"Appa! Hana mau ice cream," Ujar Hana menunjuk-nunjuk sebuah gerobak ice cream dan segera menarik tangan Yoongi menuju gerobak tersebut.
"Hana-ya, kamu tidak boleh makan ice cream sekarang. Hana kan sedang pilek." Yoongi berjongkok, menjajarkan tinggi putri tersebut memberikan pengertian untuknya.
Mendengar hal itu, Hana mengerucutkan bibirnya, "Pokoknya Hana mau ice cream! Ice cream Appa!" Rengek Hana menarik lengan kemeja hitam milik Yoongi yang mungkin karena tarikan putrinya itu bisa membuat kemeja barunya robek menggenaskan.
"Hana kamu mau cepat sembuh kan? Nanti di marah eomma loh?" Yoongi pun mengeluarkan jurus special untuk menakuti putrinya yang dia kira akan berjalan mulus. Ternyata pikirannya benar-benar meleset.
"Biarkan saja! Hana mau ice cream! Ice cream appa!" Hana pun duduk di aspal jalan dan menggerakan kedua kakinya merengek untuk dibelikan ice cream.
Dasar keras kepala. Yoongi menggelengkan kepalanya. Ia kadang berpikir, mirip siapa kah anak itu jika sedang ngambek seperti ini.
"Kita beli yang lain aja ya, gimana?" Tawar Yoongi mencoba untuk menggendong gadis kecil itu. Dan tak berhasil dikarenakan Hana menendang dada yang berstatus appa-nya itu.
"Yoongi sabar-sabar. Ini anakku. Darah dagingku. Jangan sampai aku berbuat hal yang membuatku menyesal nantinya." Batin Yoongi dalam hati. Jika saja dia bukan anaknya sudah ia tinggalkan sedari tadi.
"Shireo!" Hana mengerucutkan bibirnya dan membuang muka. Kelakuan sama persis seperti anak kecil lainnya.
"Ehem, permisi tuan? Anda ingin membeli ice cream-nya? Jika tidak silakan keluar dari barisan. Pelanggan saya sudah mulai mengomel-ngomel," Usir pria setengah baya, penjual ice cream.
Sementara Yoongi yang mendengar hal itupun mendengus kesal dan menatap barisan di belakangnya yang mulai gaduh karena perbuatan anaknya. Dia bahkan tidak menyadari bahwa mereka berada disini sedari tadi.
Dengan amat terpaksa Yoongi pun mengendong Hana dengan erat. Walaupun Hana melawan appa-nya dengan kuat juga.
Tagisan Hana memekakkan ke segala penjuru taman bermain. Beberapa dari mereka ada yang terang-terangan melihat Yoongi dan Hana dengan sinisnya. Dan ada juga yang mengabdikannya dalam bentuk sebuah foto.
Kalian semua tentu tau siapa yang memfoto mereka. Siapalagi Kalau bukan fansnya.
"Hana-ya bagaimana appa belikan boneka teddy bear yang sangat besar?!" Seru Yoongi menoel-noel pipi putri semata wayangnya yang menggembung.
Hana bahkan pura-pura tidak mendengar penawaran appa-nya dan membuang mukanya ke arah yang berlawanan.
Yoongi menghela napas.
"Jae ni-ya kapan kau pulang? Aku menderita. Ternyata mengurus anak tak semudah itu." Gumam Yoongi dan terdengar oleh Hana dikarenakan jarak mereka yang berdekatan.
" jahat! Jadi Hana anak nakal maksud appa?" Hana menarik rambut Yoongi sambil menangis meraung-raung, tak lupa dengan teriakkannya.
"Hana! Appo! Tidak boleh seperti ini Hana. Kalau kau begitu, appa akan meninggalkan kau seorang diri disini!" Yoongi menatap tajam kepada putrinya. Bukan merasa takut namun kelakuan Hana semakin menjadi-jadi.
