14. Naruto & Hinata

5K 320 38
                                    

***

Satu persatu tali yang melilit pergelangan tangannya terlepas diikuti ikatan lain pada bagian bawah kakinya. Air mata masih mendominasi dari jerit pilu melihat pria yang sangat ia cintai digotong oleh sosok yang bernama Kisame melangkah keluar.

Hinata berlari tak peduli jika kini penampilannya sangat mengenaskan, mungkin bila tidak seperti ini ia pasti sudah diperkosa oleh belasan preman disana.

Sampai ia meraih lengan pria berbadan kekar itu dan otomatis membuat Kisame menoleh. Dapat ia lihat kini Hinata menganak sungaikan air mata pedih itu melewati pipi memucat tersebut.

"Be..rikan Uzumaki-kun padaku... Hiks..." pintanya parau yang hanya diberi anggukan olehnya. Walau bagaimanapun, wanita didepannya itu adalah alasan sosok Uzumaki Naruto yang melegenda kembali hadir di Distrix-X.

Kali ini Hinata bersimpuh dilantai dengan Kisame yang menurunkan kepala Naruto pada pangkuan gadis itu. Pahanya begitu mulus, wajahnya sangat cantik, jangan lupakan pakaiannya yang sedikit terkoyak hingga membuat beberapa bagian intim Hinata terlihat. Bahkan Kisame tak menyangkal ia ingin sekali menerkam gadis Hyuga itu. Itupun jika ia tidak sayang dengan nyawanya.

Tangan halus dengan telapak yang memberi belaian lembut pada wajah Uzumaki-kun begitu bergetar hebat. Tangisnya kian pecah hingga menetes membasahi wajah Uzumaki-kun yang sangat mengenaskan. Hati Hinata sangat tergores dalam, membayangkan bagaimana pengorbanan Uzumaki-kun hanya bermodalkan tangan kosong untuk menyelamatkannya dan berimbas membuat pria itu mendapakan pukulan, tendangan, bahkan tembakan.

"Uzumaki-kun... Hiks... Hiks... Kenapa? Kenapa kau rela mengorbankan semuanya demi aku? Bahkan, Uzumaki-kun bisa mati dengan tindakan seperti itu... Lantas, bagaimana hatiku tidak terluka melihat Uzumaki-kun seperti ini... Hiks..."

Tangannya terangkat, membelai pipi basah sang kekasih lembut sembari menghapus jejak air mata peluh yang sangat tidak ia harapkan. Senyum tipis mengembang sebagai jawaban, ia bahkan masih sempat mengeluarkan suara kekehan walau dirasa nadanya terdengar menahan sakit.

"Aku tidak akan mati semuadah itu, Hime... Kau tau? Bahkan 5 tahun lalu aku pernah dikeroyok 5 preman sekaligus pemimpin diwilayah sini. Dan—aku menang meski hanya menggunakan rantai panjang sebagai senjata dengan mereka yang membawa senjata berbeda-beda." Naruto mengingatnya, yah—ia ingat betul saat dimana api dendam pada Nagato berawal dari pertengkaran kala itu. Hingga ia dan Yahiko bersekongkol untuk melakukan sebuah rencana licik untuk menjatuhkan Nagato.

Menggeleng kuat masih tersedu memandang wajah pria tercintanya. Hinata tak peduli akan hal itu. Satu-satunya yang ia inginkan hanya Uzumaki-kun akan baik-baik saja. Bahkan, jika saja terjadi hal buruk pada Uzumaki-kun, ia siap bersama pria itu walau harus nyawa sebagai taruhan.

Mengangkat kepala pria itu. Tanpa ragu Hinata memberi sebuah pandangan lembut penuh cinta yang membuat pancaran sebiru samudera itu kian terikat padanya.

Cup

Sebuah ciuman dihadiahkan Hinata dengan sangat lembut pada bibir Uzumaki-kun dengan tangan yang menangkup wajah bergores itu. Masih sempat memunculkan rona merah, namun hiasan indah kemerahan itu dinodai air matanya yang kembali meleleh.

Naruto hanya termangu ditempat. Sungguh ia tak menduga jika Hinata yang merupakan gadis pemalu yang sangat pasif kini memberi sebuah hal manis berupa ciuman. Mata indah itu tersembunyi dibalik kelopak mata putihnya, Naruto tetap menatap mata Hinata yang terpejam memberi lumatan pada bibirnya, bahkan tanpa ia perintah sebuah cairan bening merembes keluar melalui pelupuk matanya dibarengi responnya membalas lumatan Hinatanya, gadis tercintanya.

Response TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang