***
05.45
Iqbaal membuka matanya, kemudian ia merubah posisi tidurnya menjadi duduk. Ia mencari keberadaan bundanya di sekelilingnya, dan nihil ia tidak menemukan bundanya di ruangan ia dirawat. 'Kesempatan gue buat ke rumah Fungi,' Iqbaal menyibak selimutnya.
"Demi Fungi!" seru Iqbaal mencabut infus yang ada di tangan kirinya, "awws.." ringis Iqbaal ketika ia mencabut infusnya.
Iqbaal berdiri dan berjalan dengan langkah pelan, ia merasa kepalanya masih sedikit pusing.
Ceklek! Pintu terbuka dan menampakan Bunda Rike yang mengenakan mungkena. "Iqbaal, kamu mau ke mana?" tanya Bunda Rike melihat Iqbaal yang sudah berada di depannya.
Iqbaal tersontak kaget. "Emm...anu..bun Iqbaal mau ke toilet," jawab Iqbaal gelagapan.
Bunda Rike melihat infus Iqbaal yang tidak terpasang lagi. "Infusnya kenapa kamu cabut?" Bunda Rike menatap Iqbaal, "Iqbaal! Jawab bunda jujur! Mau ke mana?"
"Iqbaal mau ke rumah Fungi bunda," jawab Iqbaal sambil ingin melangkah keluar.
Tapi Bunda Rike mencegahnya, "Iqbaal kamu itu masih sakit!"
"Iqbaal gak peduli bunda, pokoknya Iqbaal mau ke rumah Fungi," jawab Iqbaal terkesan keras kepala.
"Tapi Iqbaal! dokter belum ngizinin kamu pulang, bekas jahitan kemaren malam masih belum kering total sayang," cegah Bunda Rike.
"Aku tau bunda, tapi aku udah ngerasa baikan kok," ucap Iqbaal. "Please...bunda izinin aku ke rumah (Namakamu)," Iqbaal memohon sambil menyatukan tangannya di depan Bunda Rike.
Bunda Rike menghela napas pasrah, tidak ada pilihan lain ia harus mengizinkan Iqbaal pergi karena kalau tidak Iqbaal pasti akan nekat pergi sendiri. "Hm...yaudah bunda izinin, tapi kamu tunggu dulu ya bunda mau izin sama dokter dulu."
Iqbaal langsung memeluk bundanya. "Makasih bunda, bunda baik deh," ucap Iqbaal mencium pipi bundanya.
Bunda Rike merenggangkan pelukan Iqbaal, "yaudah bunda izin ke dokter dulu ya," ucap Bunda Rike sambil melepaskan mungkenanya dan pergi melangkah keluar.
"Kalau dokternya gak ngizinin bunda paksa ya," teriak Iqbaal bersemangat. "Yess...bentar lagi gue ketemu Fungi," desisnya girang.
***
09.30
Bryan berlari santai ke arah rumahnya, ia baru saja selesai jogging pagi ini.
"Loh? Kok pager rumah gue ke buka? Perasaan tadi pagi udah gue tutup, pasti Bi Surti nih yang lupa nutup," ucap Bryan kaget saat melihat pagar rumahnya terbuka lebar.
Ia pun berjalan masuk, "loh kenapa pintu rumah juga kebuka? Gak mungkin Bi Surti lupa nutup," Bryan melangkah masuk.
"(Namakamu)! Lo di mana?" teriak Bryan sambil menaiki tangga. "Lo ada di kamar?" Bryan melangkah menuju kamar (Namakamu).
Tok! Tok! Tok!
Bryan mengetuk pintu kamar (Namakamu). "(Namakamu) lo di dalem?"
Tidak ada sahutan hanya ada suara isak tangis, Bryan semakin menggedor pintu kamar (Namakamu). "(Namakamu) lo kenapa?" Bryan semakin mengkhawatirkan keadaan (Namakamu).
Ia langsung memutar knop pintu kamar (Namakamu), tapi sial! Pintunya terkunci. "Ck, (Namakamu) jawab gue! Lo kenapa? Jangan bikin gue tambah khawatir dek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fungi & Larva • IDR✔️
Fanfic[Complete] (Namakamu) Serlin Herman adalah seorang gadis remaja berparas bule Jerman yang mampu menarik hati seorang laki-laki tampan yang bersifat bad-play boy yang bernama Iqbaal Dhiafakhri Rajendra. Iqbaal berpikir akan selalu mengganggu dan menj...