera menurunkanku dari pangkuannya.
Yah aku sudah lelah sih. Sampai sampai tak ada lagi tenanga untuk naik ke atas.
Ku langkahkan kakiku dengan gontai.
Beneran sumpah siapa sih yang bikin tanaga di rumah ini dan kenapa kamarnya harus berada di lantai 2. Hah kenapaaaaaa!
TERKUTUKLAH WAHAI ENGKAU YANG MEMBUAT TANGGA DI RUMAH INI.
Tiba-tiba tubuh ku terangkat. Aku pun memekik kaget, apa yang dia lakukan menggendongku sampai lantai 2? Oh Tuhaan dia memang gila. Tak waras. Sinting.
"Kalau kau mengomel terus, kapan sampainya." Gerutu Namjoon tetap terus berjalan.
Heran. Hey tubuh ku ini berat tau. Yah walaupun orang-orang selalu mengatakan aku kurus. Tapi kurus gini kan juga berat.
"Honey, Ngomong-ngomong tubuh mu berat. Sepertinya aku akan encok besok."
"Bodoh siapa suruh menggendong ku," aku memeletkan lidahku ke arahnya.
Tanpa butuh waktu yang lama dia membuka pintu dan menurunkan ku dengan hati-hati di atas tempat tidur.
Lalu dia merebahkan dirinya di samping ku.
Kami berhadapan menatap satu sama lain.
"Di rumah ini sepi ya?" Tuturnya sambil memejamkan matanya dan menarik selimut.
"Lalu?" Aku menyeritkan alisku. Entah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan kata-katanya. Ambigu gitu.
Namjoon membuka matanya. Sedangkan aku menggigit bibirku.
"Kau sudah selesai kedatangan tamu bukan?" Aku pun lantas menggangguk cepat.
Eh tunggu. Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu? Jangan jangan...
"Ayo kita buat baby," Ajak Namjoon dengan smriknya "Kita buat rumah ini ramai."
Aku menelan saliva ku dengan susah payah. Aku tau apa yang direncanakannya.
"ta-tapi ak-" ucapanku terpotong. Dengan cepat dia menindih ku dan melumat bibirku dengan ganas.
Aku yakin jika bibirku akan robek jika seperti ini terus.
Dia pun berhenti Lalu berbisik,
"Aku tidak ingin penolakan honey."
Oh Tuhan aku akan benar-benar mati kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Marriage Life
FanfictionBagaimana Kehidupan Bts setelah menikah bersama dengan istri dan anak-anaknya? Apakah damai sejahtera? Ataukah semua itu malah mendatangkan bencana? Kita tak akan pernah tau... . . . . . Penasaran? Just read and voment.