***
Iqbaal menarikkan bangku untuk (Namakamu) duduk. "Silahkan duduk tuan putri!" Iqbaal membungkuk memberi hormat.
(Namakamu) membalas Iqbaal dengan senyuman, kemudian ia menduduki bangku yang Iqbaal siapkan untuknya.
"Jadi inget masa muda," celetuk Ayah Herman sambil duduk di bangku di samping (Namakamu).
Bunda Rike terkekeh mendengar celetukkan Ayah Herman. "Ayo silahkan dimakan," Bunda Rike duduk di bangku di samping Iqbaal.
(Namakamu) menatap makanan yang sudah dihidangkan di atas meja. Makanan banyak sekali dan bermacam-macam, tentu saja menggugah selera. "Bunda masaknya banyak banget," (Namakamu) mengalihkan pandangannya menatap Bunda Rike yang duduk besebrangan dengannya.
Bunda Rike tersenyum tipis. "Iya dong, bunda sengaja tau masak banyak gini cuman buat Mukufi bunda," Bunda Rike mengambil mangkuk yang berisikan pasta, kemudian Bunda Rike menungkannya ke piring (Namakamu) yang masih kosong.
"Bunda, aku bisa ngambil sendiri kok," tolak (Namakamu).
"Udah biar bunda aja."
Mereka semua pun mulai memakan hidangan yang sudah tersedia. Saat ini hanya ada suara garpu dan sendok yang bertemu dengan piring, tidak ada yang memulai pembicaraan sampai hidangan sudah habis tersantap.
"Ngomong-ngomong Mama (Namakamu) kenapa gak dateng?" Bunda Rike memulai pembicaraan.
"Istri saya saat tadi sore menggantikan saya pergi ke Jerman karena ada urusan mendadak," jawab Ayah Herman sambil membersihkan sisa-sisa makanan di sekitar bibirnya dengan tisue.
"Iqbaal mau ngasih sesuatu nih sama (Namakamu)!" pekik Iqbaal sambil berjalan mendekat ke tempat (Namakamu) duduk.
(Namakamu) terlihat malu-malu ditatap oleh Bunda Rike dan ayahnya.
Iqbaal mengeluarkan sesuatu dari kantung jasnya, kotak kecil berwarna merah. "Itu apaan? Isinya katak ya? Kamu mau bales jahilin aku?" tebak (Namakamu), karena ia sudah pernah mendapatkan hadiah seperti itu dari Iqbaal dan isinya adalah katak yang menjijikan.
"Nggak dong sayang, dulu 'kan kamu belum jadi pacar aku, sekarang kamu udah jadi pacar aku jadi isinya beda," (Namakamu) manggut-manggut pertanda mengerti.
Iqbaal berjongkok memajukan salah satu kakinya ke depan, ia berjongkok di depan (Namakamu) yang sudah berdiri. "Happy Anniversry 2 month Fungi!"
"Aku cuman mau ngasih kamu benda yang bisa ngisi kesepian di jari manis kamu, jari manis kamu lagi sepi 'kan?"
"Ya 'kan aku nungguin kamu," (Namakamu) terkekeh.
Iqbaal membuka kotak kecil berwarna merah itu. "Ini cuman buat jaga-jaga doang kok, kalo ada cowok yang berani deketin kamu," Iqbaal mengeluarkan isinya, dan ternyata isinya adalah cicin perak yang cantik. "Yang sebenarnya nanti pas kita mau tunangan sehabis lulus SMA," lanjutnya.
Mata (Namakamu) berbinar, ia terharu melihat Iqbaal yang bisa seromantis ini. 'Ini beneran 'kan ya?'
Iqbaal tersenyum melihat pacaran mata (Namakamu) yang terlihat terharu bahagia. Kemudian Iqbaal memakaikan cicin itu di jari manis tangan kanan (Namakamu). "Aku sayang kamu," ucap Iqbaal lembut mengecup pelan tangan (Namakamu).
"Aku lebih sayang kamu," balas (Namakamu) tersenyum sumringah sambil menatap mata Iqbaal yang juga menatap matanya.
Prok! Prok! Prok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fungi & Larva • IDR✔️
Fanfic[Complete] (Namakamu) Serlin Herman adalah seorang gadis remaja berparas bule Jerman yang mampu menarik hati seorang laki-laki tampan yang bersifat bad-play boy yang bernama Iqbaal Dhiafakhri Rajendra. Iqbaal berpikir akan selalu mengganggu dan menj...