Dengan kesal Yoongi menurunkan Hana dan mendudukannya di sebuah kursi taman dan berpura-pura meninggalkan Hana seorang diri.
Dan akhirnya Yoongi bersembunyi di balik pohon. Selang beberapa menit bersembunyi putrinya itu tak kunjung mencarinya.
Dengan cepat dia kembali melihat kursi taman itu. Dan ternyata kursi itu kosong. Sekali lagi KOSONG.
Yoongi pun berlari mencari putrinya ke segala penjuru taman. Frustrasi karena putrinya tak ditemukan. Rasanya ingin sekali Yoongi menagis meraung-raung disana. Jikalau dia tak ingat dengan statusnya sebagai lelaki.
"Ya Tuhan tolong jaga putriku baik-baik. jangan biarkan orang mesum mendekatinya seperti Jungkook misalnya. Aku bahkan belum melihat lelaki brengsek yang akan menikahinya nanti. Semoga dia selamat." Yoongi merapalkan doa dalam hatinya. Ia merasa bahwa dia telah gagal menjadi seorang appa. Tidak seharusnya ia bersikap kekanak-kanakkan seperti ini.
seharusnya ia mengerti sifat seorang anak berumur 5 tahunan!
Ia pun mendudukan dirinya di sebuah pohon rindang dengan salah satu lengan yang menutupi kedua matanya.
Menutupi tangisan seorang Min Yoon Gi.
"Appa?" Tanya seorang gadis kecil yang suaranya familier di telinga Yoongi.
Yoongi pun melebarkan matanya. Kaget dengan sosok di depannya. Itu putrinya. Min Hana.
Diserbunya Hana oleh Yoongi. Memeluknya dengan erat. Seakan-akan tak mau kehilangan sosok yang disayanginya.
"Mian Hana, Mianneyo Appa bersalah tak seharusnya appa meninggalkan mu Hana," Lirih Yoongi dengan tangisan yang membuat baju putrinya sedikit basah.
"Ah gwencana appa! ini ice cream buat appa!" Hana menyodorkan ice cream dengan rasa cokelat kepadaku.
Bahkan dia masih ingat dengan rasa ice cream favorite appa-nya.
Hana tersenyum pada appa-nya. "Appa jangan menangis. Nanti appa jelek loh!" Ledek Hana sambil menghapus jejak-jejak air mataku dengan tangan mungilnya.
"Ngomong-Ngomong Hana kau dapat dari siapa ice cream ini? Siapa yang membeli nya?" Tanya Yoongi kepada putrinya.
"Jungkook Oppa!" Jawab Hana dengan kerasnya. Membuat Yoongi sukses melongo kaget.
OPPA! yang benar saja! Apa dia tak sadar dengan umurnya?!
Yoongi berdecak kesal. "Kenapa kau memangilnya oppa Hana?!"
"Karena kata Jungkook ajjushi Hana harus memanggilnya oppa baru di belikan ice cream!" Jawab Hana dengan polosnya membuat Yoongi menepuk jidatnya.
Aigo bayi besar itu. Lihat saja dia. Akan kuhabisi pedofil itu.
Dalam hati Yoongi bersyukur bahwa putirnya baik-baik saja.
Ya putrinya Min hana yang sangat berarti baginya.
.
.
.
.
.
A.n.halo semuanyaa. oke ini jadwal update terngaret gue astaga. gue have to say sorry to my precious readers. terima kasih untuk readers yang sudah setia nungguin cerita ini. makasih banyakkk. bagi yang gak nungguin juga gpp. gue tau ini konsekuensinya. jadi gue masih dalam keadaan berusaha untuk membangun konsistensi. sekali lagi maaff.
Salam,
Bini mphi selingkuhan suga
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Marriage Life
FanfictionBagaimana Kehidupan Bts setelah menikah bersama dengan istri dan anak-anaknya? Apakah damai sejahtera? Ataukah semua itu malah mendatangkan bencana? Kita tak akan pernah tau... . . . . . Penasaran? Just read and voment.