Waktu terasa berjalan sangat cepat. Bukan hanya waktu, dia juga. Nando Menyeretku mengikuti langkah panjangnya. Lalu berhenti di lapangan kami. Ya, lapangan kami. Lapangan yang letaknya dekat rumah kami. Tempat kami bermain sepanjang hari dahulu. Kini, lapangan ini masih menjadi tempat favorit. Tempat aku dan Nando mengukir sejuta kenangan disetiap sisi lapangan ini.
"Freya.." Nando masih membelakangiku.
"2 hal tentangku" Nando berbalik cepat. Kami beradu pandang. Wajah tampannya terlihat serius menanti jawaban.
"Woo... why so serious?" Aku melangkah menjauhi Nando. Nando menghempaskan tubuh tingginya disalah satu bangku di sisi luar lapangan.
"Oke .. kamu penyayang.." Aku menarik nafas dalam-dalam. Nando masih menunggu jawaban berikutnya. Aku semakin bingung harus memberinya jawaban seperti apa.
"And? I need more, Fre." Nando menatapku lekat-lekat.
"Everybody's know about this.. you're bla bla bla" Aku tertawa.
"Ganteng?" Nando tersenyum sok ganteng.
"Jelek. Kamu jelek" Aku kembali tertawa.
Jika kamu bertanya tentang hal yang ku lihat darimu, bukan dua hal, Nando. Terlalu banyak hingga aku tak tahu hal seperti apa yang kau harapkan dari jawabanku. Aku melihatmu sebagai cinta. Aku mengagumimu. Bahkan saat aku seharus membencimu, aku terlalu menyayangimu untuk meladeni benciku. You, love in my life, Nando Leman.
Nando memelukku. Entah pelukan sahabat atau apapun itu. Aku bahagia. Setidaknya aku memilikimu. Nando Leman, bisakah kita saling mencintai?
"Can i call you mine?" Aku berbisik. Nando terdiam.
"Freya.." Nando tersenyum nakal.
"catch me!" Nando berlari menjauhiku.
Ku pikir dia tak mendengar. Bodoh! Kalian cukup dekat untuk tak saling mendengarkan, Freya. Meskipun hanya bisikan. Tapi.. catch me? Apa yang kau inginkan?Apa kau memang inginkan aku tuk mengejarmu? Jika kau ingin aku mengejarmu, katakan sampai kapan? Sampai aku mendapati dirimu? Bagaimana jika aku mengejarmu, namun tak mendapatimu, apakah kau akan berhenti berlari dan mendapatiku?
Freya duduk menantikan Nando membawa es cream cokelat kesukaannya. Freya cukup berdandan untuk hari ini. Bedak dan lipstik orange yang biasanya hanya ia simpan di dalam tas samping berwarna ungu hari ini ia gunakan. Memang bukan yang pertama kali, namun seperti sedang kencan. Freya bahkan memilah baju apa yang ia ingin kenakan dan yang terpilih adalah baju lengan panjang berwarna biru langit. Biru adalah warna kesukaan Nando, jadi tak ada salahnya bukan, jika Freya ingin menyenangkan mata Nando. Selain itu, Freya dan Nando akan seperti pasangan kekasih karena baju yang Nando kenakan pasti warnanya juga Biru. Yups! Dan Freya memang benar tentang hal itu. Tetangga yang berpas-pasan dengan mereka pasti segera memberikan senyuman penuh arti.
"Nih." Nando menyodorkan sebuah kantong berwarna hitam. Didalamnya tentu saja es cream cokelat kesukaan Freya."Thanks." Freya tersenyum.
"Kamu ngak bakalan dicariin mama kan?" Nando menatap Freya. Ya, memang sudah sore dan Freya memang belum menghubungi mama tentang acara kencan yang bukan kencan sebenarnya itu.
"Um... Aku hubungin mama yah?" Freya tersenyum lagi. Menertawakan dirinya dalam hati.
"Biar aku aja. Kamu makan aja. Nanti keburu cair loh." Nando mengambil handphone dari tangan kecil Freya.
Ya. Begitulah seharusnya, Nando. Ini seperti kencan! Kau memang pria idaman. Telepon mamaku, darl. Aku akan sangat bahagia untuk itu. Freya menari dalam pikirannya.
Nando menghubungi mama. Meminta izin untuk membawaku berkeliling kompleks. Tentu saja mama tak akan melarang. Mama tahu aku menyukai Nando. Aku tak pernah mengatakan hal itu, hanya saja mama pernah muda. Mama tahu seperti apa cinta itu, dan tentu saja. Mama melihatku beberapa kali melompat kegirangan karena Nando mengajakku jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shouldn't come back
RomanceKita pernah saling mengejar. Saling mendapati, saling menghancurkan. Lalu kembali memeluk cinta. Rentetan itu berulang terus menerus. Aku, Freya Keen dan dia, pria yang ku harapkan, Nando Leman. Kita memeluk rasa namun tak merasakan rasa. Karena aku...