Make me disappear, please.

31 3 0
                                    

Dua hari berlalu sejak pertemuanku dengan Nando di lapangan. Ya, masih ingat bukan? Permainan "catch me" yang Nando mainkan? Mungkin itu sedang populer saat ini.
Aku melihat handphoneku. Begitu sepi. Dimana manusia yang selalu meneleponku?
Atau apa Nando sedang memainkan permainan lainnya? Seperti "Find me"

Seorang gadis berambut hitam pekat sebahu menghampiriku. Bola matanya begitu cokelat dan teduh. Ditangannya ia membawa dua cangkir teh hangat.

"Maaf kalo kemanisan." Gadis itu memelas. Wajahnya semakin manis dipandang.

"Good. I know you love sugar, Lensy Diane." Aku tertawa kecil.

"You know me better, huh?" Gadis itu mengambil tempat disampingku. Aku mengangguk pelan, memeluknya setelah ia meletakan cangkir teanya di meja.

Lensy Diane, gadis pencinta manis itu adalah sahabatku. Dia terlalu cerewet untuk menjadi sahabat seorang Freya. But, be differ it something, right? Lensy adalah pendengar yang sangat baik. Bukan hanya itu, dia banyak memberiku nasihat. Meskipun tingkat kealayan gadis ini terkadang diatas rata-rata, tapi menyenangkan memiliki manusia yang dapat merasa.

"Kamu bilang ke Nando kalo kamu disini?" Lensy melangkah mendekati jendela kamarnya.

"Ngak.. Kenapa?" Aku meminum teh buatan Lensy yang kadar gulanya mampu membunuhku.

"Lensy.. you really wanna kill me. Isn't it?" Aku berlari mengambil air putih untuk menetralkan rasa manis dilidahku.

"Yes. I am." Lensy menatapku kesal. Aku tersenyum semampuku.

"Pangeran Nando kamu datang tuh..." Lensy masih menempelkan tubuhnya pada jendela. Aku segera mencari sosok pangeranku diluar sana.

"Kok Nando .. padahal dari tadi aku ngak kontak-kontakan sama dia" aku menatap Lensy dengan wajah kebingungan.

"Love find you." Lensy bernyanyi pelan. Aku mencoba menahan senyumku. Melangkah perlahan keluar dari kamar Lensy.

"Apa kamu pernah dengar tentang kisah dua orang yang putus nyambung kayak kamu dan Nando  .." Lensy menatapku.

"Aku butuh akhir kisahnya, Lensy." Aku berbalik. Itulah Lensy, dia suka segala hal tentang banyak kalimat. Dia tahu aku mengharapkan akhir kisah bukan bagian seperti pembuka, pertengahan, dan apapun setelahnya.

"Sang Pria menyadari bahwa wanitanya itu adalah cintanya. Dia mengejar wanita itu. Lalu menjadikannya satu-satunya wanita dihidupnya." Lensy memelukku. Kami melangkah menghampiri Nando.

"Hy.." Aku menyapa Nando. Aku sangat bersemangat. Apa lagi setelah Linsy menceritakan kisah tadi.

"Hy? Freya.. hy." Nando tersenyum ala kadarnya. Tatapan Nando tidak fokus padaku.

Keluarga Lensy menyukai anak-anak. Itu sebabnya Rumah ini sangat ramai. Apa lagi disore hari seperti ini.
Nando duduk sejajar denganku. Namun cukup jauh dariku.

"Nando jangan kelamaan.. Udah KC belum?" Teriak salah satu pria disana.

Aku tertegun. Apa ini akhir cerita kami? Tunggu! Akhh... rambutku acak-acakan, wajahku tanpa bedak dan aku benar-benar terlihat kacau. Nando.. please don't do that!!!! Setidaknya beri aku waktu untuk berbedak dan mungkin menyisir rambutku.

"Merry.. kamu mau ngak jadi pacar Nando?" Teriak pria tadi.

Aku seperti ditampar oleh percaya diriku sendiri. Bisakah aku menghilang? Setidaknya saat ini saja. Siapapun, Make me disappear, please!!!!!!!!

Shouldn't come backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang