Suasana sekitar sekolah sudah cukup sepi ketika Melody dan Tari sampai gerbang sekolah. Tidak perlu menunggu lama, Tari sudah naik ke motor Milko ketika pemuda itu menghampirinya.
"Gue duluan, ya, Dy."
"Oke, Tar. Hati-hati!"
Melody melambaikan tangannya membalas lambaian Tari sambil tersenyum kepada Milko yang menanggukkan kepala padanya. Lalu Tari menepuk pundak Milko agar segera mengantarnya pulang.
Belum Melody berjalan untuk mencari kendaraan, sebuah motor menghampirinya. Melody menyipitkan mata seperti tidak asing dengan motor dan pengendaranya. Sedang Melody tidak tahu pasti siapa orang di balik helm full face itu.
"Naik!"
"Apa?" Melody mengerutkan kening bingung, sedetik setelah itu Melody sadar siapa orang yang ada di depannya saat ini.
Orang menyebalkan yang irit bicara. Sekalinya bicara, akan menambah kadar menyebalkannya.
Melody tidak menghiraukannya, bertingkah seolah dia tidak mengenal pemuda itu. Sambil terus berjalan melewati pemuda itu, Melody menahan tawanya. Sekali-kali orang seperti Rey memang harus diberi pelajaran. Agar tidak seenaknya saja.
Rey mencekal lengan Melody dan menyeretnya untuk naik ke atas motor. Tanpa kata, hanya melihat mata tajam itu saja nyali Melody langsung menciut.
Melody bersungut-sungut sambil naik ke boncengan Rey. Namun Rey tidak menggubrisnya, lalu perlahan Rey membawa motornya melaju membelah kota.
"Menyebalkan!"
Rey hanya tersenyum mendengar gerutuan Melody. Sudah dibilang, ini pasti menarik. Melody... memang dikirim Tuhan untuk Rey agar dunianya lebih berwarna. Entah siapa yang nantinya akan terjebak dalam permainan itu sendiri.
YOU ARE READING
Melody of Rain
Fiksi RemajaMelody tidak ingin terjebak lagi dalam cinta. Patah hati untuk cinta monyet yang dianggap sangat menyakitkan. Dipermalukan di depan umum oleh seseorang yang sangat dia kagumi. Tapi sakit itu seolah hilang dalam sekejap saat dia tanpa sadar jatuh dal...