21.Dinner Family

1.4K 208 7
                                    

Komentar dong!

***

22.00

Tok! Tok! Tok!

Bryan mengetuk pintu kamar (Namakamu). "Dek! Lo masih belum tidurkan?"

(Namakamu) mendengar suara Bryan. Memang benar (Namakamu) masih belum tidur sampai sekarang, matanya tidak bisa tertutup seperti biasanya, dan pikirinnya melayang entah ke mana.

"(Nmk...) gue masuk ya?" Bryan langsung memutar knop pintu, ternyata pintu kamar (Namakamu) tidak terkunci.

Ceklek!

Bryan melangkah masuk, ia melihat (Namakamu) tiduran di atas kasur dengan mata yang masih terbuka. "Abang? Abang ngapain ke sini?" (Namakamu) yang baru menyadari kedatangan Bryan langsung merubah posisinya menjadi duduk.

Bryan juga ikut duduk di tepi tempat tidur (Namakamu). "Gue udah tau kok yang sebenarnya," ucap Bryan sambil menatap (Namakamu) sendu.

(Namakamu) membuang napas dan mengalihkan pandangannya dari Bryan. "Gue gak tau harus berbuat apa sekarang," buliran air mata kembali membasahi pipi (Namakamu).

Bryan mendekat dan langsung membawa (Namakamu) ke dalam pelukannya. "Lo gak usah berbuat apa-apa, lo tetap adek kecil gue dan akan selalu jadi adek kecil gue," Bryan mengelus lembut kepala (Namakamu).

Isak tangis (Namakamu) mulai mengeras. "Hiks...hiks...gue tau itu bang, tapi..."

Bryan merenggangkan pelukannya, kemudian ia memegang kedua bahu (Namakamu). "Tapi apa? Gak usah pake tapi-tapian, gue gak peduli apa kata orang. Mau lo adek kandung gue atau bukan, gue tetap sayang sama lo seperti adek gue sendiri," Bryan tersenyum.

Hiks! Hiks! (Namakamu) menundukkan kepalanya.

Bryan mengangkat dagu (Namakamu) untuk menatapnya, kemudian ia menghapus air mata (Namakamu) menggunakan kedua ibu jarinya. "Udah jangan nangis, sekarang lo tidur ya? Istirahat, besok sekolah loh," kekeh Bryan.

(Namakamu) tersenyum, kemudian ia merubah posisinya menjadi berbaring.

Bryan menarik selimut (Namakamu) sampai menutupi badannya. "Oh iya, Iqbaal tadi telpon gue, dia nanya sama gue kenapa lo gak bales pesan dia,"

"Terus lo jawab apa?"

"Terus gue jawab gini '(Namakamu)nya lagi kecapekan dia udah tidur pulas banget kayak kebo' bhahaha," jawab Bryan diiringi tawa meledak.

"Sembarangan lo dog!" (Namakamu) melempar boneka pandanya ke arah Bryan.

Dan lemparannya meleset, Bryan mengambil boneka panda itu dan membalas melempar ke arah (Namakamu). "Udah sana tidur bo," setelah melempar boneka itu Bryan langsung berlari keluar kamar.

"Abang Bryan dugong!" pekik (Namakamu) kesal karena lemparan Bryan tepat mengenai wajahnya.

Beberapa saat kemudian kepala Bryan muncul di pintu kamar (Namakamu). "Tidur woy! Jangan teriak-teriak, entar ni rumah rubuh lagi denger teriakan lo yang cempreng itu,"

"Sialan lo!" umpat (Namakamu).

Bryan tertawa melihat ekspresi kesal (Namakamu). "Yaudah-yaudah, good night adek emesh," ucap Bryan sambil memberi kiss bye, kemudian ia menutup pintunya.

"Gue beruntung," gumam (Namakamu) sambil menatap langit-langit kamarnya.

***
11 Mei

Fungi & Larva • IDR✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang